webnovel

Cinta Yang Saling Menyakiti

"Dasar gadis jelek! Kamu pikir aku akan tersentuh dengan tindakanmu hari ini? Tidak! Aku, Zico Latuharhary Alexander tidak kekurangan gadis cantik! Dibandingkan dengan kamu, aku lebih memilih jalan bersama wanita malam. Penampilan mereka lebih baik daripada kamu! Sebaiknya kamu ngaca dan lihat dirimu sekarang! Jelek, bau badan, kutu buku, jerawatan, dan miskin lagi! Siapa yang mau menikah dengan kamu? Dasar gadis gila!" Ia menghina gadis itu didepan semua orang. Ia melepaskan cengkramannya dari rambut gadis itu. Sebelum dia pergi, ia meludahi gadis itu. Pemuda itu pergi tanpa meminta maaf. Semua orang menertawakan keadaan gadis itu. Gadis itu bangun dan pergi dari kerumunan sambil menangis. Kenangan pahit itu selalu membekas dihati Angelina. Ia tidak bisa melupakan penghinaan yang diberikan oleh pemuda itu selama sepuluh tahun terakhir. Angelina Faraditha Anand, sepuluh tahun yang lalu dia dikenal sebagai gadis cupu dan kutu buku. Namun, sepuluh tahun kemudian ia menjadi gadis cantik yang di sukai banyak pemuda. Takdir mempertemukan mereka kembali. Angelina tanpa sengaja bertemu dengan Zico ditaman Ritan Gongyuan saat ia sedang piknik bersama sahabatnya. Mereka bekerja diperusahaan yang sama. Zico, tuan muda dari keluarga Alexander. Seorang pemuda yang di idam-idamkan oleh semua wanita di Beijing. Ia mempunyai karakter yang tegas, adil, dan kejam. Mereka sering bertengkar namun berkat pertengkaran itu hubungan mereka menjadi lebih dekat. Benih-benih cinta mulai muncul dan mekar dihati mereka. Namun, hal yang tidak diinginkan terjadi. Mantan Zico , Nathalia Smith hadir ditengah-tengah mereka. Ia terus membuat keributan untuk memisahkan mereka berdua. Nathalia berkomplot dengan seseorang untuk membuat hidup Angelina hancur dan membuatnya membenci Zico untuk selamanya. Siapa sosok yang akan membantu Nathalia dalam menjalankan rencananya? Apakah Angelina mampu melewati rintangan yang akan datang? Seberapa kuat cinta antara Angelina dan Zico? Pantengin terus CYSM dan jangan bosan-bosan untuk berkomentar. terimakasih untuk dukungan kalian

selene_20 · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
23 Chs

Tenggelam Saat Berendam

Ting! Ting! Ting!

Ponsel Angelina beberapa kali berdering. Angelina meraih ponselnya dan melihat ada pesan email masuk.

"Aaahh! Yes!" teriak Angelina sambil melihat layar ponselnya.

Angelina loncat-loncat di ranjangnya lalu merebahkan tubuhnya di ranjang. "Ternyata aku diterima?! Aku kira, aku tidak akan diterima kerja. Ehh! Sekarang malah dapat email lolos tes. Senangnya hatiku!" Seru Angelina kesenangan sambil joget diatas ranjang.

"Kira-kira Nana dapat email atau tidak, ya?" Pikir Angelina sambil menatap kontak Nana.

Saat Angelina mengetik pesan ia teringat dengan ucapan mamanya. Angelina menghapus pesannya dan membatalkan niatnya. "Kalau yang dikatakan mama benar, bagaimana?" Batin Angelina sambil turun dari ranjang.

"Daripada memikirkan masalah yang belum jelas lebih aku mandi dulu," ujar Angelina sambil membuka pintu almari dan mengambil handuk kesayangannya.

Angelina masuk kedalam kamar mandi dan mengisi bath up dengan air hangat. Sebelum ia berendam, ia menaburkan sesuatu kedalam air. "Saatnya untuk santai," ujarnya sambil masuk kedalam bath-up dan berendam.

Ia mengambil ponselnya lalu memutar musik dengan keras. Ia menikmati waktunya berendam air hangat di kamar mandi. Baginya waktu luang seperti ini sulit didapatkan di hari-hari biasa.

Angelina menutup matanya. Ia mengingat semua kenangan buruk yang telah diberikan oleh Zico sepuluh tahun yang lalu. Setelah kejadian itu Angelina dikucilkan oleh semua teman-temannya.

Dia bahkan diusir dari sekolah itu dan pergi mencari sekolah lainnya. Semua orang merundungnya dan mengatainya. Ia hampir saja kehilangan nyawa karena despresi.

Tanpa ia sadari kristal cair keluar dari matanya. Ia meringkuk sambil menyembunyikan wajahnya. "Hiks! ... kenapa? Kenapa sampai sekarang tidak ada orang yang mencintaiku? Kenapa? ... Hiks! Apa salahku? Aku sudah berubah. Aku merubah semua penampilanku dan sikapku. Tapi kenapa tidak ada yang mencintaiku dengan tulus? Huaaa! ...." Air matanya terus mengalir deras.

Tangannya mengusap air mata yang terus mengalir. Angelina membenamkan kepalanya kedalam air. Ia terdiam didalam air cukup lama hingga oksigen didalam paru-parunya habis.

Angelina mengeluarkan kepalanya dari air. Tangannya menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya. Matanya terbelalak menatap keatas langit-langit. Telinganya berdenging sampai mengeluarkan darah.

Nafasnya mulai terengah-engah dan penglihatannya mulai kabur. Angelina ingin berteriak. Namun, belum sempat ia membuka mulut. Angelina tidak sadarkan diri didalam kamar mandi. Seluruh tubuhnya tenggelam kedalam bath-up.

Kesadaran Angelina mulai lemah. Ia tidak bisa berteriak maupun keluar dari bath-up. Tangan dan kakinya lemas. Ia sudah pasrah jika jiwanya akan diambil oleh malaikat maut.

Dilantai bawah, mama Angelina sedang menyiapkan sarapan untuk anak dan suaminya. Saat dia ingin menuangkan sup kedalam mangkuk tanpa sengaja tangannya menyentuh panci panas. Semua sup tumpah dan membuat dapur menjadi kotor.

"Ada apa ma?" tanya Ray Putra yang panik saat mendengar suara gaduh di dalam dapur.

"Perasaan mama gak enak, pa." Resah mama Angelina sambil mencelupkan tangannya kedalam air.

"Pa, kamu cepetan naik keatas dan lihat anak kita!" Pinta mama Angelina.

Ray Putra labgsubg berlari menuju lantai atas. Saat ia ingin masuk, pintu kamar anglina terkunci dari dalam. Ia mencoba menggedor-gedor pintu Angelina namun di dalamnya tidak ada yang menjawab. Kegaduhan itu membuat semua pelayan yang ada di rumah itu naik ke atas dan melihat apa yang terjadi.

Karena ia sangat khawatir dengan keadaan putrinya ia menyuruh dua pelayan untuk mendobrak pintu itu. Setelah pintunya terbuka, ia langsung masuk dan menuju ke kamar mandi.

Matanya terbelalak saat melihat putrinya tenggelam dalam bath-up dengan air yang bercampur darah. "ANGELINA!!!" Teriak Ray Putra sambil mengangkat putrinya. Matanya berkaca-kaca saat menggendong Angelina. Tubuh Angelina semakin dingin, bibirnya pucat dan wajahnya pucat. "Mama!!! Cepat kesini!" Teriak Ray Putra memanggil istrinya.

"Kalian cepat panggil dokter Celvin kesini! Dia harus datang dalam waktu lima menit!" Perintah Ray Putra sambil menggosok tangan putrinya sambil menangis.

Semua pelayan diusir keluar dari kamar Angelina. Air matanya terus mengalir saat melihat putrinya sedang terbarik lemas.

"Ada apa, sih, pa? Kenapa teriak-teriak?" tanya mama Angelina dengan malas.

Namun, saat matanya melihat anaknya sedang terbaring lemas diatas tempat tidur. Dia sangat panik dan langsung berlari menghampiri Angelina. Ia Mama kan tangan anaknya lalu menggosoknya dan meminta agar Angelina cepat sadar.

"Dia kenapa, pa? Ada apa dengan putri kita satu-satunya? Kenapa dia menjadi seperti ini, pa?" tangis mama anglina pecah saat memegang tangan Angelina yang dingin.

"Papa, putri kita tidak akan kenapa-napa, kan? Mama takut, pa! Mama takut jika kejadian itu terulang kembali!" Tangisan mama anglina semakin menjadi saat merasakan denyut nadi anglina semakin menurun.

Suasana menjadi tak terkendali saat tubuh Angelina kejang-kejang. Mereka berdua, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dalam keadaan menangis, Ray Putra menyuruh istrinya agar tetap tenang. Namun, dia sendiri tidak tenang.

Klak!

Pintu terbuka, seornag dokter muda masuk kedalam. Matanya terbelalak saat melihat kondisi Angelina. Ia langsung berlari menghampiri gadis itu.

"Tuan dan nyonya putra, tolong minggir sebentar!" Pinta dokter Celvin.

Mereka berdua menyuruh dokter Celvin untuk pemeriksa Angelina dengan baik. Pasangan suami istri itu melihat dokter Calvin sedang memeriksa putrinya. Mereka sangat cemas dengan keadaan Angelina.

Selang setengah jam teman-teman Celvin datang sambil membawa peralatan medis masuk ke dalam kamar Angelina. Mereka memasang infus di tangan Angelina. Perawat membuka baju Angelina dan memasang EKG atau Elektrokardiogram untuk memantau status jantung.

"Awasi dia dalam dua puluh empat jam! Catat setiap perkembangannya! Jangan lewatkan pergerakan sekecil apapun ditubuh pasien!" Perintah dokter Celvin sambil menyuntikkan sesuatu ketubuh Angelina.

Orang tua Angelina menghampiri dokter Celvin dan menyanyakan kondisi putrinya. Mereka sangat cemas dan mereka takut terjadi apa-apa dengan Angelina.

"Kondisi nona Angelina saat ini sedang kritis. Jika dalam waktu lima jam tidak ada perkembangan apapun. Maka, nona Angelina akan dipastikan mengalami koma." Tutur dokter Celvin sambil memasang sesuatu ketubuh Angelina.

Mereka duduk dikursi sambil melihat perkembangan Angelina. Tiga sudah berlalu namun tanda-tanda perkembangan Angelina belum terlihat.

"Coba papa panggil dia kemari. Dia pasti bisa menyadarkan putri kita," ujar mama Angelina sambil memegang tangan suaminya.

"Tunggu sebentar, ma!" Ray Putra keluar dari kamar Angelina dan menelfon seseorang.

Setelah itu, dia kembali ke kamar putrinya dan duduk smbil tertunduk dengan lesu. Waktu terus berputar dengan cepat. Tanda-tanda pergerakan Angelina belum terlihat sedikitpun sampai orang itu datang.

"Om, Tante! Kenapa dia bisa seperti ini?" tanya orang itu dengan panik saat melihat kondisi Angelina.

"Yun Feng?!" Mereka memeluk pemuda itu sambil menangis. "Tolong selamat putriku! Dia sangat mempercayai kamu dan mendengarkan setiap nasihatmu. Kamu bujuklah dia agar bangun dan jangan membuat kami khawatir." Pinta Ray Putra samb menangis.

"Om, tenang, ya! Tante juga tenang, ok!" Yun Feng berusha tegar walaupun hatinya tersayat-sayat saat melihat gadis itu terbarik lemas diranjang.

Ia melangkahkan kaki dengan ragu. Mata Yun Feng menahan sesuatu agar tidak keluar dan membuat suasana semakin sedih. Kaki dan tangannya gemetar saat ia melihat kondisi Angelina dari dekat.

"Boleh tinggalkan kami berdua," ujar yuk Feng sambil duduk disamping Angelina.

Mereka menganggukan kepala dengan kompak dan keluar dari kamar itu. Celvin melihat sebuah cinta yang kuat dari pandangan Yun Feng untuk Angelina. Namun, ....

Celvin keluar bersama dua orang lainnya. Mereka menunggu diluar. Celvin terus melihat jam di ponselnya. Lima hampir berlalu, namun tanda-tanda dari tubuh Angelina belum terlihat. Saat satu menit hampir berakhir dan saat pemikiran mereka tertuju pada sesuatu yang buruk. Yun Feng menyurh mereka masuk.

Semua terkejut saat melihat Angelina sudah membuka mata dan tersenyum kepada mereka semua. Bibirnya memanggil mama dan papanya.

"Om, Tante, Angelina memanggil kalian berdua!" Tutur Yun Feng sambil menghampiri orang tua Angelina.

"Angelina," ujar mereka berdua dengan lirih.

Mereka memeluk putrinya sambil terisak. Ray Putra mencium kening Angelina sambil menangis. "Papa takut saat membayangkan kehilangan kamu, sayang. Papa takut! Jika kamu menghilang dari hidup kami!" Seru Ray Putra sambil memeluk putrinya.

Mama Angelina memegang tangan Angelina. Buliran air mata menetes dan membasahi punggung tangan Angelina. Sayu-sayu Angelina memanggil mamanya. Namun karena suaranya yang terlalu lemah mereka tidak mendengar apapun.

Dokter Celvin menghampiri Angelina. Ia mengelus pucuk kepala Angelina sambil tersenyum. "Lain kali jangan berendam air hangat terlalu lama. Aku sudah memperingatkanmu berulang kali tapi kamu tetap bandel dari dulu sampai sekarang," ujar dokter Celvin sambil tersenyum. Ia mengambil tiga butir pil dan menyuruh Angelina untuk meminumnya.

"Kalian tidak perlu khawatir. Kondisi nona Angelina akan membaik dalam beberapa hari. Aku akan meresepkan obat untuk nona Angelina. Yun Feng, kesini sebentar!" Panggil Celvin.

Yun Feng menghampiri Celvin. Mereka berbicara disudut ruangan dan membuat semua orang penasaran. Setelah berbicara mereka kembali dan Celvin pamit pergi bersama para suster.

Mereka menyuruh angelina untuk beristirahat. Celvin juga menyarankan agar Angelina keluar dari bayang-bayang masalalu agar hidupnya lebih tenang.

"Pelayan antar dokter Celvin keluar!" Perintah Ray Putra.

Mereka keluar meninggalkan Angelina didalam kamar. Orang tua Angelina menyuruh putrinya untuk istirahat.

"Jaga putri kami! Kami akan di keluar untuk menyebut obat," uajar Ray Putra sambil menepuk bahu Yun Feng.

"Baik, om!" Jawab Yun Feng sambil tersenyum.

Mereka berdua keluar dari kamar Angelina dan meninggalkan putri mereka bersama Yun Feng. Angelina menatap kepergian orang tuanya. Tubuhnya masih lemas.

Yun Feng menyuruh Angelina untuk istirahat. Ia membenahi selimut Angelina. "Tidurlah! Aku akan menjaga kamu disini." Tutur Yun Feng.

Angelina tertidur pulas. Tangan lembut Yun Feng mengelus kepala Engelina dengan penuh kasih sayang yang dalam. Ia tidak tahu jika luka itu masih membekas dalam hati Angelina. Luka yang sangat besar dari seseorang yang tidak pantas untuk Angelina cintai.

"Selamat tidur tuan putriku yang cantik!" Seru Yun Feng lalu mencium kening Angelina.

Yun Feng duduk di kursi sambil memejamkan matanya. Ia selalu berada disisi Angelina setiap saat. Orang Angelina sempat ingin menjodohkan mereka berdua. Namun, takdir berkata lain.

Kesehatan Angelina semakin membaik. Selama ia sakit Yun Feng selalu berada disisi Angelina. Dia tidak pernah meninggalkan gadis itu sendirian.