"Mama.... Mamaaa!"
Selena menjerit histeris ketakutan dan menendang-nendang pintu reyot itu sekuat yang dia bisa. Karena kakinya yang lemah, tendangan itu tidak berarti apapun.
Selena tidak bersalah!
Selena tidak salah Mama!
Takut... Huu... Uuuu...
Lyana berdiri di sana menatap pada gubuk gelap di tengah-tengah pohon jati, matanya dingin dan tampak sangat jahat.
Saat kilatan masa lalu melintas di benaknya, tubuhnya mulai limbung.
Untungnya wanita paruh baya segera meraih tubuh Lyana, jika tidak, dia bisa jatuh terjungkal ke belakang.
"Ayah... Lyana bersalah. Lyana takut... Takut Ayah...."
"Hiks... Hiks... Tolong Ibu... Aaaaaa!"
Lyana memijat pelipisnya yang berdenyut-denyut. Entah mengapa kenangan suram dari masa kecilnya teringat. Padahal kejadian itu sudah lama sekali berlalu. Pasti karena dia malam ini merasakan perasaan familiar dengan kejadian itu, dia jadi terngiang-ngiang kehidupan masa lalunya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com