152
Kondisi Mami sudah mulai membaik setelah dua hari dirawat. Meski Mami masih belum membuka matanya. Aku sangat ketakutan jika terjadi apa-apa, bukan hanya akan kehilangan Mami, tapi hubunganku juga akan memburuk.
Ketika sedang menunggu Mami, Joe masuk ke dalam ruangan. Aku terkejut karena dia baru saja berangkat bekerja. Tapi sudah kembali lagi, Joe memberikan selembar kertas padaku tanpa bicara.
"Joe, apa ini?" tanyaku.
"Buka saja sendiri," jawab Joe.
"Kenapa kamu pulang lagi?" tanyaku sambil membuka kertas.
"Salah lihat jam, praktek nanti siang. Bukan jam sekarang, hyuufftt." Joe membantingkan tubuhnya ke sofa.
"Hahaha gila--."
Aku tercengang menatap isi kertas. Tulisan tangan ini adalah dari Pak Anton. Di sana tertulis semua dengan jelas, kode ATM pribadi Mami, ATM perusahaan juga Pak Anton berikan.
"Joe, ini Pak Anton tulis?" tanyaku menatap kertas tak percaya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com