webnovel
#ROMANCE
#R18
#COMEDY

Crazy Wife Vs Cold Husband

WARNING! Terdapat konten dewasa di dalam novel ini. Harap bijaklah memilih bacaan. "Kamu bebas melakukan apapun di rumah ini, kamu bebas pergi ke manapun, dan aku tak peduli dengan itu! Tapi, satu hal yang harus kamu ingat! Jangan pernah mengusik kehidupan pribadiku!" tegas pria berusia 25 tahun, berwajah Asia dengan ciri khas rambut panjangnya yang membuatnya terlihat tampan dan cool di mata para wanita, tepat di hadapan wanita yang baru saja sah menjadi istrinya. "Aku bahkan tak peduli dengan apapun yang berkaitan dengan dirimu! Jangan pernah menggangguku juga! Jika tidak, kamu akan tahu akibatnya! Kamu tahu, aku bisa melakukan apapun untuk membalas orang yang berani mengusikku! Dan, satu lagi. Jangan pernah menyentuhku, atau aku akan membuat dirimu menyesal, dan takan pernah sanggup untuk bangun kembali!" ancam gadis cantik serta berwajah lugu bernama Gabriela Anastasya Sasongko, berusia 21 tahun seraya menunjuk wajah pria tampan itu tepat di wajah pria itu. Siapa sangka? Di balik wajahnya yang lugu tersimpan sesuatu yang membuat pria itu hampir mengalami darah tinggi setiap harinya, serta mendadak membuatnya memiliki riwayat penyakit jantung. Menikah adalah jalan yang harus keduanya tempuh ketika keduanya terlibat dalam skandal yang terjadi akibat kesalah pahaman. Lantas, akankah pernikahan itu dapat membawa keduanya saling menerima kehadiran satu sama lain? Dan mungkinkah seiring berjalannya waktu dapat menumbuhkan benih cinta di hati keduanya?

Mahdania · Urbano
Sin suficientes valoraciones
409 Chs
#ROMANCE
#R18
#COMEDY

CWCVH PART 154

Selang tiga puluh menit setelah kepergian Briel, Erland pun meninggalkan ruangannya. Dia melajukan mobilnya kembali menuju kediamannya. Sebelum sampai di kediamannya, Erland pergi ke salah satu supermarket dulu untuk membeli sesuatu di sana. Dia akan memakainya nanti saat bertemu dengan Briel.

***

Sesampainya di kediaman, Erland melangkah dengan langkah yang amat pelan ketika menyadari Briel tengah duduk di meja makan. Tampak dari kejauhan Briel tengah memegang gelas di tangannya.

Erland melangkah perlahan mendekati Briel, hampir tak terdengar sehingga Briel tak menyadari kedatangan Erland.

Erland menundukan kepalanya. Dia mendekatkan bibirnya ke belakang telinga Briel.

"Aku pulang," bisik Erland.

"Ah!"

Dugh!

"Aduh!" Erland meringis saat Briel memukulkan gelas kosong di tangannya tepat ke hidungnya. Jangan di tanya lagi bagaimana rasanya ketika benda keras itu menghantam tulang hidungnya. Meski tak pecah, tetapi itu sangat menyakitkan.

"Apa yang kamu lakukan?" pekik Erland.