"Bu, di dalam ada Pak Ricky. Saya sudah bilang beliau untuk tidak masuk karena larangan Ibu, tapi beliau tidak mendengarkan, Bu," lapor Firly.
Daisy mengangguk dan menyentuh pundak Firly. "Nggak apa-apa, Firly. Kamu sudah lakuin tugasmu. Biar dia saya yang atasi."
Firly mengangguk dan melihat kepergian Daisy menuju ruangannya hingga pintu itu tertutup.
Daisy menaruh tasnya di meja dna menyalakan laptopnya walau ia tahu Ricky sedang duduk menunggunya. Tapi Daisy perlahan membiarkan nafasnya berhembus leluasa dulu.
"Ada apa kamu ke sini, Ricky?" tanya Daisy akhirnya.
"Aku sudah bilang kan, kalau kita belum selesai. Nggak akan pernah selesai."
Daisy menelengkan kepalanya dan tertawa kecil mendengar ucapan Ricky. Ia sebenarnya merasakan gugup dan sedikit ketakutan karena Ricky sepertinya tidak akan berhenti seperti Zen.
"Ricky, aku udah mengembalikan sisa uang itu dan perjanjian kita batal. Jadi nggak akan ada lagi kesepakatan sialan itu," jelas Daisy.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com