"Apa peduliku?!" Arni mendengus. "Aku tidak mau tahu!"
Tommy menyeringai lagi. "Kuberi tahu kau, gadis manja!"
"Lepaskan tanganmu!"
Tapi Tommy tidak menggubris permintaan Arni tersebut. Ia tetap mencengkeram dagu Arni dengan tangan kirinya, dan mencekal bahu kiri gadis itu dengan tangan kanannya.
"Kau lihat bekas luka ini?"
Tommy menarik kerah bajunya bagian kanan. Di sana, terdapat jejak memutih, bekas luka memanjang dari tulang dada ke bawah. Mungkin sekitar satu jengkal, Arni tidak dapat melihat dengan jelas.
Tapi yang pasti, itu sepertinya bekas luka sayat dari senjata tajam semacam pisau.
Dan Arni cukup bergidik membayangkan luka tersebut. Hanya saja, Arni tidak yakin hal itu ada keterkaitannya dengan dirinya sendiri. Dalam hal ini, justru Arni sendirilah yang dirugikan. Diperkosa dan kehilangan mahkota kesuciannya, lalu ditinggal pergi seolah tak diharapkan lagi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com