Berpisah sebentar dari Yui, kita kembali eihat kabar Liza yang memulai latihannya bersama Sang Ayah.
"Apa? Jadi aku harus puasa begitu?? Yang benar saja, Tuan!"
Tuan Anthony, memutar bola matanya jengah. "Aku tidak pernah bilang kata puasa, ya! Kau hanya tidak boleh makan dan minum SELAIN warna putih--"
"Tapi tetap saja, Tuan! Makanan yang berwarna putih itu hanya nasi dan umbi-umbian! Rasanya sedih sekali!" Liza merengek dan mengeluarkan ekspresi cemberutnya seperti bocah kecil.
"Kata siapa hanya ada nasi dan umbi-umbian? Sayur juga ada yang putih, seperti kubis, lobak, sawi putih! Ada juga ikan-ikan yang berdaging putih, kau bisa berburu juga saat kita menemukan sungai atau danau saat perjalanan nanti! Jadi jangan manja seperti itu!" decih Tuan Anthony dengan wajah malasnya.
Liza masih cemberut. Dia itu paling tidak suka diatur sebenarnya, apalagi perihal makanan yang dibatasi seperti ini.
"Lagipula untuk apa pula makan makanan yang serba putih? Daging rusa lebih enak!"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com