"Apa lagi sih, kamu?! Orang lagi sibuk juga, terus aja ngeganggu." bentak Fania yang sudah jengah dengan sikap menantu tak dianggapnya.
Naya yang tersentak kembali menatap Nemi dengan raut wajah yang cemberut, tapi Nemi terus menyemangatinya dengan kepalan tangannya yang diangkat hingga menyaingi bahunya. Naya juga merasa aneh kepada dirinya sendiri, padahal sebelumnya ia sudah meyakini hatinya jika dirinya akan selalu siap membantu papa mertuanya dalam mengembalikan ingatan mamanya. Tapi nyatanya sekarang ia malah lemah seperti itu.
Terdengar suara Bianca yang menyuruh Fania untuk mematikan sambungan teleponnya, karena sebenarnya mereka pun sedang mengobrol. Dan ketika Fania benar-benak akan mematikan lagi samgungan teleponnya secara sepihak, Naya sudah menahannya lebih dulu dan mengatakan sesuatu hal yang lebih berbobot dibandingkan dengan rasa rindunya tadi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com