Sejujurnya...
Aku memiliki mimpi menikmati kebebasanku.
Tidak terkekang aturan.
Tidak menggantungkan harapan.
Tidak mengharap kebahagiaan pada orang lain.
Aku ingin bebas...
Berjalan dengan kakiku sendiri.
Meski jalan yang aku pilih terjal penuh rintangan.
Aku tidak akan menyerah... Tidak akan berhenti.
***
Selena berdiri di depan pintu masuk rumahnya. Sudah lama sekali dia tidak berkunjung kemari. Setelah pernikahan dan pindahnya dia ke kota, jarang sekali dirinya memiliki waktu luang untuk sekadar menemui kedua orang tuanya.
Bukannya dia tidak merindukan mereka tapi dia masih belum bisa menerima perubahan hidupnya yang tiba-tiba, berkat keputusan egois dari sang ibu serta sang ayah.
Lama sekali wanita itu berdiri di sana, sampai seorang tetangga yang tak sengaja melihat Selena kemudian menyapa.
"Selena, kamu kah itu?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com