"Jangan berniat untuk membantu Abare, Jisen." Ibunya Abare menatap tajam ke arah suaminya. Ia tahu betul gelagat suaminya yang mencurigakan itu.
"Miuri, aku tidak mengerti dengan pemikiran mu itu. Aku sudah berulang kali mengingatkanmu kalau keluarga Hanami itu licik. Buah takkan jatuh jauh dari pohonnya. Begitu juga pada Momo dan ayahnya. Apabila ayahnya adalah orang yang menggunakan segala cara untuk mencapai keinginannya. Maka anaknya pasti takkan jauh berbeda," balas Jisen dengan raut yang sangat serius.
"Aku tidak peduli! kalau kau menolak, kenapa tak saat bertemu dengan Hanami-San saja kau menolak itu semua!" Miuri tetap berpegang teguh pada keputusannya untuk menikahkan Abare dan Leony.
"Karena di saat itu aku masih terbawa emosi dan pikiran yang kalut! aku juga belum punya bukti untuk mengatakan kalau Momo itu berbohong!" balas Jisen.
"Apa?! memangnya kau punya bukti?! tidak kan?!"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com