Setelah memarkirkan motor di halaman klinik milik dokter Mirna, Jamal berlari kencang menuju ruangan, dimana Rio dan bayinya dirawat.
Brugh!
"Adau... Sial!"
Jamal mengadu mulutnya meringis merasakan sakit pada lutut dan bokongnya, saat dirinya terpeleset, lalu terjatuh di lantai.
Maklum saja, cowok itu terlalu terburu-buru, tidak sabar ingin segera sampai di ruangan Rio. Sehingga ia tidak menyadari jika lantai yang ia lewati terasa licin, karena baru saja dipel oleh karyawan dokter Mirna.
Mengabaikan rasa sakitnya, Jamal berusaha bangkit dengan susah payah, lalu melanjutkan perjalanannya, sambil memegangi bokong yang terasa ngilu akibat benturan dengan lantai keramik.
Menghela napas panjang, Jamal kembali berlari kencang.
~☆~
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com