"Hahaha! Aku serius, aku akan bolos saja besok kalau belum selesai. Ya … daripada pusing."
"Ckckck, jangan pernah berpikir untuk melakukannya. Ucapan adalah doa. Kalau kamu sudah berniat seperti itu, nanti itulah yang terjadi." Cici memperingatkan Cindy. "A … bagaimana kalau kamu menerima saja tawaranku tadi? Apa susahnya, sih?!" Cici masih tidak berputus asa. Ia masih berusaha untuk membujuk Cindy.
Samar-samar, ia bisa mendengar suara Caca yang memintanya untuk tidak menerima tawaran Cici. Itu seperti ada sesuatu yang terjadi di sana. Cindy harus mencari tahu apa yanag sebenranya sedang terjadi. Ia merasakan bila saat ini ia sedang menjadi penentu tentang sesuatu. Cindy diam lagi untuk mendengar suara Caca.
"Hm … entah mengapa aku merasakan sesuatu yang aneh di sini. Cici, kamu tidak sedang menjebakku, kan? Kamu tidak bermaksud memberikan jawaban yang salah kemudian membuatku mendapatkan nilai yang jelek, kan?" Pikiran Cindu sudah terlampau jauh.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com