webnovel

Chapter 109 - Detak Jantung

"Maafkan saya Touma-Sama! Saya benar-benar sudah gagal untuk mengenali diri anda!"

Kepala asrama dari Tokiwadai menundukkan kepalanya di hadapan Touma. Sebab Hiko yang merupakan kakeknya Touma adalah salah satu dari pemilik saham terbesar di Tokiwadai, dan dia sebagai kepala asrama Tokiwadai sudah berani berbicara kasar terhadap cucu dari salah satu bossnya.

Makanya sang kepala asrama langsung menundukkan kepalanya, kepada Touma. Karena ia tidak ingin kehilangan pekerjaannya hanya karena ia menghina cucu dari orang yang memperkerjakan dirinya.

"Yah, sudahlah," Kata Touma yang merasa tidak nyaman melihat sang kepala asrama menundukkan kepalanya di depannya. "Aku hanya berharap lain kali anda tidak menggunakan otoritas yang anda miliki untuk meneror murid-murid yang ada di Tokiwadai seenaknya seperti itu, anda terkesan seperti orang sadis yang suka menyiksa orang lain kalau anda menggunakan wewenang yang anda miliki sebagai seorang kepala asrama."

Kepala asrama Tokiwadai, menelan ludahnya. Karena apa yang diucapkan oleh Touma benar-benar tepat. Karena ia pada dasarnya adalah seseorang yang sadis yang mendapatkan kesenangan dalam menyiksa para murid di Tokiwadai yang melanggar aturan. Bahkan seperti yang di katakan Touma sebelumnya terkadang ia suka menyalahgunakan wewenang yang ia miliki untuk menyiksa para murid dengan lebih kejam.

"Ba-baiklah, sa-saya berjanji untuk tidak lagi menghukum para murid melampaui aturan yang ditetapkan oleh pihak sekolah," Sang kepala asrama sekali lagi menundukkan kepalanya, karena ia tidak mau kehilangan pekerjaaannya. Menjadi kepala asrama Tokiwadai adalah pekerjaan yang menyenangkan untuknya. Karena gajinya besar tapi pekerjaan yang ia lakukan tidaklah terlalu berat ditambah ia juga memiliki banyak waktu kosong, dimana lagi ia bisa mendapatkan pekerjaan yang seperti itu?

Sang kepala asrama lalu berlari dengan cepat ke dalam asrama Tokiwadai, dan ia menghilang dari hadapan Touma. Karena ia tidak mau lagi menambah panjang masalah yang baru saja ia buat.

***

"Sigh, aku masih bingung kenapa perempuan sadis seperti dirinya bisa dipilih sebagai kepala asrama Tokiwadai," Kata Maika yang melihat ke arah pintu asrama. "Dia memang menjalankan tugasnya dengan baik, tapi hobinya yang suka menyiksa murid itu benar-benar harus dihilangkan."

"Mungkin karena dia menjalankan tugasnya dengan baik, para petinggi di Tokiwadai tutup mata atas kesadisannya itu," Kata Touma yang tidak pernah suka dengan seseorang yang memiliki hobi menyiksa orang lain. Bahkan di masa lalu ketika ia masih Ranma Saotome. "Tapi aku akan tetap melaporkan kelakuan buruknya kepada kakek, agar setidaknya kakek memberi wanita itu peringatan untuk tidak menggunakan wewenang yang ia miliki sebagai kepala asrama dengan seenaknya."

Mikoto tidak tahu apakah ia harus merasa lega atau marah dengan kedatangan Touma yang membantunya menyelesaikan masalah yang ia miliki dengan si kepala asrama. Di satu sisi ia masih merasa kesal dengan Touma yang selalu bersikap dingin kepada dirinya, tapi di sisi yang lain ia merasa bersyukur Touma membuatnya tidak perlu melanjutkan pembicaraan dengan si kepala asrama.

"Hey, idi-ah tidak Kamijou, kenapa kau mendadak muncul tepat di depan asrama Tokiwadai? Apa kau hanya sekedar lewat atau kau memang memiliki urusan di tempat ini?" Tanya Mikoto yang berbicara dengan agak gugup di hadapan Touma.

"Aku ada di depan asrama Tokiwadai karena aku dimintai tolong oleh Tsuchimikado untuk menjemput Maika-chan kembali ke Yuragi Sou," Jawab Touma. "Tapi aku sama sekali tidak menyangka begitu aku tiba di depan asrama Tokiwadai tepat setelah Maika meneleponku kalau ia akan menunggu di depan asrama yang menungguku adalah hal yang absurd."

"Yup, aku baru saja menyelesaikan tugas pagiku di asrama Tokiwadai, tapi begitu aku mau pulang aku malah melihat kepala asrama memarahi Misaka-san seenaknya. Wanita itu benar-benar pandai dalam merusak mood!" Kata Maika.

***

Maika dan Touma lalu mulai berjalan berbarengan pergi meninggalkan asrama Tokiwadai, tapi sebelum mereka berada di jarak yang terlalu jauh dari asrama itu. Mikoto meneriakkan sesuatu yang membuat Maika dan Touma merasa shock.

"Ooi idiot Kamijou! Terima kasih karena tadi sudah menolongku!"

Touma dan Maika membalikkan badan mereka dan melihat ke arah Mikoto. Yang terlihat sedang berteriak ke arah keduanya sambil menutup mata dan wajah yang memerah. Touma dan Maika tahu sifat Mikoto itu seperti apa, ia adalah gadis yang tidak pernah mau kalah dan memiliki harga diri yang tinggi. Dan mereka berdua yakin betul, kalau hampir mustahil bagi Mikoto untuk mengucapkan terima kasih. Terutama kepada Touma lelaki yang selalu bersikap dingin kepada Mikoto.

Harga diri Mikoto yang tinggi tidak akan mengizinkan dirinya mengucapkan terima kasih kepada seseorang yang tidak ia sukai.

Tapi ucapan terima kasih yang keluar dari mulut Mikoto, jelas membuktikan hal yang lain. Ucapan itu membuktikan kalau Mikoto tidak membencinya sama sekali.

Dan Touma menyadari, usahanya untuk membuat Mikoto untuk tidak menyukai dirinya seratus persen gagal. Touma tidak membenci Mikoto, karena Mikoto tidak pernah melakukan hal yang salah kepada dirinya. Tapi Touma juga tidak ingin Mikoto menyukai dirinya, karena Touma tidak ingin memiliki hubungan yang dekat dengan gadis tsundere kasar seperti Mikoto, karena trauma yang ia miliki dengan Akane yang memiliki sifat yang hampir sama dengan Mikoto.

Tapi Touma akhirnya mengerti kalaupun Mikoto dan Akane memiliki sifat yang hampir mirip, Mikoto bukanlah gadis manja seperti Akane. Mikoto jauh lebih dewasa sikap dan perilakunya kalau dibandingkan dengan Akane. Ia tidak boleh menyamakan Akane dan Mikoto.

"Terima kasih kembali," Kata Touma sambil tersenyum ke arah Mikoto lalu membalikkan tubuhnya kembali dan berjalan pergi bersama dengan Maika ke Yuragi Sou.

***

Senyuman Touma membuat wajah Mikoto memerah dan dadanya berdegup dengan kencang. Rasa marah yang ia miliki terhadap Touma selama ini akhirnya menghilang sepenuhnya. Berkat satu senyuman dan tiga buah kata yang keluar dari mulut Touma.

Mikoto mencoba menenangkan dirinya dengan mengambil nafas panjang-panjang sambil memegangi dadanya. Tapi usahanya sia-sia, karena saat ini ia tetap merasa tidak tenang, yang ada di dalam pikirannya saat ini ialah senyuman Touma yang membuat dirinya merasakan kesenangan dan kenyamanan yang luar biasa.

Keberadaan Touma selalu membuat dirinya selalu merasa aman dan nyaman. Dan ia sekarang benar-benar merasa yakin kalau ia sudah jatuh cinta sepenuhnya kepada Touma. Berkat perasaan yang ia rasakan saat ini.

'Uuugh, kenapa juga aku harus jatuh cinta kepada dirinya!' Kata Mikoto di dalam hatinya. 'Tapi mengingat semua hal yang sudah ia lakukan kepadaku, tidaklah aneh kalau aku sampai jatuh cinta kepada lelaki bernama Kamijou Touma. Dia kuat, baik hati dan bisa diandalkan. Dan meskipun dia itu agak pemalas, tapi ia tidak pernah ragu untuk menolong orang lain yang membutuhkan bantuan.'

"Onee-Sama! Maaf aku sudah membuatmu menunggu!"

Di saat Mikoto sedang dibuat kebingungan dengan apa yang ada di dalam pikirannya, tiba-tiba saja Kuroko memeluk tubuh Mikoto dari belakang dengan sangat erat. Dan karena Mikoto merasa tidak nyaman dengan pelukan mendadak dari Kuroko, secara reflek Mikoto langsung menyetrum tubuh Kuroko dengan voltase listrik yang cukup kuat untuk membuat seseorang pingsan.

Dan ketika Mikoto sadar kalau ia sudah menyetrum Kuroko, ia langsung membalikkan tubuhnya ke belakang. Dan ia melihat tubuh Kuroko yang sudah menghitam karena setruman dari dirinya.

Mikoto cuma bisa menghela nafasnya lalu berkata;

"Ya ampun Kuroko, kau harus menghentikan kebiasaanmu memelukku dari belakang seperti itu, karena kalau tidak suatu saat kau akan mati karena setruman dariku!"