Selama perjalanan didalam pesawat, Adrian sibuk dengan hp nya, wajah nya sangat pucat dan penuh kekhawatiran, sedangkan Ariani sangat khawatir melihat Adrian "makan lah dulu, kita meninggalkan hotel tanpa makan siang karena kau terburu-buru" ucap Ariani hangat ke Adrian dan menyodorkan piring yang berisi makanan ke Adrian, Adrian yang setelah menerima telpon,, sedari tadi hanya sibuk dengan hp dan pikiran nya saat ini hanya ke mama nya dan Claudia, dia seakan lupa bahwa ada Ariani di samping nya. Dia pun menatap intens dan penuh hangat ke Ariani, Ariani tersenyum dan "makan lah dulu, kita akan segera sampai, jadi tenang lah" ucap Ariani lagi, dan di balas dengan anggukan dari adrian. Ariani mengatakan itu dengan penuh ketulusan karena melihat orang yang dia sayangi pertama kalinya merasa gelisah, walau sebenarnya hati nya merasakan sebuah kegundahan 'claudia' nama itu kembali mengganggu hati dan pikiran Ariani, jujur saja dia merasa kecewa, kesal, tapi melihat' Adrian yang seperti ini membuat nya hati nya tak berdaya dan tak ingin menuntut penjelasan atau bertanya apapun ke Adrian, Sekali ini dia melupakan logikanya. dan mengikuti hatinya.
Setelah menempuh perjalanan selama hampir 2 jam mereka pun tiba di bandara Internasional Indonesia. Mereka bergegas keluar, sudah ada supir kantor dan ada Pak Hadi supir pribadi Adrian yang menunggu mereka. "maaf, aku tak bisa mengantar mu pulang , kau pulang lah bersama supir kantor" ucap Adrian ke Ariani "iyaa" ucap Ariani lembut. Adrian hanya mengangguk dan bergegas pergi. Ariani menatap kepergian Adrian "sepenting itu kah dia bagi mu?" ucap Ariani lirih menahan air matanya. "mari Bu biar saya bawakan" ucap Supir dan menyadarkan Ariani.
Selama perjalanan menuju kerumahnya, Ariani mulai bertanya tanya, sebenarnya ada apa, kenapa begitu mendengar Claudia kecelakaan Adrian begitu panik, bukan kah dia sudah menikah,, begitu mendengar nama Claudia Adrian melupakan nya,, melupakan apa yang terjadi di hari ini, Adrian bahkan seolah lupa bahwa dia mengajak nya untuk dinner tanpa sadar Ariani meneteskan air matanya. 'kenapa dia tak menjelaskan apapun kepada ku, dan membuat ku merasa seperti ini?' ucap nya dalam hati.
Ariani pun tiba di rumah nya, dia menghela nafas panjang, dia merasa sangat lelah , dia meletakkan kopernya di sudut kamarnya "berendam seperti nya enak" ucap nya, dia pun menuju kamar mandi. Hampir satu jam dia di dalam kamar mandi , dia sudah mengenakan pakaian santai rumah dan masih dengan handuk membungkus kepala nya. Merasa rileks dia pun merebahkan tubuhnya ke tempat tidur nya, memeriksa hp nya "dia bahkan tak menghubungiku" ucap nya dan meletakkan kembali hp nya
-------_-------
Adrian masih mengenakan pakaian yang sama saat meninggalkan Singapura, berjalan tergesa-gesa menyusuri koridor rumah sakit, ya begitu meninggalkan bandara Adrian tak langsung pulang kerumah nya namun dia menuju ke rumah Sakit, terlihat mama nya seorang diri berdiri didepan ruang ICU dengan wajah yang sembab karena menangis dan terlihat sangat takut dan khawatir. "maaaa," ucap Adrian dan memeluk mama nya,, "apa yang terjadi?" tanya Adrian lagi, "mama juga nggak tau Rian, tiba tiba pagi tadi mama menerima telpon dari rumah sakit, bahwa mereka mengalami kecelakaan" jelas mama nya sambil menangis, "tenang lah maa, mereka akan baik baik saja" ucap Adrian mencoba menenangkan mama nya. Claudia, Suami, dan mama nya perjalanan pulang dari Sebuah tempat wisata di Surabaya bermaksud kembali pulang, namun mereka semua mengalami kecelakaan, mama Adrian pun menjelaskan kronologi kejadiannya. Namun cerita mereka terhenti saat beberapa dokter dan perawat keluar dari ruangan itu. "maaf , keluarga Nyonya Hana (mama nya Claudia) , "iyaaa kami" ucap Adrian, "maaf, kami sudah berusaha, tapi nyonya Hana tidak bisa bertahan, walau pun menerima transfusi darah, tapi cidera di belakang kepalanya membuat pendarahan hebat didalam otak kecil nya membuat nya tak bisa bertahan, sekali lagi kami mohon maaf" ucap seorang dokter menjelas kan secara halus bahwa mama Claudia meninggal. Hal ini membuat mama Adrian sangat terpukul dan lemas di pelukan anak nya, "lalu bagaimana dengan korban lain nya dokter"? ucap Adrian cepat. "Karena di tabrak di dari belakang sehingga korban yang berada di depan tidak Mangalami luka dalam yang serius, pria yang mengemudikan mobil sudah kami pindah ke ruang perawatan, namun,,,, nona Claudia ," Ucap sang dokter yang terdengar ragu di akhir ucapannya, "Claudia kenapa dok?" tanya Adrian sedikit berteriak karena takut dan panik "nona Claudia, harus kehilangan bayinya, maaf , kami harus melakukan itu demi menyelamatkan nyawa nya". mendengarkan hal itu seketika Adrian merasa kaki nya lemas, dia merasakan kesedihan dan kebingungan. Apa yang harus dia katakan pada Claudia, dia kehilangan mama nya satu satu nya keluarga nya saat ini, orang tempat nya berlindung dan mengadu, dan sekarang dia juga kehilangan bayinya , Adrian memasuki ruangan ICU begitu hati hati, dia menatap Claudia dengan penuh rasa kasih sayang dan rasa prihatin, Claudia adalah adik baginya, seperti adik kandungnya, Papa mereka bersahabat dan ketika papa Adrian meninggal saat usia Adrian masih belia , papa Claudia lah yang menjadi ayah baginya, mengganti kan papa nya di setiap acara nya sebagai papa nya, dan saat Claudia kehilangan papa nya, Adrian berjanji untuk menjaga Claudia dan Hana (mama Claudia), Adrian sangat menyayangi Claudia sebagai adik sebagaimana papa Claudia menyayangi nya, tapi kini, wanita itu baru merasakan kebahagiaan yang sempurna, sudah harus seperti.ini, Adrian menggenggam tangan Claudia dan menatap nya begitu hangat seperti kakak yang sangat mengkhawatirkan adiknya. "maaf Pak ,, pasien pria sudah sadar" ucapan seorang perawat menyadarkan nya, dan Adrian bergegas pergi keruangan pasien itu yang merupakan suami Claudia. Adrian mengetuk pintu dan masuk, dia melihat bahwa pria itu dalam posisi duduk dan berniat meninggalkan tempat tidurnya. "apa yang kamu lakukan" ucap Adrian dan dengan cepat menahan tubuh suami Claudia, "aku harus.melihat Claudia, aku harus berada di samping nya, ini semua salah.ku , ini salah.ku" ucap pasien itu dengan emosi , menangis dan rasa penyesalan, "tenang lah, kamu belum pulih total,.jika kamu berniat mendampingi Claudia , kamu harus.kembali sehat, dan menjadi pria yang kuat agar bisa melindungi nya" Ucap Adrian dan menahan pria itu agar tenang, "aku yang mengajak nya pulang hari ini, seharusnya kami pulang lusa, tapi karena aku harus bertemu klien secepatnya jadi kami pulang hari ini, seandainya aku pulang sesuai jadwal ini tidak aka di terjadi, tidak akan" ucap pria itu Frustasi dan menangis, Adrian paham perasaan suami Claudia, tapi jika suaminya bersikap lemah seperti ini, lalu seperti apa Claudia, harus ada pria kuat disamping nya. "jika kau menyayangi dan mengkhawatirkan Claudia, kau harus kuat, kau tak boleh seperti ini, dia sudah kehilangan mama nya dan juga bayinya, jika dia melihat mu seperti ini, akan kepada siapa dia bersandar dan berpegangan, jadi kau harus tenang dan sehat dulu sekarang" ucap Adrian tegas dan memberikan pencerahan untuk suami Claudia.