Alarm telah berbunyi lima menit yang lalu. Ibunya juga sudah mengetuk pintunya nyaring untuk membangunkan, namun Raina masih sangat enggan untuk beranjak dari balik selimut.
Dia sudah bangun, dia hanya masih ingin memejamkan mata dan merebahkan tubuh lebih lama.
Sesekali dia melirik ponsel yang ada di atas meja belajarnya, benda itu tidak berbunyi sejak sore kemarin. Lebih tepatnya, tidak ada pemberitahuan yang ia inginkan.
Dia ingat kalau saat dia dan Ameera hendak pulang tadi malam, kekasihnya, Neandro menelepon perempuan itu dan nampaknya sangat mengkhawatirkan. Tapi pria itu tidak menghubunginya sama sekali. Bahkan setelah dia tiba di rumahpun, tetap tidak ada pemberitahuan.
"Apa dia tidak mempedulikanku? Kami bahkan tidak bertemu saat pulang kuliah," gumamnya dari balik selimut. Kesal. Dia memukul tempat tidurnya beberapa kali dengan keras hingga terdengar seperti suara orang berkelahi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com