Raine memeluk ipad miliknya dengan sangat erat ketika dia mendengar pernyataan Torak, seraya pipinya berubah warna menjadi kemerahan. Raine menundukkan kepalanya dan sedikit menyembunyikan wajahnya dengan rambutnya, yang mana turun di kedua sisi wajahnya.
"Ayo tidur. Kita akan pulang kerumah esok pagi." Torak menggenggam tangan Raine dan membawanya kembali ke kasur besar mereka.
Kata- kata 'kita' tidak terlewatkan begitu saja oleh Raine, dia mendengarnya dengan sangat jelas dan merasa sedikit aneh. Sudah sangat lama sekali sejak dia memiliki tempat yang bisa disebut 'rumah'.
Pria yang dia baru kenal selama tiga hari telah mencium pipinya, memeluknya, mencuci kakinya, marah untuknya dan memberikan perasaan aman yang tidak pernah diberikan oleh orang lain sebelumnya.
Perasaan ini membuat Raine bingung. Ini terasa seperti Raine sudah mengenalnya untuk waktu yang lama, seperti ini adalah hal yang normal baginya untuk bersama Torak.
Dan juga sensasi ketika mereka bersentuhan ini, perasaan aneh yang sulit untuk ditolak.
Dengan ini, Raine mengingat hal yang ingin dia tanyakan, tapi sebelum dia dapat menuliskannya, Torak sudah mendudukkannya di pinggir tempat tidur dan mengangkat kakinya, sebelum akhirnya dia menutupi tubuh Raine dengan selimut yang hangat.
Torak berjalan dengan cepat dan sangat elegan, membuat Raine terkejut, tapi hal yang paling membuat dia terkejut adalah ketika Torak naik ke atas tempat tidur dan berada di satu selimut yang sama.
Raine kemudian mengambil ipad dari samping tempat tidur dan mulai mengetik.
[Apakah kamu tidur disini?]
Torak menopang tubuh sebelah kirinya dengna siku kirinya juga, sementara dia menelengkan kepala untuk membaca kata- kata tersebut. "Tentu saja." Torak menaikkan alis matanya dengan ekspresi yang seolah mengatakan; 'jawabannya sudah sangat pasti, tidak perlu ditanyakan lagi.'
Raine mengetik lagi dengan sangat cepat, selama dua malam berturut- turut ini, ketika Torak kembali dari semua urusan bisnisnya, Raine sudah tertidur. Jadi, dia sama sekali tidak tahu kalau Torak dan dirinya telah berbagi tempat tidur yang sama.
"Kita telah berbagi tempat tidur yang sama dari hari pertama kamu datang, my love." Torak memberikan Raine sebuah senyuman dengan kilatan kesenangan menari dimatanya.
Raine membalikkan ipad- nya dan menunjukkan pada Torak apa yang telah Raine tulis.
[Aku akan tidur di sofa.]
Setelah Raine telah memastikan kalau Torak sudah membacanya, dia akan segera turun dari ranjang ketika Torak melingkarkan lengannya di sekitar pinggang Rained an menariknya kembali.
Torak memeluk tubuh Raine di tangannya.
Tangan kiri Torak berada di pundak Raine sementara tangannya yang lain memegang pinggang Raine. Torak tertawa terhadap usaha sia- sia Raine untuk melarikan diri dari genggamannya. Monster yang berada di dirinya begitu senang ketika Torak menggoda Raine.
"Aku akan membiarkanmu pergi, my love, tapi kamu harus memintaku." Dia tersenyum dengan sangat nakal. "Tidak seperti ini."
Torak mengambil ipad dari tangan Rained an melihatnya dengan tatapan yang dalam pada matanya yang hitam, mata Raine merupakan mata paling indah yang pernah Torak lihat, memerangkap seluruh inderanya.
Raine meggigit bibir bawahnya, dia ingin menangis karena frustasi. Torak sangat tahu kalau dia tidak bisa, Raine mau berbicara padanya, tapi untuk suatu alasan tidak ada suara yang keluar dari bibirnya.
Raine kehilangan suaranya dengan sangat aneh karena tidak ada seorangpun yang mempercayainya dengan apa yang dia katakan mengenai apa yang dia telah lihat.
Ada makhluk lain yang hidup di antara mereka dan manusia tidak sadar akan hal tersebut dan, walaupun ini hanyalah sebuah mitos dan imajinasi, Raine telah melihat 'mereka' sejak delapan tahun terakhir ini dan beberapa dari mereka ingin membunuhnya.
Raine tidak yakin apakah Torak ini, tapi dia tahu kalau Torak adalah salah satu dari 'mereka'. Torak telah menunjukkan padanya kalau dirinya tidak bermaksud menyakiti Raine, tapi tetap saja Raine tidak bisa mengatakan apapun.
"Jadi, kamu mau tidur denganku?" Torak bertanya, memerangkap tubuh kecil Raine di antara tangannya yang kuat, melihat bagaimana Raine menggelengkan kepalanya kuat- kuat. Mengacuhkan gerakan penolakan Raine, Torak mengangkat bahunya dengan tidak peduli. "Diam berarti 'ya'."
Raine melebarkan matanya dengan tidak percaya. Dia lupa seberapa takut dirinya untuk melihat langsung ke dalam mata orang lain, karena frustasi, Raine menatap Torak, tubuhnya kaku ketika Torak mengistirahatkan kepalanya ke kening Raine, mengambil keuntungan untuk bernafas dengan aroma tubuhnya.
Posisi mereka sangat dekat sampai Raine dapat mencium aroma pinus dan cedar pada dirinya.
"Tenang, my love, aku tidak akan melakukan apapun untuk menyakitimu karena hal itu akan menyakitiku juga." Monster yang selama ini diketahui dapat membuat setiap makhluk supernatural menggigil ketakutan hanya dengan suaranya saja, berbicara pada sangat lembut pada Raine.
Sepasang tangan Torak yang dapat membuat musuh- musuhnya sangat menderita, memegang Raine dengan sangat hati- hati.
Tidak mungkin Torak akan membiarkannya tidur sendirian, bahkan kalau keajaiban terjadi dan Raine bisa berbicara lagi padanya. Apalagi setelah pertemuan Raine dengan Belphegor, Torak tidak akan membiarkan Raine jauh darinya.
Raine mencoba untuk mencerna kata- kata Torak tersebut dan ketika Torak mencium keningnya dan berbaring di sebelahnya, Raine teringat akan pertanyaan yang dia ingin tanyakan.
Dengan susah payah, Raine meraih ipad miliknya dan mulai mengetik sesuatu.
[Apakah kamu?]
Menyadari kalau Raine akan bertanya pertanyaan yang berturut- turut, Torak menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang dan menarik Raine dekat dengannya lalu meletakkan dagunya di atas puncak kepala gadis itu.
"Aku? Aku adalah Lycan."
[Apakah itu?]
Dengan pertanyaan itu, Torak menghabiskan waktu sepanjang tiga puluh menit untuk menjelaskan apakah itu Lycanthropes dan mengenai keberadaan mereka dengan sabar. Ini merupakan monolog terpanjang yang pernah Torak lakukan. Tapi, dia tidak pernah lelah berbicara pada Raine ketika melihat reaksi gadis ini.
Terutama ketika Torak dapat berubah menjadi seekor serigala besar. Bibir Raine terbuka dengan tidak percaya, membuat Torak tergoda untuk menguncinya dengan bibirnya sendiri.
Setelah rasa terkejutnya, Raine mengetik sesuatu dengan cepat.
[Dapatkah kamu menunjukkan padaku serigalamu itu?]