Seorang pria sedang duduk di sofa sambil menatap kesal kepada mantan kekasih yang sekarang menjadi tunangan.
Pria itu adalah Axello, seorang idola remaja masa kini yang memiliki wajah tampan dan juga kemampuan yang sangat bagus dalam bidang tarik suara.
"Bee... aku itu ingin jalan berdua dengan tunangan ku sendiri. Bukan dengan selingkuhan yang harus disembunyikan dari banyak orang." Ucap Axel kesal.
Hari ini Axel berencana mengajak Tara, tunangannya untuk pergi makan malam. Dengan banyak alasan Tara menolak ajakan itu dan menyarankan Axel untuk makan di rumah saja.
"Boo... kamu tahu sendiri kan kalau fans berat kamu di luar sana sangat banyak? Kamu mau pamor kamu sebagai seorang artis anjlok hanya gara-gara kamu jalan bergandengan tangan dengan perempuan seperti aku?"
"Perempuan seperti apa yang kamu maksud? Kamu itu lebih dari segalanya dan aku paling tidak suka mendengar kamu merendahkan diri kamu sendiri."
Tara menghela nafas kasar. Selalu seperti ini. Mereka selalu mengakhiri pembicaraan seperti ini dengan perdebatan.
Tara selama ini memikirkan karir Axel jika mereka berdua sampai tertangkap kamera para paparazi. Tara tidak pernah mengeluh karena tidak pernah jalan berdua, dia selalu menjaga agar karir Axel tetap aman.
Menjadi penyanyi adalah impian pria itu setelah berdebat dan bertengkar hebat dengan papanya. Ardiyanto Wibowo menginginkan anaknya menjadi penerus perusahan keluarga dan tidak dengan menjadi seorang penyanyi.
Axel memilih pergi dari rumah dan sekarang tinggal dengan Tara daripada harus melihat wajah papanya setiap hari.
Tara yang mengetahui perjuangan Axel dari awal tidak ingin melihat karir pria itu hancur hanya karena status mereka saat ini.
"Boo... apa sebaiknya kita putus saja? Aku tidak mau hubungan kita berdua membuat karir yang sudah kamu bangun dengan susah payah hancur dan sia-sia."
Axel menatap tajam kearah Tara. Emosi memenuhi jiwanya saat mendengar permintaan Tara yang diucapkan dengan lirih.
"Aku lebih baik kehilangan semua ini dari pada harus kehilangan kamu. Jangan pernah memiliki pikiran yang aneh - aneh lagi karena aku tidak suka. Kalau memang perlu, dunia hancur sekalian!"
Tara tidak bisa berkutik lagi. Dia juga mencintai pria yang tumbuh bersama dengannya itu. Pria yang berjalan di karir yang sama dengannya mulai awal sampai mereka sama - sama berada sampai di posisi ini.
Beruntungnya mereka berdua masih sering mendapatkan job bersama sehingga mereka berdua tetap bisa bersama meski mereka tidak bisa bertemu dan mengatakan dengan jelas apa status yang mereka sandang saat ini.
"Kalau kamu tetap seperti itu, aku akan nekad dan mengatakan semuanya kepada dunia Bee, kamu mau aku melakukannya?" Tanya Axel mengancam.
Tara menggelengkan kepalanya, dia juga tidak bisa mengatakan kepada dunia tentang hubungan mereka. Tara hanya bisa jalan dengan Axel dengan cara sembunyi - sembunyi seperti saat ini.
"Boo, aku tidak tahu lagi apa yang bisa membuat kamu sadar. Semua yang kamu miliki saat ini tidak kamu raih dengan mudah. Jangan membuat perjuangan kamu menjadi sia - sia. Kontrak kerja kamu melarang kamu memiliki hubungan dengan wanita selama kontrak itu berjalan bukan? Tenanglah, sebentar lagi juga semuanya pasti berakhir."
Axel menghembuskan nafasnya kasar. Dia merasa senang dengan pekerjaan yang dia lakukan selama ini hanya saja satu hal yang membuat Axel tidak menyukainya. Management yang menaunginya menjadi artis melarang dia memiliki hubungan karena menurut mereka semua, karir Axel bisa hancur jika fans mengetahui Axel memiliki kekasih.
"Baiklah kalau itu mau kamu. Sekarang aku lapar."
"Baiklah, aku akan memasakkan sesuatu untuk kamu." Sahut Tara cepat setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Axel.
Axel yang kesal dengan Tara ingin mengerjai Tara malam ini, pasalnya Axel sudah menyiapkan semuanya malam ini tetapi Tara menghancurkan semua rencananya dengan menolak ajakannya.
Kehidupan Axel setelah bersama dengan Tara memang berubah drastis. Dia yang dulu senang berfoya-foya dan pesta sekarang sudah tidak lagi.
Axel lebih senang berada di dalam apartemen Tara dari pada pergi ke Club dan mabuk dengan teman-temannya.
Bagi Axel sekarang waktu bertemu dengan Tara sangatlah berharga. Saat Axel tidak ada jadwal belum tentu Tara juga tidak ada jadwal.
Profesi Tara yang seorang aktris dengan jam kerjanya yang tidak kalah padat dengan Axel membuat mereka berdua sangat jarang bisa bertemu.
"Bee... kapan kamu free lagi? Lain kali kamu harus mau aku ajak pergi, tidak ada alasan apapun."
"Aku belum tahu karena Rina belum memberitahuku."
Rina, manajer Tara yang selalu mengatur jadwal yang harus Tara lakukan selama ini. Mengurus kontrak kerja sama dengan pihak-pihak yang mengajukan kerja sama dengan Tara.
"Bilang ke Rina, besok kamu ikut aku. aku tidak mau terlalu lama menyembunyikan hubungan kita terlalu lama lagi. Setelah aku menyelesaikan kontrak dengan management ku yang kurang beberapa bulan ini aku akan mencari management lain dan kita langsung go publik."
"Tapi Xel,"
"Aku tidak menerima penolakan kamu." Sahut Axel cepat sambil mengecup bibir Tara membuat Tara terkejut dengan serangan tiba-tiba.
"Apa yang baru saja kamu lakukan?" Tanya Tara sambil mengusap bibirnya dengan kesal.
"Aku membungkam bibir kamu agar tidak terus menerus membantah apa yang aku katakan. Aku akan mengatakan semuanya kepada publik siapa kekasihku dan jangan harap kamu bisa lolos setelah aku mengatakan semuanya kepada publik nanti."
"Kamu ini kenapa selalu seenak kami sendiri sih? Terserah kamu mau mengatakan apa, aku tidak akan peduli lagi."
Tara kembali melanjutkan niatnya untuk memasak karena Axel mengatakan kalau pria itu lapar. Yang paling disukai Tara kepada Axel adalah sikap pria itu yang selalu menghargainya sebagai seorang tunangan. Mereka bertunangan, tidur dalam satu ranjang tetapi Axel belum pernah menyentuh tubuhnya.
Tara tahu pria itu berjuang sekuat tenaga menahan semua keinginannya untuk menyentuh tubuh Tara tetapi Axel sudah berjanji kalau dirinya tidak akan menyentuh Tara sebelum pernikahan terjadi.
Tara juga tidak mungkin sampai hamil, dia masih dalam kontrak kerja pembuatan serial. Tara tidak pernah mendapat larangan memiliki kekasih, hanya Axel karena pria itu berkecimpung dalam dunia tarik suara.
Fans Axel yang mayoritas seorang perempuan membuat pihak management yang menaungi Axel melarang Axel memiliki seorang kekasih dan hubungan Axel dengan Tara bukan lagi sebagai sepasang kekasih. Mereka berdua sudah bertunangan beberapa bulan yang lalu karena desakan keluarga Axel yang menginginkan Tara segera menjadi menantu di keluarganya.
Tara mengeluarkan bahan-bahan yang masih tersisa, bahan sederhana yang selalu ada di setiap lemari pendingin di dunia ini.
Telur. Hanya tinggal telur dan Tara memutuskan membuat sup merah yang berbahan dasar telur dan tomat. Makanan simpel tetapi Axel selalu menghabiskan nasinya jika Tara memasak itu.
"Baunya sedap. Kamu memasak apa?" Tanya Axel sambil melingkarkan kedua lengannya di pinggang Tara dari belakang.
"Hanya ada telur, sepertinya aku harus keluar untuk belanja nanti."
"Aku akan mengantar kamu."