Sementara itu Mataya menoleh ke arah bangku terdakwa. Di mana di bangku tersebut sudah di duduki oleh wanita bernama Sandra. Yang mana wanita tersebut adalah pewaris selanjutnya Keluarga Cendana. Terlihat Sandra masih menggunakan perban di telinganya. Hal itu dikarenakan luka akibat tembakan yang Benvolio lancarkan beberapa hari yang lalu.
'Ada apa dengan telinga wanita itu? Apakah ini yang Benvolio maksud saat malam itu? Jika benar ini kejutan yang dia maksud, aku akan sangat berterima kasih kepadanya. Kejutan ini sangat pantas diterima oleh wanita tersebut,' batin Mataya sembari tertawa kecil.
Sandra menyadari bahwa Mataya sedang menatap dirinya sambil tertawa mengejek. Dia pun lantas segera menatap tajam Mataya dan mengutuk perbuatan Mataya di dalam hatinya dengan begitu emosi.
Persidangan bahkan belum dimulai dan baru masuk ke pembukaannya saja. Namun Mataya sudah berhasil membuat Sandra menjadi emosi dan terprovokasi karenanya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com