webnovel

Crazy Wife Vs Cold Husband

WARNING! Terdapat konten dewasa di dalam novel ini. Harap bijaklah memilih bacaan. "Kamu bebas melakukan apapun di rumah ini, kamu bebas pergi ke manapun, dan aku tak peduli dengan itu! Tapi, satu hal yang harus kamu ingat! Jangan pernah mengusik kehidupan pribadiku!" tegas pria berusia 25 tahun, berwajah Asia dengan ciri khas rambut panjangnya yang membuatnya terlihat tampan dan cool di mata para wanita, tepat di hadapan wanita yang baru saja sah menjadi istrinya. "Aku bahkan tak peduli dengan apapun yang berkaitan dengan dirimu! Jangan pernah menggangguku juga! Jika tidak, kamu akan tahu akibatnya! Kamu tahu, aku bisa melakukan apapun untuk membalas orang yang berani mengusikku! Dan, satu lagi. Jangan pernah menyentuhku, atau aku akan membuat dirimu menyesal, dan takan pernah sanggup untuk bangun kembali!" ancam gadis cantik serta berwajah lugu bernama Gabriela Anastasya Sasongko, berusia 21 tahun seraya menunjuk wajah pria tampan itu tepat di wajah pria itu. Siapa sangka? Di balik wajahnya yang lugu tersimpan sesuatu yang membuat pria itu hampir mengalami darah tinggi setiap harinya, serta mendadak membuatnya memiliki riwayat penyakit jantung. Menikah adalah jalan yang harus keduanya tempuh ketika keduanya terlibat dalam skandal yang terjadi akibat kesalah pahaman. Lantas, akankah pernikahan itu dapat membawa keduanya saling menerima kehadiran satu sama lain? Dan mungkinkah seiring berjalannya waktu dapat menumbuhkan benih cinta di hati keduanya?

Mahdania · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
409 Chs

CWCVH PART 299

Clara keluar dari ruang rawat Briel, kini hanya tinggal Erland dan Briel yang masih terlelap di atas brankar sana.

Dengan langkah pelan Erland mendekati kursi di dekat brankar dan mengambil kursi itu, dia semakin mendekatkan kursi tersebut ke brankar dan duduk di atas kursi tersebut seraya terus menatap lekat wajah Briel.

Terenyuh dan hancur. Ya, itulah yang hati Erland rasakan saat ini. Dia benar-benar sedih melihat keadaan Briel sekarang ini. Erland mengusap kepala Briel dengan pelan, berharap Briel takan terbangun. Dia tak ingin pergi ke manapun, dia ingin tetap menemani Briel di ruangan itu.

'Maafkan aku, Briel. Aku sungguh menyesal. Aku tahu, kamu pantas marah padaku, kamu pantas memakiku, aku takan pernah mengeluh untuk itu, tapi jangan mengusirku lagi ketika kamu bangun nanti. Aku ingin kita menghadapi masalah ini bersama-sama, aku janji takan meninggalkan dirimu lagi,' gumam Erland sedih.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com