webnovel

Chapter 35 - Himegami Aisha

"Jadi kenapa Touma tidak ikut kita berempat untuk berbelanja?" Tanya Index yang berjalan masuk ke restoran cepat saji bersama dengan Kotori, Shizuka dan Chitose. "Bukankah sudah menjadi tugas seorang pria untuk menemani wanita berbelanja?"

"Touma-san tidak bisa ikut karena ia memiliki kesibukan lain yang sama sekali tidak dapat ia hindari," Jawab Shizuka yang tahu kalau saat ini Touma sedang melakukan sparring dengan Mikoto. "Lagipula sekalipun Touma-san kita ajak sekalipun ia pasti tidak akan mau dan menolak secara sopan, karena Touma-san paling tidak suka melakukan hal yang merepotkan seperti menemani wanita berbelanja."

"Onii-chan, pada dasarnya memang pemalas, sih," Kata Kotori sambil menghela nafas. "Dan ia baru mulai rajin kalau terpaksa atau melakukan hal yang ia sukai."

"Yah, walaupun ia pemalas, tapi anehnya nilai-nilainya di sekolah tidak pernah ada yang jelek sehingga guru-guru di sekolahnya tidak pernah ada yang protes meskipun ia tertidur di saat jam pelajaran sekalipun," Kata Chitose sambil tersenyum. "Mungkin secara diam-diam Touma-san memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh gurunya di kelas, atau dia belajar di kamarnya secara sembunyi-sembunyi. Aku sama sekali nggak tahu bagaimana ia bisa memperoleh nilai yang bagus."

"Hmmph, aku tidak suka dengan pemalas seperti dirinya," Kata Index sambil menggembungkan pipinya. "Orang pemalas seperti dirinya akan kuhukum dengan cara menggigit kepalanya dengan keras!"

"Tapi kau selalu gagal melakukannya pada Touma-san, Index-chan," Kata Shizuka sambil tertawa geli. "Karena gerakan Touma-san terlalu cepat untuk kau ikuti."

Kotori dan Chitose tertawa mendengar ucapannya Shizuka. Usaha Index untuk mengigit Touma ketika Touma meledek Index selalu gagal karena gerakan tubuh Touma yang terlalu cepat untuk diikuti oleh tubuh Index yang tidak terlatih.

Ucapan Shizuka membuat Index manyun, dan Index tidak bisa mengatakan apa-apa untuk membalas ucapannya Shizuka. Karena ucapannya Shizuka sangatlah tepat sasaran.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Di restoran cepat saji tempat dimana Kotori dan yang lain berada, tidak ada satu pun meja yang kosong. Kecuali meja yang ditempati oleh seorang gadis berambut hitam panjang yang memakai pakaian Miko. Wajah gadis itu sama sekali tidak terlihat karena tertutup oleh rambutnya yang panjang. Di meja itu juga terdapat banyak sekali kertas minyak yang biasa dipakai untuk membungkus hamburger, yang merupakan bukti kalau gadis itu sudah banyak sekali melahap hamburger sendirian.

Kotori, Shizuka dan Chitose merasa agak enggan, kalau mereka duduk di dekat perempuan aneh yang tampaknya pingsan karena memakan terlalu banyak hamburger. Dan mereka bertiga memilih untuk pergi dari restoran cepat saji itu dan mencari tempat lain untuk makan.

Tapi karena Index dengan seenaknya langsung duduk di sebelah gadis aneh itu dengan mata yang berbinar. Kotori, Shizuka dan Chitose tidak memiliki pilihan lain selain ikut duduk. Meskipun mereka bertiga memiliki pilihan untuk membawa Index pergi secara paksa. Mereka sama sekali tidak memikirkan hal tersebut karena mereka pikiran mereka bertiga teralihkan oleh tindakan Index yang seenaknya.

'Keberadaan gadis berpakaian Miko itu, hanya akan membawa masalah', hal itulah yang saat ini ada di dalam kepalanya Kotori, Chitose dan Shizuka.

Chitose yang merasa kesal dengan tindakan Index yang seenaknya saja duduk di sebelah gadis berpakaian Miko itu. Menjewer telinga Index sebagai hukuman karena sudah seenaknya, tentu saja Chitose sambil menutup mulutnya Index menggunakan telapak tangan agar ia tidak berteriak.

Index tadinya mau marah kepada Chitose, karena sudah menjewer telinganya dan menutup mulutnya.

Tapi hal itu tidak berani ia lakukan begitu Index melihat tatapan mata Chitose yang sangat mengintimidasi.

Di sebelah Index, sang gadis berpakaian Miko itu mulai terbangun dan dari mulutnya ia mengatakan;

"Aku menghabiskan semua uang yang kumiliki untuk membeli puluhan hamburger dan akibatnya saat ini aku kekenyangan sampai tidak bisa bergerak."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Misaka Mikoto, saat ini sedang kehabisan nafas. Semua serangan petir yang ia arahkan ke Touma sama sekali tidak mempan karena Touma bisa dengan mudah menghentikan semua serangan Mikoto hanya dengan menggunakan tangan kanannya saja.

Pertarungan jarak dekat melawan Touma juga percuma, karena kemampuan pertarungan jarak dekat Touma berada jauh di atas Mikoto. Ketika Mikoto mencoba menendang perut Touma, tendangan dari Mikoto tidak dapat mengenai tubuh Touma sama sekali. Malah Touma dapat melakukan serangan balik dengan cara mendorong tubuh Mikoto beberapa meter ke belakang hanya dengan satu sentuhan dari telapak tangannya Touma.

Mikoto tidak merasakan sakit dari serangannya Touma, tapi ia merasa kalau tubuhnya didorong oleh sesuatu yang tidak kelihatan.

Dan setelah beberapa menit Mikoto mencova semua tipe serangan yang ia miliki. Tak ada satu pun yang berguna untuk melawan Touma yang bisa menetralkan semua serangan petir miliknya.

Mikoto memang tidak terluka sama sekali karena Touma tidak memiliki niat untuk menyakiti Mikoto.

Tapi ada beberapa bagian pada baju Mikoto yang gosong karena Touma melakukan serangan menggunakan Flame Alchemy. Satetsu atau pasir besi juga tidak mempan, karena setiap kali Mikoto mencoba membentuk dan mengendalikan pasir besi Touma membuat semua pasir besi itu tercerai berai menggunakan kekuatan magnet yang lebih besar dari yang dimiliki oleh Mikoto.

Kekuatan yang ia tiru dari 'seseorang' ketika ia berumur dua belas tahun.

'Kekuatan fisik dan daya tahan tubuh yang besar,' Kata Mikoto sambil melihat Touma yang sama sekali tidak terlihat kelelahan atau capek. 'Ditambah kemampuan untuk memanipulasi api, melenyapkan kemampuan Esper dan juga kekuatan magnet yang jauh melampui kekuatan magnet yang kumiliki, seperti yang sudah kukira sebelumnya Kamijou Touma memang sangat kuat! Ia memiliki kekuatan setara dengan Esper Level Lima! Tapi aku belum mengeluarkan jurus pamungkasku! Aku ingin tahu apakah ia bisa menahan jurus pamungkasku atau tidak!'

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Nao Tomori mengawasi pertarungan antara Touma dan Mikoto. Dan ia dibuat kagum dengan level pertarungan yang ditunjukkan oleh Mikoto dan Touma, karena level pertarungan tersebut sangatlah tinggi.

Sebelumnya, ia secara diam-diam mengikuti Mikoto agar ia memiliki kesempatan yang tepat untuk merekrut Mikoto ke Hoshinoumi Gakuen. Tapi diluar dugaan Nao malah menikmati pertarungan antara Touma dan Mikoto, sampai-sampai ia melupakan niatnya merekrut Mikoto ke Hoshinoumi Gakuen.

Nao Tomori gadis dengan julukan 'Si otak rusak', gadis delusional, dan pasien yang kabur dari rumah sakit jiwa, akhirnya menemukan hal menarik selain obsesinya terhadap komet Charlotte dan merekrut Esper berlevel tinggi ke Hoshinoumi Gakuen.

***

Himeragi Yukina dibuat bingung dengan gadis berambut abu-abu panjang yang mengawasi pertarungan antara Touma dan Mikoto. Karena ia tidak pernah melihat gadis itu sebelumnya, meskipun Yukina mengenali seragam yang dipakai oleh gadis itu. Karena Hoshinoumi Gakuen adalah sekolah yang cukup elit di Kota Akademi, jadi bukanlah hal yang aneh kalau Himeragi Yukina tahu mengenai seragam dari sekolah itu.

'Apa yang dilakukan oleh gadis dari Hoshinoumi Gakuen di tempat ini?' Kata Yukina yang merasa curiga dengan keberadaan Nao. 'Sebagian besar dari para murid dari Hoshinoumi Gakuen dikenal sebagai perekrut Esper dengan otak yang agak rusak, apakah ia juga merupakan salah satu perekrut yang ingin merekrut Misaka Mikoto atau Kamijou Touma ke Hoshinoumi Gakuen?'

***

Ketika Kurogane Ikki yang sedang melewati jembatan besi untuk pulang ke apartemennya secara tidak sengaja melihat orang yang sudah mengalahkannya dalam duel pedang sedang bertarung melawan Misaka Mikoto, yang merupakan Esper Level Lima urutan ketiga tanpa mengalami kesulitan apapun. Rasa kesal dan iri mulai menghantui Kurogane Ikki. Selama ini Ikki berpikir kalau dengan mengandalkan kerja keras, trik dalam pertarungan dan tehnik pedang yang ia miliki ia bisa melampaui siapapun. Tapi keberadaan seseorang seperti Touma benar-benar merubah caranya melihat dunia ini.....