webnovel

16. Sampai di Rumah

Selama di perjalanan Rania terlihat melamun dan begitu sendu membuat Pak Dana Supir nya Jean pun berani bertanya.

"Mba Rania kenapa?" tanya Pak Dana

"ng" Rania tersadar dari lamunan nya.

"Ada apa Pak?" tanya Rania karena tidak fokus mendengar pertanyaan Pak Dana.

"Mba kenapa kok kelihatan nya sendu banget? lagi sakit ya?" tanya Pak Dana

"hmm nggak apa - apa kok Pak" Ucap Rania menutupi yang terjadi

"Ya tidak apa- apa kalau Mba nggak mau cerita. Maaf Mba Rania apa pacar nya Pak Jean?" tanya Pak Dana sambil tersenyum senang kalau Bos nya punya calon istri.

"Bukan Pak, Saya bukan siapa - siapa nya hanya bawahan nya saja. Karena lagi gak enak badan aja jadi izin pulang cepat". jawab Rania

" Ohhh " jawab Pak Dana menutup pembicaraan

Namun Rania bertanya dalam hati mengapa Pak Dana bisa berfikir seperti itu. Baiknya aku menanyakan nya apa yang Pak Dana pikirkan tentang Ku.

"hmm mengapa Bapak bertanya seperti itu?" tanya Rania penasaran

"ya karena Mba Rania pakai Jas nya Pak Jean. Padahal kan Pak Jean orang nya Perfectionist banget Mba. Jas saja kan harus senada dengan celana kok bisa dipinjami ke Mba Rania. Kalau Mba bukan orang yang Spesial gak mungkin di pinjami. Dan lagipula ini pertama kali Pak Jean meminta saya mengantar seorang gadis, ya Mba Rania ini yang pertama." jelas Pak Dana dengan rinci

"Ohhh begitu. Memang nya Pak Jean belum pernah bawa pacar nya kerumah atau shoping atau nonton diantar Pak Dana?" tanya Rania

"Belum pernah ada non, karena sejak sekolah memang dilarang sama Ayah nya pacaran. Keluarga mereka kalau pun mau menikah lewat Taaruf Mba. Jadi ya sampai sekarang Pak Jean masih sendiri" Jawab Pak Dana yang mulai mengerti sepertinya ada buih buih cinta antara Rania dan Jean.

"Ohhh, pantas saja Pak di kantor banyak banget yang suka sama Pak Jean tapi gak ada 1 pun yang di lirik hehe ternyata seperti itu. Kayaknya kalo nanti dia menikah akan jadi suami yang setia ya Pak karena tidak gampang tergoda oleh wanita cantik dan sexi". ucap Rania sambil tersenyu. menahan tawa

" Ya sepertinya begitu Mba, ya tapi memang harus itu. Suami itu memang harus menjaga hati nya dan tidak mudah tergoda". Goda Pak Dana sambil tertawa ringan dan mereka berdua pun tertawa bersamaan.

Tak lama gapura Perumahan tempat tinggal Rania sudah terlihat, kemudian Rania menunjukan dimana posisi rumah nya. Dan setelah sampai di depan gerbang Rania turun dari Mobil dan mengucapkan terimakasih kepada Pak Dana.

"Pak Terimakasih banyak ya" ucap Rania sambil menundukan kepala nya

"Sama - sama Mba, mari! " ucap Pak Dana berpamitan

Rania pun masuk ke dalam rumah dan mengucapkan salam.

"Assalamualaikum" ucap Rania

"Waalaikumsalam" jawab Ibu Rania dari dalam

" kok sudah pulang nak ini masih jam 2 siang? " tanya Ibu penasaran

"Ya Bu Rania lagi ga enal badan dan gak enak hati hehe " jawab Rania sambil tersenyum menunjukan barisan gigi nya yang rata.

"Ya sudah masuk, Kamu istirahat saja di kamar nanti Ibu buatin teh hangat pakai irisan lemon.

"Terimakasih Bu, Rania masuk dulu" Rania bergegas masuk ke Kamar nya dalam hati nya bergumam

"maaf Bu Rania tidak bisa menceritakan hal ini karena kalau Ayah sampai tahu pasti Ayah akan membuat perhitungan dengan Brian dan Jantung nya bisa bermasalah, Rania gak mau itu terjadi maafin Rania. Sejujurnya Rania mau banget cerita sama Ibu" Gumam Rania dalam hati tak terasa ia sudah menitikan air mata nya ia pun segera membuka baju nya dan membersihkan diri nya. Blouse nya yang tadi robek ia bungkus di dalam plastik kresek hitam dan dimasukan ke tong sampah agar ibu tidak curiga.

Sepuluh menit sudah Rania berendam di air hangat membuat hati nya lumayan tenang.

Ia lalu membilas tubuh nya sampai bersih. Keluar dari Kamar mandi Rania terkejut dengan kedatangan Ibu nya.

"Ibuu, aku sampai terkejut! " seru Rania

"Tadi ibu ketuk - ketuk kamu masih di kamar mandi, ini ada teh hangat dan roti. Makanlah dulu terus istirahat" ucap Ibu dengan perhatian nya

"Makasih Bu, oiya Ayah dimana?" tanya Rania

"Ayah sedang ke Supermarket mengantar sayur sayur hidroponik yang sudah di panen" jawab Ibu

"Ohhh" lalu Rania terdiam dan meminum teh hangat nya dengan perasan lemon terasa nikmat, segar dan menghangatkan.

"Ya sudah ibu tinggal dulu, biar kamu bisa istirahat" ibu bangun dari duduk nya di ranjang rania

"hmm Bu... " Rania menoleh ke arah pintu kamar nya yang sudah di tutup rapat rupa nya oleh Ibu.

"Bu duduk sini Rania mau cerita" ajak Rania sambil memegang tangan Ibu nya agar kembali duduk di tepi ranjang nya.

"Ada apa sayang?" tanya Ibu Penasaran.

"Ibu tunggu disini" perintah Rania

Kemudian Rania berjalan menuju tempat sampah di kamar nya. Sampah ini bersih hanya berisikan potongan kertas dan dilapisi trashback lalu ia mengambil blouse nya yang tadi dirobek bagian punggung nya oleh Brian kemudian menunjukan nya pada Ibu nya.

"Ya Tuhan" ucap Ibu Rania sambil menutup mulut nya dengan kesepuluh jari tangan nya.

"Apa yang terjadi Sayang? ada apa ini?" tanya Ibu Rania gemetar memegang baju anak nya " Kamu.. Kamu tidak apa - apa nak?" tanya Ibu nya kembali

"Buu.. tenang Ibu tenang ya, Rania tidak apa - apa dsn tidak terluka bukti nya Rania ada disini kan! " jawab rania mendinginkan suasana tegang di dalam kamar nya.

"Jadi begini, Ibu tau kan Pak Brian kan suka sama Rania sejak Rania mulai bekerja dengan Pak Brian 1 tahun lalu. Sampai sekarang Pak Brian ternyata masih memiliki keinginan untuk menjadikan Rania istri nya. Sampai tadi kami bicara kembali dan Rania sudah tegaskan kalau Rania tidak memiliki rasa apa pun tapi saat Rania mau pergi Pak Brian memgejar dan menarik baju Rania sampai seperti itu. Rania merasa malu banget bu seperti ditelanjangi rasanya. Untung saja ada Pak Jean CEO Rania menolong karena dia sedang merokok di Rooftop gedung. Kalau tidak entah bagaimana Rania berani masuk ke ruang kerja dengan keadaan seperti itu tadi."

"Masya Allah, ibu gemetar nak kamu harus hati - hati sekarang sama yang nama nya Brian Brian itu. Lalu Jas yang tadi punya atasan kamu? Alhamdulillah untung ada Pak Jean nak kalau tidak mungkin bukan baju kamu lagi yang Robek tapi kamu bisa saja terluka" ucap Ibu was was

" Iya Bu Syukur ada Pak Jean, tapi karena hari ini Pak Brian langsung di pecat oleh Pak Jean justru Rania semakin takut kalau di jalan bertemu dengan dia Bu. Rania takut di bawa kabur Hikz Hikz" suara tangis Rania sudah pecah dan air mata yang sudah tidak dapat di bendung lagi ia pum memeluk Ibu nya.

Ibu berfikir apakah ini kesempatan untuk menawarkan Rania untuk ber ta'aruf? gumam nya dalam hati. Tapi Benar seperti nya Tuhan sudah menunjukan Jalan menyampaikan hal ini.

"Kamu benar nak, Ibu jadi khawatir kalau nanti saat di jalan kamu bertemu dengan Brian bagaimana? coba saja kamu sudah punya Suami pasti kamu ada yang melindungi di Jalan ada yang antar jemput kamu sehingga kamu merasa Aman." Ucap Ibu mencoba merayu anak nya

"Ya tapikan Rania belum punya suami Bu, belum ada yang datang melamar" masih dalam suara menangis

"Memang kalau ada yang melamar kamu mau?"

Tanya Ibu sambil tersenyum di balik pelukan mereka

"Kalau Ibu sama Ayah merestui insya Allah asal dia orang yang baik, sayang sama Rania, sayang juga sama Ibu dan Ayah, dermawan dan Ganteng juga bisa jagain Rania dari Pak Brian plus bisa bela diri seperti Pak Jean tadi siang" Ucap Rania

"Iya Amin semoga segera terkabul doa kamu nak" Jawab Ibu tersenyum bahagia dan yakin ini jalan yang ditunjukan Tuhan atas doa nya.

Mereka pun selesai saling memeluk dan Ibu pun menghapus air mata Rania.

"Tapi Rania mohon jangan ceritakan ke Ayah ya Bu, nanti Rania takut jantung Ayah bermasalah" ucap Rania memohon

"Iya nak Ibu mengerti, sudah istirahatlah". seru Ibu

" Ya Bu, Terimakasih Ibu memang the best"

Ibu tersenyum lalu melangkah keluar kamar anak gadis nya.