webnovel
#ACTION
#MYSTERY
#REVENGE
#DETEKTIF

Before The Dawn

Apa jadinya jika seorang penyidik kepolisian, mendapat telepon dari pria misterius yang memberitahukan tentang kasus pembunuhan yang sedang berlangsung? Hal seperti itulah yang menimpa Arvin Theodore. Seorang penyidik kepolisian nomor satu di unitnya. Entah membawa tujuan apa, seorang pria misterius memberitahukan secara langsung mengenai kasus pembunuhan yang sedang atau akan terjadi. Di satu sisi memang terlihat menguntungkan, tapi di sisi lainnya justru mengundang banyak tanda tanya. Hingga pada akhirnya, melibatkan Arvin dengan pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki julukan The Dawn. Pemburuan sebulan tiga mayat pada tanggal-tanggal tertentu, sudah menjadi ciri khas pembunuh yang satu ini. Dia mengeksekusi korban secara brutal. Pun meninggalkan tanda seolah memberi pesan peringatan. Dalam proses penyelidikan yang Arvin dan rekan-rekannya lakukan, justru menggiring mereka pada kelompok bernama Black Alpha. Sebuah kelompok kejahatan bawah tanah yang ternyata memiliki benang merah dengan apa yang terjadi enam belas tahun silam. Tragedi yang coba Arvin lupakan selama ini, justru kembali menghantuinya. --- Author Note: Cerita ini hanya fiksi. Jika terdapat kesamaan nama tokoh, pangkat, latar tempat dan kejadian/kasus. Itu murni atas ketidaksengajaan penulis. Pun penulis tidak memiliki tujuan tertentu atau hubungannya dengan pekerjaan dari instansi terkait.

Rryuna · Terror
Sin suficientes valoraciones
248 Chs
#ACTION
#MYSTERY
#REVENGE
#DETEKTIF

Bab 111: Tidak Ingat

Bola mata bulat dengan bulu yang lentik. Alis melengkung sedikit tebal, serta tatapannya yang cukup terlihat gelisah. Ekspresi wajahnya pun seolah tidak dapat menyembunyikan rasa cemas yang bergelayut dalam jiwa gadis itu.

Sedari tadi, dia hanya berdiam diri di ruangan dengan warna putih yang mendominasi itu. Pandangan mengedar ke seluruh penjuru. Menelisik setiap sudut. Benda yang dipajang. Juga sesekali mendongak ke arah langit-langit.

Gadis itu tidak lain adalah Ivy. Wajahnya berantakan dengan ekspresi ketakutan. Bekas lelehan air mata masih terlihat mulai mengering di pipinya yang mulus. Begitu juga dengan rambutnya yang acak-acakan. Menambah kesan betapa kacaunya gadis ini.

Sejak kejadian di Rumah Sakit Jiwa Eden, dia tidak henti berontak. Menangis, bahkan menjerit minta dilepaskan. Namun sayang, seseorang yang membawanya menulikan telinga. Membawa kendaraan beroda empat yang mereka tumpangi dengan kecepatan yang tidak bisa dikatakan pelan.