webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
1020 Chs

IV-119. Ada Serigala Betina Dalam Diri Setiap Perempuan

"Anda, menginginkan Kihrani datang ke ruangan ini?" Thomas mencoba memahami keinginan Mahendra.

"Ya. Tepat sekali," jawabnya singkat.

Terpaku beberapa detik, lelaki dengan rambut terikat ke belakang tersebut mengangguk sejenak kemudian melangkah pergi.

.

.

"Tita berkata padaku, kau yang menitipkan tiga buah buku padanya untuk diletakkan pada rak buku?" Gadis yang duduk dengan kaki merapat dan lebih banyak melihat ke bawah daripada mengangkat wajahnya, mengiyakan tanpa bersuara. Dia sekedar menggerakkan kepalanya naik turun.

"Nona yang menyuruh saya,"

"Ya, aku tahu," terlihat mengetuk-ngetuk meja menggunakan tiga buah jari pada telapak tangan kanannya, Mahendra merapatkan tubuhnya lebih mendekat pada meja tersebut. "Tita melupakan buku yang ia terima darimu, aku harap kau masih mengingatnya. Apa kau bisa memberitahuku?" suaranya terdengar serius, bernada rendah akan tetapi penuh penekanan.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com