webnovel

Bukan Salah Rasa

Kisah anak-anak remaja yang beranjak dewasa, dimana masing-masing dari mereka memiliki masalah hidupnya masing-masing. Refan, Reisya, Ruri, Simon, Miko, Zahra, Nando, Nindy, Lucy, dan Gavin. Mereka semua memiliki kisah hidupnya masing-masing, dimana ego dan perasaan menjadi landasan dari sebuah perubahan besar dalam hidup mereka. Di saat hati sudah menguasai, apakah logika bisa melawannya? Baik sadar atau tidak, nyatanya perasaan lah yang selalu menang atas perdebatannya dengan ego. Anak muda adalah awal dari kisah mereka, setelah beranjak dewasa barulah mereka mengerti arti perasaan yang sebenarnya. Lalu jika masalah terjadi di antara kehidupan mereka, apakah rasa itu ikut bersalah? Hati seseorang tidak bisa di tentukan oleh kehendak orang lain, karna kekuasaan sepenuhnya ada pada si pemilik hati sendiri. Apakah ia menerima perasaan itu, atau malah membuang. (⚠️ Mengandung beberapa part 21+)

SA_20 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
280 Chs

Rencana Drama

Kini semua orang berkumpul di halaman belakang rumah Refan, mereka mengobrol pada masing-masing kelompok.

"Gak nyangka ya? Anak-anak kita tumbuh secepat itu," ungkap Reisya sambil melirik anak-anaknya yang asik tertawa bersama anak-anak lainnya.

"Iya ya? Rasanya baru kemarin melahirkan eh sudah sebesar itu aja mereka," jawab Ruri dengan kekehannya.

"Anak jaman sekarang kan gitu, cepat besarnya! Makanya bikin lagi yang banyak, biar seru!" balas Nando dengan senyum miring.

"Maunya si gitu, tapi kan kita sudah tua. Gak pantes punya bayi, pantesnya itu gendong cucu. Ya kan?" jawab Adila dengan tegas.

"Iya sih, kita sudah terlalu tua untuk punya anak. Biarlah anak kita saja yang punya anak," balas Miko dengan anggukannya.

"Tapi kan anak-anak kita masih SMA, masa iya mau di jodohin aja?" komen Reisya sedikit keberatan.

"Untuk laki-laki si santuy karna gak kelihatan, lah kalau perempuan gimana? Kan bisa hamil," jawab Zahra memperjelas.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com