Yo gesss, author up cerita lanjutannya chap sebelumnyaaa....
Maaf ya ges kalo author itu up nya nggak nentu :(
-----------------------------------------------------------
Okeh di chap ini ada kisah kisah romance nya gitu...
Jadi kayak horor, drama, +Romantis gituhh.....
WARNING!!
DISINI BANYAK TYPO KARENA KEYBOARD NYA NGAJAK GELUD.
-----------------------------------------------------------
Ada suara orang yang berjalan dengan santai ke arah Clara, Clara pun bersembunyi di guci yang besar, untung daja badannya Clara itu langsing dan kurus jadi kuat deh masuk ke tuh guci yang besar.
"Hey, kau tak usah bersembunyi disitu aku tau kau ada disitu."
DEG DEG DEG!!
Detakan jantung Clara ber degup kencang sangat kencang, sampai Clara berkeringat dingin.
.
.
.
"WHAT?!, dia tau kalau aku disini?! Aku sangat panik, aku harus bagaimana ini? , apa aku hanya harus keluar dari sini dan secepat cepatnya lari dari sini?" Tanya Clara dalam hati dengan badan yang gemetaran dan keringat dingin yang bercucuran dari tubuhnya.
"Hey, kau sedang apa di dalan sini cepatlah keluar di situ banyak nyamuk, tenang aku orang baik, aku tak akan menyakiti mu, okey? Percayalah padaku." Ucap Pria remaja itu sambil menengok ke dalam guci besar yang berisi Clara :v
Beberapa menit kemudian Clara pun keluar dari guci itu, dengan rasa ridak yakin dan curiga Clara langsung mengambil pecahan beling yang ada di sampingnya lalu menjauh dari seorang pria remaha itu, pria itu mungkin seumuran oleh Clara.
"OMG, sudah ku bilang aku taj akan menyakiti mu sedikit pun, untuk apa aku menyakiti sesama manusia, apa kau juga terjebak di dalam sini? Aku sungguh sungguh bosan sendirian di bangunan kerajaan ini." Ucao nya yang membuat Clara terkejut bukan main, kenapa tidak ya karena ada manusia yang sama sepertinya di dalam alam sebelah ini.
"K-kau manusia juga seperti ku? Omg aku tak bermimpi bukan?" Ucap Clara yang menampar pipinya sendiri tak percaya bahwa ini adalah kenyataan, Clara pun juga mendekati pria itu dan tanpa ia sadari, Clara mencubit pipi chuby pria itu.
"AWWW, kau mencubit pipiku sampai sampai pipiku yang mulus ini merah!" Ujar pria itu yang membuat Clara kaget, dan pipi Clara mulai memerah.
"U-ups maaf." Balas Clara sambil memalingkan badannya, agar tak ketahuan bila pipi nya memerah.
Pria muda itu pun membalik tubuh Clara dan mengulurkan tangannya tanda awal perkenalan mereka.
"Hi, namaku Joan salam kenal, aku harap kita bisa lebih dekat, namamu siapa?" Tanya Joan,mengatakannya dengan jarak yang lebih dekat.
"Anu eee, namaku Clara, salam kenal, maaf aku terlalu gugup, hehe." Balas Clara sambil menutup mukanya dengan tangannya karena pipinya yang memerah, bagaimana tidak, jarak Joan dan Clara sangat lah dekat.
"Kau cantik." Puji Joan yang berhasil membuat Clara salah tingkah.
"Ya aku tau itu, kau juga tampan." Balas Clara sambil mencubit pipi Joan.
"Sebaiknya kau tak usah lama-lama disini, jika kau terlalu lama disini kau akan jadi seperti diriku yang terkena kutukan dari bangunan kerajaan ini." Ucap dan tegas Joan sambil memegang tangan Clara dan mendekatkan wajah Joan ke Clara.
Joan povs
Aku yakin kau sudah lupa denganku, tapi ku harap kau tak luoa denganku.
Clara aku tak menyangka aku bisa bertemu dengan mu di sini.
Kau sekarang kebih cantik ya.
Saat aku berada didekatmu jantungku selaku berdegup kencang dan nyaman.
Sejak dulu aku selalu menanti saat yang pas untuk ne...
BRUKKK!!!
Suara orang terjatuh, ya siapalagi kalau bukan Clara :v ya dia memang ceroboh.
"Hei Clara kau tak apa-apa? Dasar ceroboh." Ujar Joan sambil menarik tangan Clara.
Author povs
Karena Joan tersadar dari lamunan nya Joan pun mulai membawa Clara ke ruang tamu untuk berbincang-bincang lebih lanjut.
"Btw Joan apakah kamu melihat rubah yang berkeliling di sekitar bangunan ini? Aku mencari-cari rubah itu tetapi tak bertemu." Ujar Clara dengan sikap tangan yang taruh di dagu sambil menatap Joan dengan serius.
"Apakah dia membicarakan tentang roh ku yang berkiliaran dengan seenaknya saja? Sepeetinya iya, baiklah aku akan cerita tentang diriku padanya." Ucap Joan dalam hati sambil menatap Clara dengan tajam.
"Etto.... Sebenarnya rubah itu adalah roh ku yang berkeliaran dengan sikap ku yang seenaknya jadi maaf kalau aku melakukan hal yang ceroboh heehee." Ucap Joan dengan raut wajah ya begitulah tak bisa dijelaskan dengan kata-kata author.
"Hei apa maksu..." Ucap Clara terpotong.
"Stttt aku akan menjelaskannya jangan banyak tanya dengan sikapmu itu." Ucap Joan sambil menaruh jari telunjuk nya di bibir Clara.
"Aku terkena kutukan karena telah tinggal lama di bangunan tua ini, sepertinya jika kau terlalu lama disini kau akan sepertiku dan aku minta pertolongan dari mu bila kau mau, bisakah kau mencari rubah itu dan membawanya kepadaku? Aku tak bisa terkena sinar matahari." Ucap Joan panjang lebar, Clara seksama mendengarkan penjelasan nya Joan dengan raut wajah yang serius.
"Baiklah aku akan membantumu tetapi syaratnya jika kau sudah kembali dengan ro mu ku minta kamu mendampingiku selama perjalanan ku, kau mau?" Ucap Clara sambil menggunakan senjata andalannya yaitu menggunakan puppy eyes nya yang membuat hati Joqn luluh eakk.
"hnn baiklah hanya untukmu." Ucap Joan dengan pipi nya yang mulai memerah.
"Yatta! Makasih Joan." Ucap Clara dengan girangnya.
Clara istirahat di ruangan yang di persilakan oleh Joan untuk di tempati nya untuk sehari saja karena jika lama Clara akan terkena kutukan sama seperti Joan.
.
.
.
"Clara! Clara, kau ingat denganku bukan?" Ucap seorang pria yang membangunkan Clara.
"Hans? Bagaimana bisa?" Tanya Clara dengan kebingungan.
.
.
.
.
Hans adalah sahabatku nama panjangnya adalah Joan Amasya Hans .
Dia adalah sahabatku yang paling baik dan aku memanggilnya dengan sebutan Hans, apa kalian pikir Hans ini adalah Joan? Aku sebenarnya memang berpikiran seperti itu dan yang paling membuatku paling percaya kalau Hans adalah Joan yaitu Muka dan badannya yang atletis itu sangat mirip dengan Joan tetapi aku menahan untuk menanyakan Hans kau sebenarnya adalah Joan? Tetapi aku menahannya karena aku akan memikirkan apa yang akan terjadi seturusnya.
"Hans itu kau kan?" Ucapku sambil memegang pipi nya dan menampar agak keras di pipinya.
"Hey Clara apa-apaan kamu ini, ya iyalah aku Hans dih kamu nih masa gak ingit sahabatnya sendiri sih." Ucap Hans dengan muka cemberut nya yang khas.
"Ululu Hans aku ingat kok, kamu selama ini kemana aja? Aku gak ketemu kamu selama 1 tahun loh, ish nyebelin banget sih." Ucapku sambil memalingkan membelakangi Hans.
"Ya maaf hehe sekarang kita habiskan waktu bersama lagi ya hanya untuk kita berdua saja." Ucap Hans sambil merangkul ku dari belakang eits jangan salah paham aku dan Hans hanyalah seorang sahabat.
"BTW kita lagu dibawah pohon maple kok bisa tarikan aku di bangunan kerajaan yang kosong?" Tanyaku kepada Hans sambil memegang daun yang jatuh dari pohon maple tersebut.
"Owh itu gak usah di pikirin pokoknya kita main bersama aku sangat kangen sekali sama kamu." Ucap Hans sambil menaruh dagu nya tepat di ubun-ubun kepala ku.
.
.
.
.
Setelah aku bermain sedikit lama dengan Hans aku pun lelah dan kembali berbaring di paha nya Hans sambil di bawah pohon maple yang indah ini.
"Hari ini adalah hari terbaik dalam hidupku, Plis kau jangan pergi lagi dari hadapan ku, Hans aku mencintaimu." Sudah lama aku mencintai Hans tapi takut aku untuk memberitahu dia dan aku pun lega bisa bertemu dengannya lagi dan mengatakan perasaan ku yang sudah lama ku pendam.
"Mungkin sampai disini kita bertemu aku akan pergi dulu Clara, bye Clara aku juga mencintaimu dengan tulus dari lubuk hati ku yang terdalam, kita akan bertemu lagi cepat selesaikan perjalanan mu yang amat panjang." Ucap Hans sambil mengecup kepala ku dan dia hilang dengan perlahan seperti asap tetapi ini seperti berubah menjadi kunang-kunang yang indah bersinar di depan mataku.
Aku terduduk sambil menangis dengan air mata yang terus-terusan keluar aku memegang tangannya berharap dia tak akan pergi lagi, tetapi sudah terlambat dia hilang sepenuhnya dan tertiup oleh angin yang membuat nya hilang lebih cepat, dengan bersedih hati aku terpaku menatap langit sambil menangis dengan diam membisu dan tatapan yang kosong menatap langit yang berwarna senja, angin yang meniup rambutku beserta seluruh tubuhku membuat rumput-rumput bergoyang dan daun maple yang berterbangan.
Aku hanya diam membisu tak tahu bagaimana aku hanya harus merelakan nya pergi tetapi susah bagiku begitu saja mekupakannya setalah sekian lama dia meninggalkanku, parahnya lagi aku baru saja menyatakan bahwa aku mencintainya dia pun begitu tetapi dia tiba-tiba menghilang dengan cepat membuatku sedih membisu.
.
.
.
.
"HANSSS!!!!!" Teriakku sambil mengacak-acak rambutku.
Oh shit ternyata hanya mimpi membuatku menangis dengan nyata sambil ketakutan.
"Clara?!!! Ada apa?!!" Ucap Joan sambil berlari ke tempatku dan menenangkan diriku, entah kenapa waktu aku berada di dekatnya aku merasa nyaman dan tenang seperti dalam zona yang aman.
"Hans! Hans! Joan a-aku..." Racau ku tak jelas karena Ter Isak tangisan sambil menatap Joan dengan sedih.
"Hans? Owh iya aku lupa kalau Hans adalah diriku sendiri hehe, andai kau tau aku itu Hans mungkin ada saat nya aku beri tau kamu, dan apa kau lupa denganku? Tak mungkin kau hanya memendam nya karena takut untuk menanyakan nya, kenapa kamu memimpikan aku dan pas sekali aku juga bermimpi kamu." Ucap Hans dalam hati dengan memeluk erat tubuh Clara.
.
.
.
.
"Haruskah aku bertanya pada Joan kalau Hans adalah kamu?" Ucap Clara dalam hatinya dan memeluk balik tubuh Hans dengan erat dan terasa nyaman dan hangat.
"Joan, bolehkah aku bertanya sesuatu?" Ucap ku dengan gugup.
"Ya tentu saja kenapa tidak." Balas Joan sambil memegang tanganku.
"Apakah sebenarnya kau itu adalah Ha--" Tanya ku terpotong gara-gara mulutku ditutup dengan tangan Joan dan dibawanya aku ke tempat yang tertutup jelas sekali tempat yang bagus untuk bersembunyi.
"Shut up Clara, disini ada nenek-nenek yang jahat dia kesini setiap dua Minggu sekali ke sini karena ingin mencari mangsanya untuk sebuah percobaan nya yang kejam." Peringat Joan sambil menatap wajahku dengan jarak yang cukup dekat membuat pipiku memerah sesaat, Joan menjelaskannya karena tak ingin aku banyak tanya dan tetap diam.
"Baiklah aku akan diam." Balasku dengan memalingkan wajahku dari Joan karena tersipu malu dengan dekatnya jarak wajah ku dengan wajah Joan.
BRUKK!!
Satu kecerobohan lagi aku buat di saat yang tidak tepat.
"Siapa disana!?" Ucap nenek-nenek tersebut sambil waspada.
...
Gimana nih ges ceritanya udah up pada kangen?
...
Jangan lupa tinggalkan jejak dulu ges biar author makin seneng dan makin banyak yang baca nya nih guys....
Sekian terimakasih