Setelah Rival sadar dengan ucapannya yang membuat Alif terbakar entah kebakaran karena apa, perhatiannya langsung terfokus pada Alif.
"Kamu serius?" Tanya Alif menekan kekesalannya sambil mengepalkan tinjunya.
"Astagfirullah kamu dengar ya" Ucap Rival meringis. Dia pikir Alif tidak dengar.
"Kamu tau kan menatap dengan nafsu itu di haramkan? Apalagi pacaran. Bukannya itu yang selalu kamu katakan pada saya?" Geram Alif. Dia marah tapi tak tau apa alasannya dia marah. Perasaannya saat ini pernah timbul sebelumnya saat dia melihat Rival sedang berbicara dengan Alifah di depan mesjid sekolah.
"Jujur saya mengaku menyukainya, tapi niatan untuk berpacaran dengannya tidak ada Sama sekali. Tapi jika menghalalkannya saya kira setelah lulus sekolah saya akan melamarnya. Semoga dia mau menerima saya sebagai Imamnya"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com