webnovel

Crazy Love Of CEO

Hari pernikahan adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh Sienna apalagi dirinya akan menikah dengan kekasih tercintanya. Sienna tersenyum senang begitu dirinya ingin keluar dari kamar hotelnya setelah dirias. Ia berjalan menuju lantai bawah hotel dengan mengenakan gaun pernikahannya tapi saat dirinya baru saja memasuki lift mendadak dirinya dibekap dari belakang dan matanya menutup saat aroma yang sangat menyengat tercium di indera perciumannya. Ketika sadar dirinya melihat bahwa ia sedang berada di aula pernikahannya dan semua keluarganya dan juga kekasihnya sudah diancam dengan senjata tajam agar tidak bergerak. Agar keluarga dan kekasihnya dibebaskan Sienna terpaksa menikah dengan pria yang bahkan ia tidak kenali sama sekali di hadapannya saat ini. "Kamu adalah takdirku dan akan aku pastikan kamu jatuh cinta padaku." Arga Bowie. Akankah Sienna jatuh cinta kepada pria  yang sama sekali tidak ia kenali?

noviaaryani · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
411 Chs

Sebuah kebaikan

Sienna menatap Arga yang masih menjilati jarinya.

"Sialan!" teriak Sienna.

"Sayang!" teriak Jenny, mamanya Sienna yang baru saja pulang dari belanja.

Sienna yang mendengar suara mamanya merasa ketakutan apalagi tubuhnya yang tidak memakai atasan dan ada Arga bersamanya. Arga tersenyum menatap Sienna yang ketakutan saat ini.

"Kenapa, Sayang? Apa sebegitu takutnya kamu bersamaku, hmm?" kata Arga dengan wajah dinginnya.

"Arga, tolong pergi dari rumahku. Mamaku bentar lagi datang, bagaimana ini?" tanya  Sienna terbata-bata.

Sienna merasakan Arga yang hanya diam dan berdiri mengernyitkan dahinya.

"Arga, tolong," pinta Sienna.

"Kamar kamu ada di lantai ini tidak?" tanya Arga.

"Untuk apa kamu mau ke kamarku?" tanya Sienna dengan gugup.

"Sienna sayang, Mama naik ya. Mama mau kasih lihat kamu semua barang yang Mama beli!" teriak Jenny.

Jenny melangkahkan kakinya menaiki tangga. Begitu sampai di depan kamarnya sendiri, Jenny membuka pintunya. 

Cklekk

Jenny masuk sambil membawa belanjaannya.

"Akhirnya ketemu kamar juga, lelah banget hari ini, Sienna ke mana ya? Kok dipanggil enggak menyahut," kata Jenny berbicara sendiri sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

***

Di dalam kamar Sienna, Sienna mendorong tubuh Arga.

Bugh

"Aku sudah menolongmu, bukan, Sayang?" kata Arga dengan smirk miringnya.

"Sialan! Arga, mending kamu segera pulang," kata Sienna.

"Ehh, ngomong-ngomong kok mama kamu tidak melihat mobilku?" tanya Arga.

"Mana aku tahu," balas Sienna.

Sienna sangat tahu mamanya jika fokus dengan satu hal tidak akan melihat sekitarnya. Bisa saja mamanya lupa itu bukan mobil di rumahnya. Mobil keluarga Sienna memang agak banyak, oleh karena itu mamanya bisa tidak mengenalinya.

"Arga, kamu pulang ya," kata Sienna.

"Kenapa? Bukannya kamu bisa mengajakku makan malam bersama, mungkin," kata Arga sambil menaik turunkan alisnya.

"Aku tidak sudi mengajakmu, aku harus segera pergi, Arga. Kekasihku sudah menungguku," balas Sienna.

"Kekasih yang mana, Sayang? Kekasihmu ini ada di depanmu. Apa kamu lupa apa yang tadi kita lakukan?" tanya Arga.

Arga mencengkram pinggang sienna dengan keras.

"Arga, lepasin, sakit," kata Sienna meringis.

"Kapan kamu bisa membuka hati untukku? Apa salahku?" kata Arga.

"Maaf, Arga. Aku tidak bisa membuka hatiku untuk kamu. Aku mohon padamu, mengertilah. Kalau kamu mencintaiku, jangan buat aku tersiksa seperti ini, biarkan aku bahagia dengan pilihanku," balas Sienna lirih.

"Baiklah, aku akan pulang," kata Arga lalu ia berbalik dan berjalan menuju pintu kamar Sienna untuk keluar.

Cklekk

Sienna yang di belakang Arga kaget.

"Sienna!" panggil Jenny terkejut.

Sienna terkejut melihat mamanya di depan kamarnya. Arga berdiri di depannya sedangkan dirinya di belakang. Untungnya tadi saat ia dibawa Arga ke kamar, Sienna buru-buru memakai pakaiannya.

"Sienna, apa yang kamu lakukan sama orang aneh ini?!" pekik Jenny heboh.

Sienna mendekati mamanya dan memegang tangan mamanya.

"Ma, dengerin Sienna dulu, Sienna bisa jelasin semuanya," kata Sienna.

"Sienna, Mama tidak pernah mengajarkanmu menjadi gadis nakal seperti ini. Kamu membawa laki-laki ke dalam kamarmu?!" bentak Jenny sambil menepis tangan Sienna.

"Ma, dengerin Sienna, Mama mau ke mana?" tanya Sienna sambil mengejar mamanya sedangkan Arga mengikutinya dari belakang.

"Stop, Sienna. Mama akan bilang semua ini pada papamu," kata Jenny.

Jenny mengambil ponselnya dan menekan tombol ponselnya.

Prang

Sienna terkejut melihat ponsel mamanya pecah.

"Apa yang kamu lakukan, Arga?!" teriak Sienna.

"Ya, aku hanya menolongmu saja karena mamamu ini sangat lebay. Aku muak mendengarnya," balas Arga santai dengan wajah dinginnya.

"Kamu pikir saya sudi membuat putriku menikah dengan pria gila sepertimu, lebih baik kau obati otakmu yang sakit itu," kata Jenny menatap sinis ke Arga.

Sienna sudah bergidik ngeri melihat Arga melangkah maju dan mendekat ke arah mamanya. Jenny berteriak memanggil pelayan dan para pengawal tapi tidak ada yang datang.

"Enggak ada yang datang ya, calon mertuaku?" tanya Arga dengan suara yang pura-pura polos.

"Arga, hentikan!" teriak Sienna.

"Kenapa, Sayang? Bukannya kamu tidak senang melihat mamamu yang selalu gegabah, hmm?" tanya Arga.

"Dia mamaku, Arga," balas Sienna.

Jenny merasakan ketakutan putrinya saat ini dan dirinya juga takut.

"Kamu enggak mau dengerin cerita aku, Sayang? Tadi aku sudah menyuruh para anak buahku untuk menyusul ke sini dan membius mereka semua," kata Arga dengan tawa yang mengerikan.

"Arga, aku mohon kamu tolong pulang sekarang, ya," pinta Sienna sambil berlutut di hadapan Arga.

Arga menatap tajam Sienna yang berlutut di hadapannya.

"Sienna, bangun!" perintah Arga.

Sienna menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Mau melawan, hmm," kata Arga sambil mencengkram bahu Sienna dan menariknya untuk berdiri.

Sienna merasakan sakit di kedua bahunya.

"Lepaskan putriku, Arga," kata Jenny sinis.

"Hahaha. Baiklah, aku akan melepaskan putrimu sekarang, tetapi ingat, suatu hari nanti aku juga akan kembali lagi bahkan aku yang akan menjadi pria pertama yang menyentuh putrimu," balas Arga sambil menepuk-nepuk pipi Sienna.

Sienna terdiam tidak mau menanggapi Arga yang seperti orang gila di depannya. Sienna menatap punggung tegap Arga yang berlalu meninggalkan rumahnya saat ini.

"Kita harus menjauh dari laki-laki bernama Arga itu, Sayang. Mama tidak mau kamu kenapa-kenapa," kata Jenny lalu mengecup kening putrinya sambil memeluk putrinya.

"Maafkan Sienna, Ma. Tolong jangan bahas ini dengan papa, nanti papa bisa marah besar," pinta Sienna memohon.

"Tapi, Sayang, laki-laki itu pantas diberi pelajaran oleh papamu," balas Jenny.

"Mama percayalah aku bisa menyelesaikan ini semua sendiri, Ma. Aku jamin semuanya akan baik-baik saja," kata Sienna memeluk erat mamanya.

"Kamu terlalu baik, Nak, sama pria itu. Mama tidqk menyukainya, dan kalau sampai Samuel dan keluarganya tahu soal ini kamu bisa dituduh selingkuh," balas Jenny.

"Ma, tolong jangan menambah konflik. Aku tidak ingin kondisi Samuel drop dan aku juga tidak mau keluarga Samuel memperpanjang masalah tidak penting ini," kata Sienna.

"Ya sudah, terserah kamu. Asal kamu bahagia, Mama juga senang," balas Jenny sambil menitikkan air matanya.

"Ma, tolong jangan menangis," kata Sienna sambil menghapus air mata yang menetes di pipi mamanya.

"Kamu terlalu baik, Nak. Mama takut kamu dimanfaatkan orang-orang sekitarmu termasuk pria itu," kata Jenny.

"Iya, ma. Dia sudah memanfaatkanku, dia mengambil foto ketika melecehkanku," gumam Sienna. Dia tidak mau terlihat sedih di depan mamanya.

***

Arga yang sedang menjalankan mobilnya untuk pulang melihat foto-foto Sienna yang begitu menggoda di matanya terkekeh.

"Kita lihat, sayang, setelah ini kamu akan menjadi milik Arga Bowie selamanya, bahkan tidak ada celah sedikit pun untuk kamu pergi," kata Arga.

Arga pulang bersama para pengawalnya yang mengikuti mobilnya dari belakang.

Ckitt

Mobil Arga berhenti mendadak. Untungnya mobil yang di belakang mobil Arga tidak menabrak mobil Arga.

"Apa lagi ini," kata Arga berdecak kesal melihat mobil di depannya menghalangi jalannya.

Bugh

Arga membanting pintu mobilnya dengan kencang setelah keluar dari mobil lalu ia menghampiri mobil yang menghalangi mobilnya.