webnovel

Nona Ning, Nyonya Mengundang Anda Untuk Bertemu Di Rumah Utama

Traductor: Wave Literature Editor: Wave Literature

Di luar hotel, Nian Che sedang mengendarai mobilnya, mencari Ning Qing di sepanjang jalan.

Untungnya, dia tidak mengemudi terlalu jauh, sampai akhirnya melihat sosok Ning Qing.

Dia menepikan mobilnya ke sisi jalan lalu mengejarnya.

"Kakak ipar!" Ning Qing terbengong ketika ada seseorang memukul bahunya secara tiba-tiba. dia hampir jatuh karena ketakutan.

Nian Che dengan cepat meraih pergelangan tangannya lalu berkata sambil tersenyum, "Kakak ipar, kamu sedikit ketakutan... Ada apa denganmu?"

Wajah Ning Qing dingin. Di bawah cahaya lampu jalan berwarna kuning yang redup, postur wajahnya yang halus terlihat jelas. Bibir merahnya ditekan erat, membuatnya terlihat menawan.

Dia melepaskan tangannya, "Jangan ikuti aku."

Nian Che tertegun sejenak, "Kakakku memintaku untuk mengantarkanmu…"

"Jangan sebut dia di hadapanku!"

Tak ada orang disekitar. Teriakannya ini, membuat suasana di sekitarnya menjadi lebih sunyi.

Dada Ning Qing terangkat ke atas dan ke bawah. Nafasnya berat, emosi di dadanya sangat berantakan.

Nian Che yang berdiri di depannya pun berhenti berbicara.

Untuk beberapa saat, kemarahan di hatinya mereda. Ning Qing kembali tenang lalu menatapnya.

"Maaf. Suasana hatiku agak kurang baik."

"Tidak apa-apa." Nian Che tersenyum ringan, lalu berkata dengan nada lembut.

"Apakah kemarahanmu sudah hilang? Jika sudah, aku akan mengantarkanmu pulang. Ini sudah larut malam. Akan sangat berbahaya bagi seorang gadis berada di luar sendirian."

Ini diluar ekspektasi Ning Qing.

Sebagai Tuan muda kedua dari keluarga Nian, dia harusnya memiliki temperamen yang buruk. Namun, bukan hanya tidak marah padanya, tetapi dia masih mau memikirkannya.

Ning Qing berkedip, kemudian menyetujui, "Oke."

"Kalau begitu, ayo pergi." Nian Che berbalik kemudian berjalan ke arah mobil. Ning Qing ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya mengikutinya ke arah mobil.

Setelah mereka naik ke mobil, keduanya tidak berkata apa-apa.

Lampu jalan menampilkan bayangan di jendela satu demi satu. Suasana di dalam mobil sangat sunyi.

Ning Qing bersandar di pintu mobil, matanya menatap ke bawah, banyak hal yang melintas di pikirannya.

Tidak lama kemudian, mobil berhenti.

Mata Nian Che melihatnya yang sedang dalam kondisi linglung dari kaca spion. Wanita itu terlihat anggun, dia terlihat rapuh dan bingung.

Nian Che ragu-ragu, "Kakak ipar."

Ning Qing tersadar. Matanya penuh dengan ketakutan, seperti seekor rusa yang ketakutan di hutan, yang masih belum ternoda oleh dunia ini.

Nian Che tidak bisa mengatakan kata-kata menghibur. Jadi dia hanya berkata, "Sudah sampai."

Ning Qing bergumam 'oh' kemudian keluar dari mobil.

Ada ketukan di jendela mobil, Nian Che pun mengeluarkan kepalanya sedikit..

Ning Qing berkata dengan serius, "Terima kasih."

Dia memiringkan kepalanya, lalu berkata sambil tersenyum, "Kamu adalah kakak iparku. Tidak perlu berterima kasih karena masalah kecil seperti ini."

"..."

"Masuklah. Aku masih harus kembali untuk melapor."

Ning Qing mengangguk.

Dia melihat wanita itu berjalan ke dalam hingga tidak lagi bisa melihatnya. Nian Che menghela nafas pelan, menyalakan mobil, lalu pergi dari Yunjing nomor satu.

Ning Qing kembali ke kamar. Dia kelelahan sehingga tidak sanggup memikirkan apa pun lagi. Setelah membersihkan diri, dia berbaring di tempat tidur kemudian tidur.

Sepanjang malam itu, dia tidak mendengar suara mobil dari bawah.

***

Keesokan paginya, ketika Ning Qing turun, dia melihat kamar Nian Lie, pintunya tertutup.

Benar saja, dia tidak kembali sama sekali tadi malam.

Dia pergi ke dapur tanpa ekspresi, membuat sarapan sederhana. Baru saja dia selesai makan, dia mendengar ada suara mobil di luar.

Ning Qing mengambil tisu lalu menyeka mulut dan tangannya. Orang yang masuk bukanlah orang yang dia pikirkan.

Seorang pria berusia empat puluhan masuk. Saat dia melihat Ning Qing di meja makan, dia mengangguk sedikit, "Nona Ning."

Ning Qing menatapnya dari atas ke bawah. Dia mengenakan jas dan dasi kupu-kupu, tubuhnya tinggi dan tegak. Sekali lihat saja dia sudah tahu bahwa pria ini telah menerima pelatihan yang baik.

Dia menyipitkan matanya kemudian bertanya, "Siapa kamu?"

Ekspresi pria itu tampak serius, "Aku dari rumah utama. Anda bisa memanggilku paman Lu."

Ning Qing berdiri. Berbagai macam hal muncul di pikirannya saat dia bertanya niat pria itu, "Paman Lu, ada urusan apa denganku?"

Nada suara kepala pelayan Lu tidak berubah, "Nyonya mengundang Anda untuk bertemu di rumah utama."