"Bukan aku yang melunak ataupun menjadi lebih manusiawi. Tapi kalian semua yang selalu memandangku sebagai seseorang yang berdarah dingin dan kejam tanpa perasaan. Aku juga mengerti betapa berharganya nyawa seseorang bagi orang lain." Mataya tersenyum miring kemudian.
Kael terdiam. Semua ucapan Mataya sangat menusuk juga terdengar sebagai sindiran. Memang benar mereka semua selalu berpikiran yang buruk tentang sikap Mataya yang selalu kejam. Terutama jika perempuan tersebut sudah emosi. Dia lebih terlihat seperti seorang monster yang sedang mengamuk.
"Maafkan aku, Taya. Aku tidak bermaksud untuk—" ucapan Kael terpotong.
"Tidak masalah. Lagi pula aku sudah terbiasa dengan semua ucapan itu. Kau tidak perlu merasa bersalah padaku. Well, aku juga tidak bisa memungkiri jika aku memang kejam dan dingin tanpa perasaan, tidak seperti layaknya orang kebanyakan," jawab Mataya dengan cepat. Dia kemudian mengeluarkan sebuah berkas dokumen dari dalam tasnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com