"Karena gadis itu sengaja menutupi perasaannya yang sebenarnya dariku," sahut Tommy, ia berdiri selangkah di hadapan Arni sembari dua tangan berlipat ke dadanya. "Coba saja kalau dia berani jujur."
"Aah, sudahlah," Arni membuang muka, lalu berdiri. "Aku tidak ingin terjebak permainan kata-katamu."
Tommy tertawa pelan, lalu mengenyakkan bokongnya di tepi ranjang yang mewah itu. Sementara Arni melepas blazer di badannya, menyisakan kemeja tanpa lengan dengan potongan dada rendah serta rok span senada dengan kemeja tanpa lengan itu sendiri.
"Apa yang kau lakukan?" tanya pria tersebut.
Kening sang gadis mengernyit. "Apa yang aku lakukan?" ulangnya.
"Kau hendak telanjang di hadapanku?"
"Ya Tuhan…!" Arni menepuk keningnya sendiri, lalu bertolak pinggang, mendelik pada pria yang menahan tawanya itu. "K—kau," tunjuknya pada Tommy. "Kau pasti sengaja bukan?!"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com