webnovel

BEHIND THE SCREEN

Ini cerita tentang mimpi, cinta dan persahabatan 2 insan manusia. Tentang mereka yang berjuang meraih mimpi menjadi seorang idol. Bagaimana kisah mereka menjalani kehidupan seorang idol yang tidak mudah dan dituntut untuk menjadi seorang yang sempurna. Tentang mereka yang saling perhatian satu sama lain. Yang tetap saling menguatkan dan memberikan semangat meski tak bisa selalu bersama. Dan tentang mereka yang ternyata diam-diam menyimpan rasa pada satu sama lain.

Rows18_ · Combinación de músicas
Sin suficientes valoraciones
23 Chs

FOUR

Setelah membayar beberapa barang yang kubeli di minimarket, aku segera berlari menuju taman. Kulihat Mingyu yang masih duduk di posisi yang sama. Aku segera mengeluarkan bongkahan es dan sarung tangan yang kubeli tadi. Aku membungkus bongkahan es tadi dengan sarung tangan dan menjadikannya kompressan.

Kuletakkan kompres tersebut tepat di pergelangan kakinya yang memar. Kulihat Mingyu menatapku dalam diam.

"Kakimu pasti sudah memar dari kemarin dan kau terus memaksa kakimu untuk berlatih. Apakah kau terjatuh tadi?" tanyaku sambil terus mengompres kakinya yang memar selama kurang lebih 15 menit.

"Tidak, aku tidak terjatuh" jawabannya membuatku kesal. Aku tau dia berbohong.

"Lain kali jika kakimu sudah memar kau harus segera mengompresnya. Aku tau latihan kali ini sangat penting tapi setidaknya kau juga harus memperhatikan kondisi tubuhmu. Lagi pula dancemu sudah bagus Mingyu-ya." Omelku sambil kini beralih untuk duduk tepat disebelahnya dan menggunakan jaket mingyu yang tadi diberikannya untuk menutupi pahaku karena aku memakai celana pendek.

Aku mengeluarkan 2 botol minuman dan vitamin. "Ini minumlah, kau pasti lelahkan."

Mingyu hanya menatapku "Eunbi-ya Gomawo (Terimakasih)" ucapnya sambil memperlihatkan senyumnya yang tulus. Kemudian dia mengelus kepalaku pelan dan meminum vitamin yang kuberikan tadi.

Aku membeku di tempat. Ini aneh, padahal Mingyu sering melakukan itu padaku dan aku biasa saja. Tapi kali ini mengapa berbeda? Aku seperti merasakan kupu-kupu berterbangan di dalam tubuhku. Aliran darahku terasa sangat cepat kemudian jantungku berdetak dengan cepat.

"Ah, ini mungkin karena aku berlari tadi" batinku sambil menyangkal semua perasaan yang kurasakan tadi. Lal meminum sebotol minuman yang ada ditanganku.

"Jam berapa kau pergi latihan besok?" tanyaku sambil melirik ke arahnya yang kini sedang memakai kembali sepatunya.

"Uhh sekitar jam 9 pagi sepertinya. Aku ingin melatih danceku lagi sebelum penilaian besok" jawabnya yang kini telah selesai memakai sepatunya lagi.

"Kompres dulu kakimu sebelum kau latihan. Aku yakin kau pasti bisa dalam penilaian kali ini, kau harus lebih percaya pada dirimu dan kemampuanmu." ucapku menyemangatinya.

Kami sebagai trainee memiliki penilaian bulanan. Yang mana kami harus mempersiapkan sebuah performance tiap bulannya, tidak hanya dance tapi juga sebuah lagu ataupun rap, yang nantinya akan dinilai oleh para pelatih dan petinggi perusahaan. Penilaian bulanan ini sangatlah penting bagi kami, karena ini dapat menentukan apakah kami dapat melakukan debut atau tidak.

Mingyu hanya memperhatikanku yang terus mengoceh menyuruhnya untuk mengompres kakinya sebelum latihan "Tenang saja, aku akan melakukannya, aku bisa melakukannya sendiri"

"Awas saja kau, jika kau tidak mengompres kakimu, aku akan mengadukannya ke ibumu" ucapku kesal

"Iya, iya aku berjanji akan mengompresnya. Besok akan kukirimkan foto saat aku sedang mengompres kakiku" ujarnya sambil terkekeh.

"Apanya yang lucu?" tanyaku heran saat melihatnya sedang menertawaiku.

"Kau sangat lucu jika sedang mengomel begitu" jawabnya.

Aku mendengus kesal mendengar jawabannya. Kulirik jam yang kini sudah menunjukkan pukul setengah satu dini hari.

"Yak, kau harus pulang dan beristirahat. Ini sudah pukul setengah satu pagi. Kau harus segera beristirahat, agar badanmu lebih bugar." Aku segera berdiri.

Mingyu melirik jam tangannya "Aku akan mengantarmu" ucapnya sambil memakai kembali jaketnya.

"Tidak usah, tak apa, aku bisa pulang sendiri kok. Nanti aku akan mengirimkan pesan jika sudah sampai rumah." tolakku

"Tidak, tidak. Aku harus mengantarmu. Anggap saja yang ini sebagai ucapan terimkasihku karena kau sudah mengompres kakiku. Lagipula hari ini bisa saja terakhir kali aku mengantarmu pulang. Kau kan akan tinggal di dorm mulai minggu depan." Jawabnya panjang.

"Baiklah" ucapku mengalah dan kami berjalan kembali menuju rumahku.

~

Hari ini aku terbangun cukup pagi. Aku melakukan beberapa peregangan. Tidak, aku tidak akan pergi latihan aku hanya akan berlari sebentar disekeliling rumah sebelum pergi ke sekolah. Dua hari tidak melakukan latihan, aku merasa tubuhku membutuhkan sedikit olahraga. Kemarin, aku menyelesaikan merapihkan koperku dan kemudian mengirimnya ke dormku. Setelah itu, aku tidak melakukan apapun, aku hanya bermalas-malasan dirumah.

Setelah dua kali putaran aku segera kembali ke rumah untuk mandi dan sarapan. Karena ibu tau aku harus kembali diet, beliau membuatkanku jus dengan campuran pisang dan alpukat lalu ditambahkan oatmeal dan segelas susu almond. Kemudian menaburinya dengan chia seed.

Tenang saja ini cukup membuatku kenyang sampai sore nanti. Aku juga akan memakan nasi saat istirahat di sekolah nanti.

Lagipula aku kemarin sudah melakukan cheating, aku memakan hamburger dan ayam goreng. Terkadang melakukan cheating sekali itu tidak apa. Tapi besoknya mau tidak mau aku harus kembali diet lagi. Ponselku bergetar, dengan cepat aku memeriksa pesan masuk tersebut.

~Mingyu

Aku di depan rumahmu

"Aish kenapa dia jadi sangat suka tiba-tiba ada di depan rumahku sih." Ucapku pelan. Ya, Mingyu sangat jarang mengirimiku pesan seperti ini. Biasanya saat berangkat sekolah dia hanya akan menungguku di dekat halte bus. Entah ada apa dengannya akhir-akhir ini.

"Ye? Ada apa Eunbi-ya?" Tanya ibuku sepertinya dia mendengar apa yang baru saja aku ucapkan

"Tidak ibu, aku hanya sedang membaca pesan yang ada di ponselku" jawabku asal. Ibu hanya menganggukkan kepalanya.

~Eunbi

Tunggu sebentar

Balasku singkat. Aku segera menghabiskan jusku dan pergi berangkat ke sekolah bersama Mingyu yang sudah menungguku di depan.

"Bagaimana kakimu?" tanyaku sesaat setelah aku melihatnya.

"Sudah mendingan" jawabnya sambil memperlihatkan kakinya yang sudah tidak terlihat memar.

"Menunduklah" suruhku sambil menatapnya. Ia menuruti perintahku dan sedikit menekuk kakinya menyesuaikan dengan tinggiku

"Good boy" ucapku sambil mengelus kepalanya seperti apa yang biasa ia lakukan padaku. Mingyu hanya tersenyum melihat kelakuanku. Melihat responnya yang hanya tersenyum dan sepertinya dia dalam keadaan mood yang baik, aku mendapatkan ide untuk mengacak-acak rambutnya. Setelah melakukan ide tadi aku segera berlari menuju halte bus dan dia mengejarku.

Oh ya, kemarin dia menepati kata-katanya untuk mengirimkan foto ketika kakinya sedang dikompres.

Tak lama setelah kami sampai di halte, bus tujuan kami pun tiba. Kami berdua naik di bus itu dan duduk di kursi paling belakang. Aku menaruh tasku diatas kedua kakiku. Setelah semua orang yang ada di halte tadi masuk, bus mulai berjalan.

Ah ya, aku cukup excited untuk hari ini. Karena mulai malam ini aku akan tidur di dorm bersama dengan member lain. Meskipun kami sekarang tinggal di dorm tapi kami tetap bisa pulang ke rumah ketika akhir pekan atau ketika tidak ada jadwal latihan.

Karena perjalanan menuju sekolahku cukup memakan waktu lumayan lama, sekitar 30 menit kurasa. Aku memasang headset di kedua telingaku. Lagu pertama yang terputar adalah lagu yang akan menjadi awal dari karirku.

Sebuah tangan dari seseorang disebelahku tiba-tiba mendekat ke arah kupingku yang sebelah kanan. Melepaskan headsetku dan kini memasangnya di telinga sebelah kanannya. Aku hanya meliriknya, kini dia terlihat memejamkan matanya.

Aku mengabaikannya dan kembali terjun kedalam pikiranku sambil memandangi jendela yang menunjukkan jalanan kota Seoul.