Menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya Rio hembuskan secara perlahan. "Gue lagi nggak pingin ribut. Sekarang lu minggir, gue mau lewat," ucap Rio sambil menyingkirkan tubuh Jamal dari hadapannya.
Namun sayang, Jamal sangat sigap. Sehingga ia bisa dengan mudah memepetkan kembali tubuh Rio pada tembok.
"Lu mau apa sih?" Kesal Rio sambil menatap angkuh ke arah Jamal. "Jangan macem-macem sama gue!"
"Lu jangan ke ge-eran ya. Lu pikir gue mau ngapain lu. Dikira gue napsu apa sama elu? najiss!"
Seperti biasa Jamal selalu berhasil membuat Rio memutar bola matanya, jengah. Sangat kesal.
Bukanya Jamal yang kepeden ya? Pikir Rio.
Menenggelamkan kedua telapak tangan di kantung abu-abunya, Rio menatap pasrah ke arah Jamal. "Yaudah, lu mau ngapain?" tanya Rio sinis.
Tanpa menjawab pertanyaan Rio, terlihat telapak tangan Jamal merogoh kantung di bagian belakang, guna mengambil dompetnya yang ia selipkan di sana.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com