webnovel

CERITA CINTA PRIA KEMBAR

Ketika dua orang pria mencintai satu wanita, timbulah cinta segitiga. Seperti saudara kembar ini, Rio dan Riko merupakan saudara kembar yang mencintai satu wanita yang bernama Andin. "Gue gak rela kalo Andin bersatu dengan Riko!" ucap Rio dalam hati "Rio, gue sama Andin saling mencintai, Lo harus bisa terima itu" ujar Riko "Enggak! gue gak akan pernah rela kalo Andin sama lo!" ujar Rio "Kalo lo cinta sama Andin, harusnya lo bisa terima apa keputusan dia, dia berhak bahagia!" jawab Riko Karena cinta, hubungan saudara kembar itu hancur. Satu wanita di perebutkan, dan dua hati yang sama . sama tidak ingin mengalah terus menerus berdebat. "Kalo gue gak bisa dapetin Andin, orang lain juga gak boleh dapetin dia! ngerti lo?!" ucap Rio yang semakin memperkeruh suasana "Bagaimanapun caranya, gue pasti bisa bersatu sama Andin, paham lo?!" jawab Riko tidak mau kalah Begitulah, mereka terus bersaing untuk mendapatkan hati nya Andin. Siapakah yang akan menjadi pemenang hati Andin? Apakah Andin tidak akan berpindah hati dari Riko? Atau... hatinya bisa saja pindah pada Rio? Hmmm. Bagaimanakah kelanjutan nya? Penasaran kan? Jangan lupa ikuti terus kisah cinta mereka yaaaa:)

Kinan18 · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
34 Chs

26. Kabar Duka

Tidak sampai beberapa lama, dokterpun keluar...

Ayah : "Dokter, gimana keadaan anak saya Rio?"

Dokter : "Maaf, saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi..."

Ibu : "Enggak, gak mungkin! Rioooo...!!!!"

Mereka semua langsung masuk dan melihat Rio. Disana, tubuh Rio sudah terkujur kaku dan ditutupi oleh kain putih. Semua orang menangis meratapi kepergian Rio yang begitu mengejutkan.

Ibu : "Rio, kenapa kamu pergi secepat ini?:( Harusnya Ibu yang pergi duluan"

Ayah : "Ssstt, sudah bu.. kita harus mengikhlaskan kepergian Rio, supaya dia tenang:)"

Andin : "Rio... gue gak nyangka, ternyata tadi lo nyampein semua pesan terakhir lo sama gue:( Maafin gue Yo, karna gue gak bisa balas cinta lo:(" ucapnya dalam hati

***

Singgah cerita, saat itu Rio sudah siap untuk di makamkan, sedangkan Riko masih belum bisa berjalan dan hanya bisa menaiki kursi roda.

Andin : "Aku gak nyangka Rik, Rio bakal pergi secepat ini"

Riko : "Iya Ndin, aku pikir... aku yang bakal mati"

Andin : "Sssttt, kamu ngomong apa sii?!"

Riko : "Iya kan gak ada yang tahu nasib seseorang Ndin, aku pikir... aku dan Rio bakal mati bersama, dan mungkin aku yang mati, hanya itu yang ada di pikiranku saat di mobil"

Andin : "Iya aku ngerti, sekarang kita hanya perlu mendo'akan Rio, semoga dia tenang dan bahagia di alam sana"

Riko tersenyum dan mengangguk.

Saat di pemakaman, semua guru sekolah Rio turut hadir, teman teman sekolahnyapun hadir walaupun tidak semuanya. Suasana duka saat itu sangat mendalam, meskipun Rio dikenal kasar, cuek, dan juga menyebalkan, tetapi mereka tidak pernah lupa dengan kebaikannya Rio.

Ayah : "Terima kasih kepada semua yang sudah turut hadir di pemakaman anak saya, jika seandainya Rio ada salah semasa hidupnya, mohon di maafkan, karena hanya itu yang dibutuhkan Rio sekarang, maaf dan do'a dari kalian semua:)"

Guru : "Kami semua tentu sudah memaafkan semua kesalahan kesalahan Rio Pak, Bu. Do'a dari kami akan selalu menyertai Rio"

Ayah : "Terima kasih banyak:)"

Nisa : "Ndin, gue pulang duluan ya? Ada keperluan keluarga soalnya"

Andin : "Ya udah, lo hati hati yaa?"

Nisa : "Okee"

Semua orang pun pergi meninggalkan area makam, hanya Ayah, Ibu, Andin, Rosa dan Riko yang tersisa.

Ibu : "Yah, ayo pulang, Ibu lemes"

Ayah : "Kalian mau pulang sekarang?"

Riko : "Eummm Ayah sama Ibu duluan aja yaa, aku mau disini dulu"

Ayah : "Ya udah, Ayah sama Ibu duluan"

Riko : "Iya Yah, hati hati"

Rosa : "Riko, ayo pulang"

Andin : "Riko bakal pulang sama gue!"

Rosa : "Paan si lo! Riko pulang sama gue!"

Riko : "Udah jangan berantem, Rosa... lo duluan aja ya, nanti gue pulang sama Andin"

Rosa : "Ih! nyebelin banget deh" ujarnya kesal lalu langsung pergi

Riko : "Ndin... kamu mau pulang sekarang?"

Andin : "Aku ngikut kamu aja"

Riko : "Aku mau disini dulu bentar lagi, gak papa kan?"

Andin : "Iya, gak papa kok. Mau lama lama juga gak papa"

Riko : "Aku gak nyangka, orang yang selalu bareng bareng sama aku dari masih di dalam perut sampe sekarang udah gak ada:( Kakakku udah gak ada sekarang Ndin"

Andin : "Kamu harus sabar, kamu pasti bisa lewati semuanya tanpa Rio, kamu harus mulai membiasakan diri dari sekarang"

Riko : "Aku bener bener ngerasa kehilangan Ndin:("

Andin : "Iya, aku ngerti kok sama perasaan kamu"

Riko : "Makasih kamu udah mau nemenin aku"

Andin : "Iya sama sama"

Riko : "Andin, jika seandainya... aku ini adalah Rio, gimana perasaan kamu?"

Andin : "A..apa?"

Riko : "Aku cuman tanya, ini kalo seandainya"

Andin : "Aku bakal ngerasa gak nyangka aja, kalo Rio bisa melakukan hal serendah itu Rik"

Riko : "Hmm ya udah, yuk pulang"

Andin : "Yuk!"

Bersambung...