webnovel

Cinta Cowok Dingin

Jangan salahkan aku menjadi seperti ini, sebab ini semua karena dirimu yang meninggalkan aku sendiri tanpa penjelasan darimu.

Wulandari_8096 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
34 Chs

Perjodohan

Happy Reading

.

.

.

Tin tin

Suara kelakson mobil membuyarkan lamunan Dwi.

"Maaf non telat tadi ada kecelakaan di jalan jadi macet" jelas pak Parman supir Dwi yang sudah membukakan pintu untuk Dwi.

"Iya,gak papa kok pak lagian Dwi juga baru keluar" jawab Dwi dengan senyuman dan berjalan masuk ke dalam mobil yang sudah di bukakan pak Parman.

"Ayo pak jalan"lanjut Dwi.

Selama perjalanan tidak ada suara apa pun di dalam mobil. Dwi sibuk sendiri dengan pemikiranya, sedangkan pak Parman sibuk menyetir mobil dengan hati-hati dan tidak berniat untuk mengganggu lamunan anak majikannya itu.

Sampai tidak terasa mereka sudah sampai di rumah yang sangat mewah  bergaya klasik dengan halaman yang luas.

"Non sudah sampai" Pak Parman membuyarkan lamunan Dwi.

"Ee...eh iya Pak" Dwi gelagapan sendiri karena ketahuan melamun sepanjang perjalanan.

"Dwi masuk dulu ya pak" lanjutnya lagi setelah menguasai dirinya.

"Iya non" Pak Parman geleng-geleng kepala sendiri melihat kelakuan Dwi yang masuk ke rumah dengan berlari sambil memukul-mukul kepalanya sendiri.

"Dwi pulang" teriakan Dwi menggelegar ke seluruh penjuru rumah.

"Non udah pulang" wanita paruh baya dari arah dapur berlari kecil untuk menghampiri Dwi.

"Iya kan Dwi udah di rumah Bi berarti udah pulang dong" Dwi terkekeh kecil menjawab pertanyaan dari Bik Minah asisten rumah tangga yang sudah mengurusnya dari kecil karena orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Sedangkan Bi Minah hanya tersenyum mendengar jawaban dari Dwi.

"Oiya Papah sama Mamah udah pulang ya Bi?" tanya Dwi karena merasa heran sudah melihat mobil orang tuanya terparkir di depan rumah.

"Iya non Bapak dengan Ibu udah pulang dari tadi" jawab Bi Minah.

"Sekarang Mamah sama Papah di mana Bi?" Dwi bertanya lagi karena heran kedua orang tuanya memiliki waktu luang untuk makan siang di rumah.

"Lagi di kamar non"jawab Bi Minah.

"Ya udah non Bibi balik ke dapur lagi ya mau lanjutin masak untuk makan siang" lanjut Bi Minah.

"Ooo iya bi,Dwi juga mau ke kamar ganti baju dulu,Nanti kalo udah siap makanannya panggil Dwi ya Bi" kata Dwi sambil berjalan menaiki tangga menuju ke kamarnya di lantai dua.

"Iya non" kata Bi Minah samar-samar dapat di dengar oleh Dwi karena sudah menaiki tangga menjauhi Bi Minah.

Clekk

Bunyi pintu kamar Dwi yang di buka dan di tutup oleh empunya. Begitu masuk Dwi langsung mengganti bajunya dengan celana pendek dan kaos oblong berwarna putih.

Brukk

Dwi melemparkan diri ke kasur dan mulai memainkan hpnya. Membuka instagram dan mulai mencari nama @Aldi_alfian15 untuk mencari info tentang Fian selama ini.Sampai fokusnya Dwi dengan hpnya dia tidak sadar kalau dari tadi bi Minah sudah mengetuk pintunya berulang kali.

"Non" panggil Bi Minah yang sudah membuka pintu sedikit dan memasukan kepalanya melewati pintu untuk memanggil Dwi.

"Ee...eh iya Bi ada apa?" Dwi tergagap saat baru sadar dia sudah keasyikan melihat instagramnya Fian sampai tidak menyadari bahwa Bi Minah sudah ada di dalam kamarnya untuk memanggilnya dari tadi.

"Makan siangnya sudah siap non" jawab Bi Minah merasa aneh dengan tingkah Dwi.

"Oooh iya bi,ayo turun" Dwi turun dari kasur dan mulai melewati Bi Minah yang berada di ambang pintu kamar Dwi.

Tap tap tap

Suara langkah kaki Dwi menuruni tangga.

"Siang Mom, Dad" sapa Dwi riang dan mencium pipi kanan kiri Atan dan Indah.

"Duduk sayang daddy mau bicara" kata Atan terdengar serius.

"Ada apa sih dad kok serius banget" Dwi mulai duduk di depan Indah yang sedang sibuk mengambil nasi dan lauk makan untuknya.

"Daddy mau jodohkan kamu sama anak teman daddy" Atan bicara to the poin.

"Daddy gak akan maksa kamu tapi daddy harap kamu mau kenalan dulu sama anak teman Daddy itu"lanjutnya.

Dwi hanya bisa membulatkan mata dengan mulut yang menganga lebar. Dia bukanya marah tapi bingung karena orang tuanya tidak pernah membicarakan tentang laki-laki denganya sedangkan sekarang malah menjodohkannya dengan anak temannya. Lagi pula untuk apa marah kan Daddynya sudah bilang tidak akan memaksa jika dia tidak mau.

"Daddy sudah mengundang mereka untuk makan malam bersama kita, Daddy & Mom harap kamu berdandan yang rapih" Indah melanjutkan perkataan Atan suaminya.

"Iya mom,dad tapi kalo aku gak suka gak papa kan?" Dwi memastikan perkataan daddynya.

"Iya daddy sama mommy gak akan maksa kalau kamu gak mau ya udah, daddy cuman mau kamu kenalan dulu aja sama anaknya kalau gak suka bisa jadi teman juga gak papa" Atan menjawab pertanyaan dari Dwi.

"Oke"

.

.

.

Pukul 19:10

Dwi di kamarnya sudah siap dengan dress selutut berwarna merah mudanya yang melekat indah di badanya yang melihatkan kulit putih mulus miliknya dan make up tipis yang sangat cocok dengan dress yang di gunakan Dwi.

Tok tok tok

Suara pintu kamar Dwi yang di ketuk, membuat sang empu kamar yang sedang berkaca menoleh ke pintu yang di ketuk.

"Masuk" Dwi mempersilahkan lalu kembali berkaca.

Clekk

"Non ibu sama Bapak sudah nunggu di meja makan" Bi Minah memberi tahu Dwi setelah memasuki kamar dan berjarak 2 meter dari Dwi.

"Iya Bi, Bibi turun duluan aja nanti Dwi nyusul" Dwi berbicara masih sambil berkaca.

"Ya sudah non bibi turun dulu" Bi Minah berjalan mejauh dan keluar dari kamar Dwi.

.

.

.

Tap tap tap

Suara langkah kaki Dwi menggema ke penjuru rumah. Semua mata yang ada di meja makan sekarang sudah melihatnya,melihat betapa cantiknya Dwi malam ini.

"Sayang ayo kemari" panggil Indah lembut pada putrinya itu.

"Iya mom" langkah Dwi terhenti saat mendengar suara yang tidak asing lagi di telinganya dari arah pintu.

"Maaf saya telat" kata suara yang tidak asing itu.

"Ka...mu" laki-laki itu melihat ke arah Dwi karena merasa terpanggil.

Laki2 misterius itu menoleh ke arah Dwi. Mata laki2 misterius itu melebar saking terkejutnya melihat Dwi.

"De.. de.. dewi" ucap laki2 itu terbata2.

"Dwi bego Dewi siapa lagi coba" sanggah Dwi dengan tampang malas.

"hahah iya itu maksud gue "

"lu mah ya baru gak ketemu berapa tahun aja udah lupa sama teman dari kecil" marah Dwi karena marasa terlupakan. #poor Dwi

"Ya elah sorry lah beb gue kan lupa bukan gak ingat ini" tampang tanpa dosa.

"Apa bedanya ogeb"

Laki2 mendekati  Dwi dan merangkul bahu Dwi lalu mulai berbicara.

" Bedalah beb kalo lupa itu kita tau tapi... "

TBC...