webnovel

Bukan Tipe Ender

Aku tidak mau," Itu adalah suara bantahan dari Zara. Setelah beberapa menit semua yang berada di sana terdiam.

Semua melihat Zara. Tidak terkecuali dengan Javier, Ayse bahkan Ender.

Ender hanya melihat sesaat ke Zara. Tanpa ada pemikiran apapun.

Sebelum kemudian pandangan nya turun ke bawah di sertai helaan tarikan nafasnya. Menatap kosong ke permandani di bawah kakinya. Sedang otaknya berpikir keras.

Geram dan marah tentu saja.

Seharusnya ini menjadi pernikahan yang kedepannya akan ada rumah tangga untuk hidupnya selama lamanya. Akan tetapi, malah menjadi pernikahan sesaat dan karna keterpaksaan.

Zara. Selama ini banyak dari para gadis yang Ayse jodohkan untuknya. Namun, tidak ada salah satu dari mereka pun yang membuatnya tertarik. Lalu, kehadiran Zara hari itu. Di perjodohan itu, berhasil membuat dirinya tertarik akan wanita itu.

Zara cantik sekaligus seksi. Meski tidak secantik dan seseksi gadis gadis yang pernah Ayse jodohkan untuknya. Tapi seperti yang ia katakan tadi. Gadis gadis lain tidak berhasil membuatnya tertarik tapi Zara. Dia berhasil membuatnya tertarik pada dia. Dan memutuskan untuk melanjutkan ke hubungan halal. Pernikahan,

Benar kata Daddy nya. Untuk sekarang, yang mereka perlu kan adalah ini. Pernikahan untuk membungkam berita dan media yang sudah tersebar.

Satu jam setelah kejadian tadi. Berita di media sudah tersebar ke mana mana. Bahkan sampai ke telinga klien dan kolega bisnis mereka di luar negeri. Jika berlarut, ini bisa menjadi hal negatif untuk mereka di dunia bisnis dan bisa memperburuk usaha dan perusahaan mereka.

Benar. Siapa pun yang melakukan hal keji begini. Dia harus merasakan yang setimpal, bahkan harus lebih dari ini.

Ender kembali menaikkan tatapannya melihat Zara. Di mana ruangan yang tadinya sudah mendingin sekarang kembali memanas. Karna ketidak terimaan Zara.

Ender mendesah. Ia menumpu kedua tangan di lutut nya dan bangkit berdiri.

"Biarkan aku bicara dengan Zara sebentar. Mam dad," Ujar Ender sembari melangkah mendekati Zara dan meraih tangan Zara membawa keluar bersamanya.

Setelah pintu tertutup dan berjalan beberapa langkah di lorong kapal. Ender dan Zara berhenti. Karna di sebabkan hentakan tangan Zara yang cekal Ender.

"Bukankah kamu menyukai ku Ender?" Tanya Zara yang terlihat sedikit frustasi dan tidak sabaran.

Zara melihat punggung Ender. Sebelum kemudian mendekat menghampiri Ender dan berdiri di hadapan Ender.

"Benar kan! Karna itu juga kamu menerima perjodohan ini dan setuju melakukan pernikahan,"

Ender dengan diam menaikkan tatapannya menatap wajah Zara.

Wajah wanita yang sempat membuatnya tertarik pada pernikahan. Yang kedepan seharusnya menjadi istrinya adalah wanita ini.

"Tapi kenapa tadi kamu cuma diam dan tidak membantah Ender? Aku tahu keadaan sekarang. Dan bagiku tidak apa apa Ender? Aku sudah menyukaimu sejak pertama bertemu dan melihatmu. Jadi masalah seperti ini, aku tidak apa apa. Kita bisa memperbaiki bersama. Kita bisa menjernihkan nama kamu lagi bersama. Ender aku euhmm,," Ucapan Zara terhenti oleh Ender. Yang tiba tiba maju ke depan Zara. Lalu detik selanjutnya Ender sudah membungkam mulut Zara.

Zara yang terkejutnya karna mendapat serangan tiba tiba. Seketika saja melebarkan matanya. Lalu detik selanjutnya ketika Zara sudah sadar arti dari sikap Ender padanya. Zara pun memejamkan kedua matanya.

Namun, tidak lama. Kedua matanya kembali terbuka. Ender melepasnya seketika. Bahkan sedikit menjauhkan diri darinya dengan memegang kedua bahu Zara.

Sikap Ender di hadapannya membuat Zara bingung.

"Semua sudah di tetapkan oleh Mr. Javier AirJaya. Aku harap kalian tidak ada bantahan lagi. " Ender sengaja menyebutkan nama Daddy nya begitu. Supaya Zara tahu keberadaan dia dan keluarganya di masa depan.

Zara yang masih terkejut dengan sikap Ender. Menolak dirinya setelah tadi mau dirinya. Lalu sekarang di tambah dengan ancaman halus dia. Zara tentu kebingungan. Sebenarnya apa ini.

"Kau,,," Ucapan Zara terhenti menatap Ender dan tidak tahu harus mengatakan apa.

Sedang Ender mengelus bibirnya setelah tadi mencium Zara sepihak dan setelahnya ia mendecak kesal. Kesal lebih ke untuk dirinya sendiri.

Ender menoleh melihat Zara dengan perasaan bersalah.

"Maaf, Tadi aku hanya mencoba. Tapi ternyata tidak sama, maafkan aku." Ujar Ender sebelum berbalik dan melangkah memunggungi Zara yang mematung sendiri.

Zara tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dan lebih tidak percaya lagi ia dengan apa yang beberapa detik lalu terjadi.

Pria itu menciumnya. Lalu selanjutnya dia menolaknya.

Kernyitan di dahi Zara terlihat. Sebenarnya apa yang terjadi pada pria itu sih.

Zara masih menatap punggung Ender yang berlalu di hadapannya Hingga hilang dari pandangan nya. Dan tanpa Zara sadari.

Ender melangkah pergi meninggalkan Zara sendiri dengan perasaannya yang kacau balau. Kesal, marah dan emosi sendiri.

Sebenarnya apa yang terjadi padanya. Ia tidak pernah begitu. Merasakan? Apanya yang harus ia rasakan.

Hahhh,

Ender mendesah frustasi sembari melangkah masuk ke dalam lift. Tanpa Ender sadari dirinya menekan tombol lift ke lantai 1.

Ender mengingat saat tadi mencium Zara tiba tiba. Itu ia lakukan, untuk mencoba. Apa berciuman dengan Zara. Ia akan merasakan perasaan yang sama. Tapi anehnya, di saat itu juga ia menemukan jawabannya.

Perasaannya saat berciuman dengan Zara. Itu sangat beda dengan perasaannya saat berciuman dengan sepupu Zara itu.

Dengan Zara, ia tidak merasakan apapun. Malah rasa tidak ingin dan mau menjauh dari Zara. Tapi berciuman dengan sepupu Zara. Ia lupa namanya siapa. Itu ada perasaan bahagia, gairah dan nafsu menginginkan nya lebih dan lebih.

Ender lagi lagi mendecak. Ia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Sebenarnya apa yang terjadi padanya sih.

Ender melangkah keluar dari lift. dan berjalan tanpa sadar ke lorong kamar di mana letak kamar Kara.

Menarik nafas lelah lalu mendesah. Langkah Ender berhenti ketika dirinya sadar sudah sampai di depan kamar.

Ender terperanjat terkejut menyadari kalau itu bukan pintu kamarnya.

Ender melihat ke atas ke no pintu di hadapannya. Lalu melihat ke samping kirinya ke lorong yang kosong tidak ada orang. Lalu kembali menatap ke pintu di hadapannya.

Ender lagi lagi mendesah.

"Aku pasti sudah gila," Gumam Ender.

Ketika mau berbalik. Ender menyadari sesuatu hal. Kalau ternyata ia meninggal kan HP nya di dalam sana. Bukan hanya HP, tapi juga dompetnya masih berada di dalam sana.

Sebenarnya bukan meninggalkan. Tapi ia tidak tahu letaknya di mana. Namun karna harus menghadiri panggilan Daddy dulu. Ia jadi tidak memperdulikan HP dan dompet nya.

Ender menaikkan satu tangannya mengetuk pintu.

Di dalam Kara yang terlihat sedang menghubungi Ezra yang dari tadi belum di angkat angkat pria itu. Sedang dirinya mondar mandir sana sini.

Tuk Tuk Tuk,

Suara ketukan pintu. Membuyarkan konsentrasi Kara.

Ia segera melihat ke pintu dan menggeram tidak suka.

Kara melangkah kesal ke pintu sembari mengomel.

"Siapa lagi sih? Jangan katakan orang suruha,,,"

Ucapan Kara terhenti saat melihat siapa yang membuka pintu kamarnya. Bahkan dirinya belum membukanya dan pria itu sudah membukanya. Mungkin egois dan dominan adalah sifat utamanya.

Kara berdiri sekitar 2 meter dari pintu. Karna terhenti saat melihat siapa yang membuka pintu.

Sedang Ender yang sama terkejut dengan Zara mematung di pintu. Apalagi dengan pemikiran beberapa menit yang lalu. Di mana ia mencium Zara karna wanita ini. Ya, itu yang lebih tepat.

Ender tidak tahu harus bicara apa. Tapi yang jelas pintu harus di tutup dulu. sebelum ada yang lewat dan melihat mereka lagi. Lebih tepat melihat ia yang berada di kamar wanita yang sekarang tersebar di media.

Ender yang menutup pintu di belakangnya. Sontak membuat bulu kuduk Kara naik merinding. Dan sekarang, hanya ada dia dan aku di kamar ini.

Kara berdiri menyamping dari yang tadi berhadapan dengan Ender. Dan membuang wajahnya ke samping kirinya. Sedang kedua tangannya berapa di belakang tubuhnya.

Kenapa aku jadi salah tingkah begini ya.

Kara memejamkan matanya meringis sendiri.

Ender yang setelah menutup pintu kembali berhadapan dengan Kara. Namun wanita di hadapannya menyamping. Seketika itu juga Ender sadar. Wanita di hadapannya sedang malu terhadap nya.

Sudut bibir Ender naik. Membentuk senyum geli.

'Dia lucu juga,' Batin Ender.

Perhatian Ender ke Kara hilang seketika saat dirinya melihat ke rambut Kara.

Ya. Dari dulu hingga sekarang. Ender tidak suka wanita berambut pendek. Dan bisa di katakan. Wanita berambut pendek bukan tipenya. Dan wanita di hadapannya sekarang. Sama sekali bukan tipenya.

Kara bukan hanya berambut pendek. Akan tetapi juga berkulit sedikit sawo matang. Dan itu sama sekali tidak di sukai Ender.

Wanita tipe Ender. Berambut panjang, kulit putih, badan seksi dengan tinggi 165. Dan semua itu ada pada Zara.

Tapi wanita di hadapannya. Rambut pendek bahkan itu sangat pendek. Biasa rambut pendek itu akan terlihat cantik tapi ia tidak suka juga, Sebatas dagu atau di bawah telinga. Tapi wanita ini, pendek nya sudah sejajar dengan telinganya.

Ender meringis melihat itu. Dan ia bisa bisa nya menikmati berciuman dengan wanita ini. Dan itu juga, ciuman pertamanya.

Hahhh,

Lagi lagi Ender hanya bisa mendesah.