"Jangan membenciku. Aku menolak mu karena aku takut jatuh cinta pada mu".
"Aku minta maaf".
.
.
Keduanya terpaku cukup lama, hingga lelaki bermata biru menggenggam tangan mungil di dadanya.
Perlahan tangan itu minta dilepas. Tapi tidak di ijinkan.
"Kenapa kau tak berani mencintai ku?".
Tangan mungil benar-benar ingin terlepas.
"Akan ku berikan semuanya.. segalanya.. bahkan keberanian..". Dia tidak membalas, minta di lepas.
Ketika berhasil lolos.
"Hendra apa ini sepatu ku". Gadis ini mengalihkan pembicaraan.
Membuka kado berpita emas. Sekejab pita terlepas menerbangkan balon yang terkait padanya. Dia mendongak mendapati balon telah bersandar di langit-langit atap ranjang.
"Kenapa kau selalu sulit di mengerti". Hendra konsisten dengan kata-kata berburu alasan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com