Tara membantu Axel menyiapkan semua kebutuhannya. Dia sama sekali tidak mengetahui jadwal Axel karena pria itu tidak pernah memberitahunya dengan suka rela.
Tara tahu kalau Axel akan mengadakan konser karena Rani, asisten sekaligus manajernya yang melihat tiket konser Axel dipromosikan di sosial media.
"Kenapa kamu tidak pernah mengijinkan aku melihat konser kamu? Ada sesuatu yang kamu sembunyikan?" Tanya Tara menebak.
"Menyembunyikan apa? Kamu sendiri tidak tahu kapan jadwal kamu kosong. Lalu apa untungnya untukku memberitahu kamu kalau aku ada konser?"
"Setidaknya aku bisa membantumu menyiapkan semua kebutuhan kamu."
"Tidak perlu repot-repot karena sudah ada orang yang mengurus semuanya sendiri."
Tara diam. Dia tidak lagi bertanya ataupun mempermasalahkan semua yang terjadi dan ketidakjujuran Axel kepadanya.
Hubungan Tara dengan Axel tidak hitungan bulan atau hari, mereka sudah menjalin hubungan sejak keduanya duduk di bangku sekolah. Axel yang selalu merasa Tara menyayanginya, mendapatkan kasih sayang Tara sebagai ganti kasih sayang kedua orang tuanya yang sibuk dengan bisnis mereka.
Tara adalah penyelamat Axel. Karena Tara sudah menarik Axel yang sempat masuk ke dalam lembah hitam. Sekuat tenaga Tara berjuang bahkan Tara hampir kehilangan nyawanya saat gengster yang bersama Axel tidak terima saat Axel memutuskan keluar.
"Tidak masalah sih kalaupun kamu tidak mau mengatakan semuanya kepadaku, setidaknya jika aku tidak mengatakan semua urusanku, kamu tidak ada tuntutan. That's it!"
Axel menghentikan gerakannya yang akan mengambil tas saat mendengar apa yang dikataka oleh Tara. Mendengar apa yang dikatakan oleh Tara, Axel tidak menyukainya sama sekali.
Axel merasa Tara sudah mulai berubah. Mereka yang sama- sama meniti karir dari bawah merasa jika Tara sekarang tidak sama dengan Tara yang dulu. Tara yang selalu menomor satukan Axel apapun itu.
"Kenapa kamu bisa mengatakan semua itu? Bukankah semua itu sudah menjadi kesepakatan kita?"
"Kesepakatan yang mana? Aku tidak pernah merasa menyetujui kesepakatan yang mengatakan semua urusanku harus aku laporkan kepada kamu sedangkan kamu harus merahasiakannya."
Axel terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Tara. Wanita yang ada di depannya itu sangat pandai membantah Axel akhir-akhir ini.
"Sebenarnya kamu ada masalah apa?" Tanya Axel sambil memeluk tubuh Tara dari belakang.
Tara menghentikan semua gerakannya dan menghembuskan nafasnya kasar. Dia memang sudah lelah dengan pemikiran Axel yang selalu seenak jidatnya sendiri. Axel selalu meminta apapun yang dia inginkan tetapi jika Tara mengatakan sedikit saja apa yang Tara inginkan, pria itu akan langsung marah.
"Aku tidak tahu apa yang sedang kamu rencanakan sebenarnya. Kamu memaksa akan keluar dari management kamu dan akan berjalan sendiri, begitu? Setelah itu apa yang akan kamu dapatkan?"
"Aku ingin mengakui kamu di depan umum. Bukannya aku sudah mengatakan semuanya kepada kamu?"
"Aku yakin jika itu bukan alasan kamu satu-satunya. Apakah ada masalah lain?"
Axel terdiam. Sepertinya sekuat apapun dia mengatakan kalau dia tidak ada masalah apapun, Tara tidak akan pernah percaya kepadanya.
"Ada perjodohan di management. Intinya management sedang mengatur perjodohan antar member untuk meningkatkan popularitas grup. Aku tahu semua ini akan menyakiti kamu, karena itulah aku tidak memberitahu kamu tentang masalah ini."
"Masalah sebesar ini kamu sembunyikan dariku? Kamu ini menganggapku apa? Lalu konser ini? Konser ini bukannya konser dua grup vokal? Apakah grup ini yang akan dijodohkan dengan kamu dan teman-temanmu?"
Axel mengangguk pelan. Ada sedikit kekhawatiran pada wajah Axel saat Tara berhasil menebak semua hal yang dia sembunyikan.
"Karena itulah kamu ingin keluar dari grup? Jadi alasan kamu akan membuka status hubungan kita itu untuk semua ini? Aku yang kamu jadikan tameng untuk membuat posisi kamu aman?"
"Bukan begitu, Bee. Aku tidak pernah berpikiran seperti itu. Aku memag ingin mengatakan kepada dunia jika kita bersama karena aku juga tidak tahan banyak laki-laki yang menatap penuh nafsu kepada kamu. Aku cemburu, Bee."
Tara memutar bola matanya. Tara sendiri heran dengan apa yang dia rasakan saat ini. Bukannya dia tersipu malu atau senang, hati Tara malah merasakan sebaliknya. Tara marah saat mendengar alasan Axel yang sama sekali tidak masuk akal.
"Aku tidak percaya dengan semua alasan kamu. Barang-barang kamu sudah siap, kamu bisa berangkat sekarang juga." Ucap Tara dengan nada cukup dingin.
"Bee, kamu marah kepadaku?"
"Tidak. Aku tidak marah. Semoga konser besarmu sukses malam ini."
Axel tahu kalau Tara sedang marah meskipun Tara menunjukkan senyuman di wajahnya. Axel merasa sangat bersalah karena semua hal yang dia rencanakan ternyata membuat Tara tidak suka dan bahkan Tara sekarang marah kepadanya.
Axel melihat jam di pergelangan tangannya. Dia sudah terlambat, "Bee, aku akan menjelaskan nanti setelah aku pulang dari konser. Kamu tidak masalah bukan kalau aku pergi sekarang?"
"Aku sudah mengatakannya tadi kepada kamu. Aku tidak apa-apa, semoga konsermu berhasil dan sukses seperti biasanya."
Axel menempelkan bibirnya dengan bibir Tara. Tidak ada lumatan ataupun hisapan, hanya kecupan biasa tanda perpisahan mereka berdua.
Axel keluar dari dalam kamarnya yang masih ditinggali Tara di dalamnya. Axel tidak tahu jika Tara menahan air matanya sejak tadi. Mendengar pria yang dicintainya akan dijodohkan dengan orang lain untuk kepentingan bisnis membuat Tara merasa sakit.
Sakit merasa dikhianati dan sakit karena Axel tidak mau mengatakan semuanya dengan jujur. Tara mengusap air matanya yang menetes dengan kasar, lalu mencari ponselnya untuk menghubungi Rani.
"Halo, Rin? Kamu sudah mendapatkan tiketnya?" Tanya Tara langsung setelah Rina mengangkat panggilannya.
"...."
"Baguslah kalau begitu. Kita bertemu di sepan pintu masuk."
Tara mengambil tasnya lalu keluar dari apartemennya. Berjalan dengan cepat menuju mobilnya terparkir, Tara akan pergi ke konser Axel untuk malam ini.
Tara ingin melihat seperti apa sebenarnya pria itu jika berada di atas panggung. Semoga apa yang ditakutkan Tara tidak benar-benar terjadi. Tara takut jika Axel mengatakan kalau dirinya dengan Tara sedang menjalin sebuah hubungan.
Tara senang jika pria itu mengatakan kebenarnanya, pasalnya semua itu pasti akan mempengaruhi popularitas Axel di dunia hiburan. Tara tidak akan panik seperti ini jika Axel mau bekerja di perusahaan papanya. Perusahan tidak akan pernah terpengaruh dengan hubunga yang dimiliki oleh atasannya.
Mobil Tara sudah memasuki area konser. Banyak sekali anak-anak muda yang akan melihat konser itu. Tara memarkirkan mobilnya cukup jauh dari pintu masuk pertunjukkan.
"Rina!" Teriak Tara saat dia melihat sahabatnya itu berdiri menunggu Tara di depan pintu masuk.
"Tara! Ayo cepat! nanti keburu di dalam penuh."
Tara yang memakai pakaian casual tetapi tetap membuat dia terlihat cantik, tidak lupa dengan topi yang dia gunakan untuk menutupi siapa dirinya.
"Aku sudah bilang bukan untuk tidak datang ke sini? Di sini sangat ramai dan kamu harus memakai semua pakaian ini untuk menyamarkan identitas kamu." Ucap Rina sambil menunjuk masker dan topi yang dipakai Tara.
"Aku tidak masalah, aku ingin melihat sebaik apa penampilan priaku."