Keesokan harinya Ariani kembali bekerja seperti biasa, dan ternyata Adrian juga ke kantor hari ini. Agendanya adalah mengenai kontrak kerja sama yang baru di tanda tangani di Singapura oleh Adrian dan Ariani. Ariani menatap ke arah Adrian pria itu tampak lelah, kurang istirahat namun Rapat ini penting jadi dia tak bisa menunda nya. Ariani sedikit merasa khawatir kepada Adrian, dan masih menyimpan begitu banyak pertanyaan untuk Adrian, tapi lagi lagi dia pun hanya bisa menutupi perasaannya. Rapat yang berlangsung hingga hampir makan siang itu pun selesai. Mereka baru selesai meeting dan meninggal kan ruang rapat, namun suara. Adrian menghentikan langkah Ariani. "Nona Ariani Yusuf" ucap Adrian , Ariani memutar balik badan nya ke arah Adrian "iyaa, pak" ucap nya lembut dan seolah akan kah dia dapat penjelasan. "tolong kau selesai kan semua kontrak ini dan segera kirim detail nya ke email saya" ucap Adrian dan sekretaris nya di pun menyerah kan beberapa dokumen ke Ariani. Ariani hanya mengangguk dan menerima dokumen itu. "saya harap Minggu ini saya sudah terima laporan detailnya" ucap Adrian lagi. "baik pak" jawab Ariani dingin, sebenarnya dia merasa kecewa, dia pikir dia akan mendapat sebuah penjelasan dari Adrian. Adrian hanya meangguk dan berlalu pergi.
Ariani berjalan menuju ke ruangan nya dengan wajah kesal, kecewa, marah, tapi dia juga tak bisa menuntut apapun ke Adrian."huuffffttt" Ariani hanya bisa menarik nafas untuk menetralkan perasaan nya. Namun ternyata sedari tadi ada Sepasang mata yang mengawasi nya. "selamat siang nona Ariani" sapa Pria itu, "siang Tuan Ferdinand" ,sahut Ariani,, "mau makan siang bersama?" tanya Ferdinand, "hehhe, baiklah" jawab Ariani.
"Bagaimana perjalanan ke Singapura mu?" tanya Ferdinand memulai obrolan ketika mereka sedang menikmati makan siang di Kafetaria Kantor. "lancar dan baik" ucap Ariani singkat, sejujurnya dia sangat bahagia menikmati perjalanan nya, namun, ntah mengapa Adrian selalu melakukan kesalahan tanpa dia sadari dan itu sangat melukai Ariani. Ferdinand sangat mengetahui perjalanan ke Singapura ini alasan untuk Adrian agar bisa memperbaiki hubungannya dengan Ariani, tapi kenapa Ariani bersikap seperti ini. "lalu kenapa kalian kembali begitu cepat, aku pikir kalian akan kembali besok atau lusa?" tanya Ferdinand, "haaaahhh, besok atau lusa,? kenapa?" Ariani sempat bingung dengan pertanyaan Ferdinand namun dia tak ingin berpikir salah lagi mengaanggap Adrian menanggap nya istimewa. "tidak ada alasan untuk kami tinggal, urusann pekerjaan sudah selesai, dan juga" Ariani sempat menjeda omongannya untuk mengontrol hati nya "dia mendapat telpon dari Claudia, dan bergegas meninggalkan Singapura" ucap nya dengan nada dingin namun ada kekecewaan didalam nya. Ferdinand dapat menangkap itu, 'ada apa ini, kenapa Ariani terlihat kecewa' itu lah pikiran Ferdinand. Melihat ekspresi Ariani Ferdinand hanya tersenyum dan mengangguk.
Ariani kembali ke ruangannya bersama Ferdinand namun ketika dalam perjalanan mereka berpapasan dengan Nina dan Tasya di dalam lift. "oiaa, Ariani , kau belum menceritakan perjalanan ke Singapura kepada kami" ucap Tasya saat didalam lift "dan kau harus menceritakan bagaimana hubungan mu dangan Tuan Adrian, karena aku rasa dia masih memiliki rasa yang berbeda dengan mu" ucap Nina agak berbisik namun kami ber-4 didalam lift dapat mendengar nya. dan mendengar itu Ferdinand tersenyum, "hentikan omong kosong kalian, aku dan Tuan Adrian hanya melakukan perjalanan bisnis, dan kami hanya atasan dan pengacara, jika kalian menganggap ku teman jangan bicarakan ini lagi" ucap Ariani dengan nada sedikit kesal. dan tepat bersamaan terbuka lift dan dia pun bergegas keluar. Diikuti oleh Nina dan Tasya, "baik-baik, kami tak akan membahas nya lagi" ucap Nina. Ferdinand yang melihat ini, benar benar melihat kekecewaan di wajah Ariani dan sikap nya kembali menjadi dingin, Ferdinand semakin tidak mengerti apa yang telah terjadi.