webnovel

Menebus Kesalahan

Editor: Wave Literature

Namun, ada satu pengecualian yaitu ketika pemilik Ruangan Kuno mengalami musibah. Jika jiwa Ruangan Kuno atau Ruangan Kuno sendiri yang muncul, maka Dao Surgawi pasti akan merasakannya.

Ketika Dao Surgawi merasakan keberadaan harta yang ditentang, maka guntur pasti akan diturunkan untuk menghancurkannya.

Pada saat-saat seperti itu, siapapun yang mendekat pasti akan mengalami kesialan karena Dao Surgawi hanya ingin menghancurkan harta yang ditentang oleh jalan surga. Dia tidak akan membedakan antara yang bersalah maupun yang tidak bersalah.

Begitupun dengan Lu Zijia yang memiliki kontrak jiwa dengan Ruangan Kuno. Dia juga tidak akan lepas dari tangan Dao Surgawi.

"Jadi, karena itulah kamu muncul ketika aku mengalami musibah?" tanya Lu Zijia dengan ekspresi datar dan gigi bergemeretak sehingga membuat sang Pagoda bergetar seketika.

Pantas saja, ketika dia melintasi gelombang guntur yang terakhir, badai tiba-tiba meningkat sehingga menyebabkannya lengah dan tidak dapat bertahan lagi.

"Maafkan aku, Tuan. Aku tidak bermaksud begitu. Aku tidak tahu informasi tentang ini sebelumnya."

"Ketika aku mengetahui informasi ini, aku sudah ingin menyampaikannya pada Tuan. Akan tetapi, siapa yang tahu jika Tuan kebetulan sedang berada dalam musibah…"

"Aku bisa mendapatkan informasi secara bertahap. Akan tetapi membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menerima informasi-informasi tersebut. Waktu yang dibutuhkan bisa beberapa hari atau bulan."

Meskipun setelah mendapatkan informasi dia dapat merasakan situasi sang tuan. Akan tetapi karena terlalu panik dan cemas, dia tanpa sadar langsung keluar tanpa merasakan kembali apa yang sedang terjadi.

Kelanjutan ceritanya persis seperti apa yang dikatakan oleh Pagoda sebelumnya. Dia menyelamatkan jiwa Lu Zijia dengan semua benda yang ada di ruangan agar sang Tuan dapat terlahir kembali dengan tubuh dan nama yang sama dengannya.

Merasakan suasana hati Pagoda yang menurun drastis, Lu Zijia tidak punya pilihan lain selain meraih puncak Pagoda dan mengguncangnya.

Setelah hidup bersama Pagoda selama 20 tahun, Lu Zijia paham jika Pagoda tidak sengaja melakukan itu. Namun, perasaannya masih campur aduk. Rasanya dia hanya ingin mengubur Pagoda kecil ini selama beberapa hari.

"Baiklah, jangan sedih. Aku akan baik-baik saja, kalau kamu bisa menebus kesalahanmu."

"Akan tetapi, lain kali jika terjadi hal seperti ini lagi, mungkin kamu harus bersiap-siap untuk menghilang bersama Tuanmu ini…"

Apabila Pagoda membuat satu kesalahan lagi, Lu Zijia takut dia akan menghilang. Sementara, Ruangan Kuno yang menandatangani kontrak jiwa dengannya otomatis akan hancur dengan sendirinya.

Mendengar kata-kata itu, Pagoda pun langsung menggosokkan dirinya ke tangan Lu Zijia seraya menyanjungnya, "Jangan khawatir, Tuan. Ini tidak akan terjadi lagi nanti."

Satu kesalahannya nyaris membuat sang tuan kehilangan jiwanya. Bagaimana mungkin dia akan melakukannya lagi nanti?

Lu Zijia membuka mulutnya. Ketika hendak berbicara tiba-tiba dia merasakan ada sesuatu yang mendekat di luar angkasa.

"Pagoda, apa kamu masih memiliki sesuatu?"

Meskipun kesadarannya ada di Ruangan Kuno, tapi tubuhnya masih berada di dalam bak mandi dan tidak akan berubah.

Dengan kata lain, obat yang disuntikkan ke dalam tubuhnya masih tetap ada.

Pagoda memutar tubuh kurus dan jeleknya itu. Meskipun tubuhnya kesakitan, tapi karena sang tuan yang meminta, maka dia akan membaginya.

Apalagi dia masih merasa bersalah!

Tok tok~~

Dua buah benda yang berwarna hijau seukuran bola pingpong jatuh dari salah satu jendela di tubuh pagoda. Kemudian, menggelinding di kaki Lu Zijia.

Awalnya, Lu Zijia hanya iseng bertanya dan tidak berharap banyak.

Bagaimanapun juga, segala hal yang ada di Ruangan Kuno telah berubah kembali ke penampilan asli. Bahkan, Pagoda pun ikut menjadi kelaparan selama ribuan tahun. Jadi, kemungkinan besar tidak ada apapun yang tersisa.

Namun tak disangka, Pagoda masih menyimpan sesuatu! Ini benar-benar mengejutkannya.

Sayangnya dia tidak punya waktu lagi untuk bertanya lebih banyak. Akhirnya, Lu Zijia dengan cepat meninggalkan Ruangan Kuno dengan membawa dua buah benda yang berwarna hijau tadi.

Sebelum pergi, Lu Zijia mengingatkan Pagoda untuk tetap berada di Ruangan Kuno. Lu Zijia menunggunya datang setelah dia sudah memahami seluk beluk dunia baru yang dia tinggali.

Pagoda menyetujuinya meskipun merasa keberatan.

Saat kesadaran Lu Zijia kembali, dia merasakan tubuhnya terbakar. Rasanya sangat panas hingga nyaris membuatnya meledak. Dia begitu terkejut.

Obat yang ada dalam tubuhnya ternyata jauh lebih kuat dari yang dia kira.