Kini semua orang berkumpul di halaman belakang rumah Refan, mereka mengobrol pada masing-masing kelompok.
"Gak nyangka ya? Anak-anak kita tumbuh secepat itu," ungkap Reisya sambil melirik anak-anaknya yang asik tertawa bersama anak-anak lainnya.
"Iya ya? Rasanya baru kemarin melahirkan eh sudah sebesar itu aja mereka," jawab Ruri dengan kekehannya.
"Anak jaman sekarang kan gitu, cepat besarnya! Makanya bikin lagi yang banyak, biar seru!" balas Nando dengan senyum miring.
"Maunya si gitu, tapi kan kita sudah tua. Gak pantes punya bayi, pantesnya itu gendong cucu. Ya kan?" jawab Adila dengan tegas.
"Iya sih, kita sudah terlalu tua untuk punya anak. Biarlah anak kita saja yang punya anak," balas Miko dengan anggukannya.
"Tapi kan anak-anak kita masih SMA, masa iya mau di jodohin aja?" komen Reisya sedikit keberatan.
"Untuk laki-laki si santuy karna gak kelihatan, lah kalau perempuan gimana? Kan bisa hamil," jawab Zahra memperjelas.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com