webnovel
#ACTION
#MYSTERY
#REVENGE
#DETEKTIF

Before The Dawn

Apa jadinya jika seorang penyidik kepolisian, mendapat telepon dari pria misterius yang memberitahukan tentang kasus pembunuhan yang sedang berlangsung? Hal seperti itulah yang menimpa Arvin Theodore. Seorang penyidik kepolisian nomor satu di unitnya. Entah membawa tujuan apa, seorang pria misterius memberitahukan secara langsung mengenai kasus pembunuhan yang sedang atau akan terjadi. Di satu sisi memang terlihat menguntungkan, tapi di sisi lainnya justru mengundang banyak tanda tanya. Hingga pada akhirnya, melibatkan Arvin dengan pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki julukan The Dawn. Pemburuan sebulan tiga mayat pada tanggal-tanggal tertentu, sudah menjadi ciri khas pembunuh yang satu ini. Dia mengeksekusi korban secara brutal. Pun meninggalkan tanda seolah memberi pesan peringatan. Dalam proses penyelidikan yang Arvin dan rekan-rekannya lakukan, justru menggiring mereka pada kelompok bernama Black Alpha. Sebuah kelompok kejahatan bawah tanah yang ternyata memiliki benang merah dengan apa yang terjadi enam belas tahun silam. Tragedi yang coba Arvin lupakan selama ini, justru kembali menghantuinya. --- Author Note: Cerita ini hanya fiksi. Jika terdapat kesamaan nama tokoh, pangkat, latar tempat dan kejadian/kasus. Itu murni atas ketidaksengajaan penulis. Pun penulis tidak memiliki tujuan tertentu atau hubungannya dengan pekerjaan dari instansi terkait.

Rryuna · Terror
Sin suficientes valoraciones
248 Chs
#ACTION
#MYSTERY
#REVENGE
#DETEKTIF

Bab 56: Bian dan Kino

Tidak ada hal lain di dunia ini yang lebih ditakuti Kino selain pasien rumah sakit jiwa. Menurutnya, berhadapan dengan mereka semua bahkan lebih menyeramkan, daripada berhadapan dengan pembunuh yang membawa senjata.

Mereka mengoceh sendiri. Tertawa sendiri. Lalu detik berikutnya menangis tanpa sebab.

Ada pula yang merenung dengan raut sedih. Sama sekali tidak terlihat membahayakan, tapi tahu-tahu sudah mengamuk begitu saja. Melempar barang, atau mengejar orang lain.

Kino benar-benar dibuat merinding oleh semua tingkah orang-orang yang sudah kehilangan kewarasan. Hal itu pula yang membuatnya hanya mematung di pinggir jalan. Menghadap rumah sakit jiwa yang seharusnya dia masuki.

Namun dari raut wajahnya saja, sudah bisa ditebak dia tidak akan pernah mau masuk ke dalam sana. Bahkan, berada tak jauh dari tempat itu pun, dia sudah dibuat was-was. Terkejut jika ada yang lewat.