webnovel

Chapter 04 : Gaya Rambut dan Ketertarikan

Pada jam istirahat, Yuzurika dan teman-temannya makan siang di dalam kelas mereka. Mereka menyatukan dua meja dan duduk berhadapan. Yuzurika membawa bekal makan siang buatan ibunya, Akari juga membawa bekal makan siang buatan ibunya, Aria membawa bekal buatannya sendiri, sementara Naruko membeli roti yakisoba dan roti melon dari kantin.

"Akhir-akhir ini kau sering membeli roti di kantin, kenapa?"

"Iya, biasanya Naruko-chan membawa bekal sendiri."

"Hmm.. Sebenarnya kakak laki-lakiku yang membuatkanku bekal."

"Oh iya, dulu kau pernah cerita kalau kau punya kakak laki-laki!"

"Lalu, kenapa kakak laki-lakimu tidak membuatkanmu bekal lagi?"

"Akhir-akhir ini dia sibuk, aku bahkan jarang bertemu dengannya sepulang sekolah."

"Hmm.. Mungkin kakak laki-lakimu sibuk dengan pacarnya."

"Mana mungkin kakak laki-lakiku punya pacar!!!"

Naruko berteriak sambil memukul meja dengan sangat keras, sekeras yang ia bisa.

"Kenapa kau marah? Dan kenapa wajahmu memerah...?"

"Tanganmu.. Pasti sakit..."

Kata-kata Aria membuat Naruko tersadar, tangannya kesakitan karena memukul meja dengan sangat keras, sekeras yang ia bisa. Naruko berteriak kesakitan sambil memegangi tangannya yang sakit itu dengan tangannya yang satunya lagi.

(Lambat sekali dia menyadarinya...)

Yuzurika, Akari dan Aria bersamaan berbicara di dalam hati mereka, mereka sama-sama berpikir demikian. Setelah jam sekolah berakhir, mereka berempat pulang bersama. Mereka mengobrol sepanjang perjalanan pulang.

"Setelah kupikir-pikir, Aria, kenapa gaya rambutmu berbeda dari kami bertiga?"

"Benar juga, Akari, Naruko dan Aku mengikat rambut kami dengan gaya rambut twintail. Sementara Aria tidak mengikat rambutnya, dia hanya membiarkannya begitu saja."

"Apa salahnya? Kita kan punya gaya dan selera masing-masing."

"Omong kosong! Hari ini kami akan ubah gaya dan seleramu persis seperti kami! Yuzurika! Akari! Tahan dia!"

"Siap!"

Yuzurika dan Akari menjawab secara bersamaan, kemudian mereka segera memegangi tangan Aria. Yuzurika sepertinya tidak ada masalah, namun tidak dengan Akari. Perbedaan tinggi badan Akari dengan Aria jauh berbeda, Akari terlihat seperti anak SD yang memegangi tangan ibunya. Biarkan saja, yang penting pergerakan Aria dapat ditahan. Naruko berjalan ke arah Aria, ia memegang sisir dan sepasang pengikat rambut. Aria merinding ketakutan dan berteriak. Naruko dengan sigap menyisir rambut Aria dan mengikat rambutnya menjadi twintail. Karena tangan Aria ditahan oleh Yuzurika dan Aria, Naruko berhasil melakukannya tanpa ada masalah.

"Kenapa kalian begitu jahat kepadaku..."

"Ho! Terlihat sangat cocok denganmu!"

"Iya benar! Sangat imut, kawaii!"

"Saking kawaii-nya hingga menarik perhatian banyak orang."

Aria merasa sangat malu, ia segera duduk dan menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya.

"Inilah alasanku untuk tidak mengubah gaya rambutku, orang-orang memerhatikanku itu membuat aku malu.."

"Walau gaya rambutmu tidak diubah pun orang-orang juga tetap memperhatikanmu..."

"Heh!?"

"Itu benar!!! Dengan oppai sebesar itu, tidak ada orang yang tidak memperhatikanmu!!!"

Naruko dengan kesal bercampur iri menunjuk dada Aria.

"Dibandingkan denganmu, Akari jauh lebih baik. Dengan tubuh mungilnya dan dada ratanya membuat aku tertarik! Hehe hehehe!"

"Dadaku masih bisa berkembang!!! Tubuhku masih dalam tahap pertumbuhan!!!"

"Tenang saja Akari-chan! Naruko mu ini menerima setiap inci tubuhmu apa adanya! Jika kau tidak keberatan, izinkan aku mengarungimu dan membawamu pulang bersamaku!"

"Oi.. Naruko.. Nanti kau ditangkap polisi loh!"

Yuzurika peduli tidak peduli memperingati Naruko, saat itu seorang polisi sedang memperhatikan mereka.

"Maafkan aku, aku cuma bercanda..."

Naruko berhenti menggoda Akari dan segera minta maaf kepada Akari sambil menundukkan badannya. Meskipun ia bilang bercanda, namun jauh didalam dirinya ia benar-benar ingin melakukannya. Karena ketidakberdayaannya membuatnya menangis.

"Naruko!? Kenapa kau menangis!?"

"Jangan menangis Naruko-san!"

"Naruko-chan!?"