webnovel
#ACTION
#MYSTERY
#REVENGE
#DETEKTIF

Before The Dawn

Apa jadinya jika seorang penyidik kepolisian, mendapat telepon dari pria misterius yang memberitahukan tentang kasus pembunuhan yang sedang berlangsung? Hal seperti itulah yang menimpa Arvin Theodore. Seorang penyidik kepolisian nomor satu di unitnya. Entah membawa tujuan apa, seorang pria misterius memberitahukan secara langsung mengenai kasus pembunuhan yang sedang atau akan terjadi. Di satu sisi memang terlihat menguntungkan, tapi di sisi lainnya justru mengundang banyak tanda tanya. Hingga pada akhirnya, melibatkan Arvin dengan pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki julukan The Dawn. Pemburuan sebulan tiga mayat pada tanggal-tanggal tertentu, sudah menjadi ciri khas pembunuh yang satu ini. Dia mengeksekusi korban secara brutal. Pun meninggalkan tanda seolah memberi pesan peringatan. Dalam proses penyelidikan yang Arvin dan rekan-rekannya lakukan, justru menggiring mereka pada kelompok bernama Black Alpha. Sebuah kelompok kejahatan bawah tanah yang ternyata memiliki benang merah dengan apa yang terjadi enam belas tahun silam. Tragedi yang coba Arvin lupakan selama ini, justru kembali menghantuinya. --- Author Note: Cerita ini hanya fiksi. Jika terdapat kesamaan nama tokoh, pangkat, latar tempat dan kejadian/kasus. Itu murni atas ketidaksengajaan penulis. Pun penulis tidak memiliki tujuan tertentu atau hubungannya dengan pekerjaan dari instansi terkait.

Rryuna · Terror
Sin suficientes valoraciones
248 Chs
#ACTION
#MYSTERY
#REVENGE
#DETEKTIF

Bab 106: Keributan

Kanit Iva dan Bian tengah berada dalam mobil mereka. Hanya itu yang keduanya lakukan dari setiap menit sampai jamnya itu. Memantau keadaan di sekitar Rumah Sakit Jiwa Eden. Memastikan jika saja Daryo kembali ke sana.

Sangat lama keduanya berada di dalam. Dengan tatapan yang hanya tertuju pada sekitar tempat tersebut. Menelisik dengan jeli. Pun tidak bisa melewatkan sesuatu barang satu hal saja.

Bian sendiri, dia sudah berapa kali menguap. Melalukan pengintaian seperti ini, memang hal yang sangat membosankan baginya. Tidak menguras energi, hanya saja membuat kantuk menyerang secara membabi buta.

Pria itu menyambar gelas plastik berisi kopi yang mulai dingin di dalamnya. Menenggak minuman dengan rasa pahit itu dalam sekali teguk. Pantas saja, isinya memang sudah tinggal sedikit. Dan lagi, dia sudah merasa muak dengan dirinya sendiri.