Belum juga menjawab pertanyaan sang mertua, suaminya sudah datang dengan wajah yang sangat panik. Ia tidak bisa melihat Naya sakit, semua pekerjaan akan ditinggalkan meski sangat urgent. Fania sedikit menggeser ketika anaknya memeluk Naya, lalu tangannya beralih mengelus punggung Seno.
"Menantuku keracunan makanan, sepertinya kamu tidak tahu Naya makan apa." Ucap Fania.
Naya ingat, sebelum berangkat ke kantor suaminya, ia memakan pudding yang dibuat olehnya. Tidak ada makanan yang masuk selain pudding, dan bubuk putih yang dimasukkan oleh Pakri tadi sudah membuat perutnya menjadi sangat mual.
"Lebih baik kamu hati-hati dengan sekitarmu, ya, sayang. Meski makanan yang kamu makan adalah higienis dan buatan sendiri, tapi kamu perlu ketelitian." Pesan Fania yang merasa tidak beres dengan keadaan di rumah anaknya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com