webnovel

Jangan Marah, Aku Akan Memberi Mereka Pelajaran Untukmu

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Kak Lie!"

Nian Che berbalik kemudian berteriak dengan gembira, "Kak, kamu datang."

Baru Ning Qing menyadari bahwa orang yang memegang pinggang di belakangnya benar-benar Nian Lie.

Dia hanya bergumam, ketika berhadapan dengan mereka berdua. Dia lalu menundukkan kepalanya ke sisi wajah Ning Qing, mata hitamnya dipenuhi kelembutan.

"Kenapa wajahmu seperti itu? Tidak senang?" Bagi Ning Qing, suara ini seperti panggilan dari neraka. Membuatnya bergidik hingga bulu kuduknya meremang.

Saat dia tidak menjawab, Nian Lie juga tidak marah. Dia menatap ke arah Su Yinuo dan Nian Che sebelum berkata dengan lembut, "Apa mereka berdua membuatmu marah?"

"..."

"Sudah, jangan marah. Aku akan memberi mereka pelajaran untukmu."

Mengabaikan kekakuan wanita di lengannya, Nian Lie meluruskan tubuh bagian atasnya,. Tangannya masih melilit pinggangnya yang ramping, tetapi dia tidak lagi lembut, wajahnya berubah dingin dan kejam.

Saat mata dingin yang acuh tak acuh itu menatapnya, Nian Che mengangkat tangannya tanda menyerah, "Kak, aku... Aku tidak melakukan apa-apa. Semua ini salahnya, dia ingin menindas kayak iparku!"

Nian Che menunjuk Su Yinuo. Mata dingin Nian Lie berpindah menatap Su Yinuo.

Wajah Su Yinuo berubah pucat, "Kak Lie, aku tidak…"

"Tidak apanya?! Jangan kira aku tidak melihatnya. Saat aku datang tadi, aku jelas melihat tiga orang yang berbicara dengan kakak ipar. Mereka jelas-jelas bersama denganmu sebelumnya."

Wajah Su Yinuo pucat, dan bibir merah mudanya terbuka, "Tidak. Nian Che, kamu jangan bicara sembarangan!"

Dia berbalik lalu menatap Nian Lie. Wajah lembutnya mengernyit seperti sedang sedih karena dituduh, "Kak Lie, Aku sungguh tak melakukan apa-apa. Percayalah padaku."

"..."

Nian Lie menekan bibir tipisnya erat-erat. Meski dia tidak berkata apa-apa, tapi auranya yang bagai seorang raja itu sangat dingin hingga membuat orang disekelilingnya merasa kedinginan.

Ada aura dingin di antara alisnya. Suaranya pun benar-benar rendah.

Tangannya mengencang di sekitar Ning Qing, memenjarakan Ning Qing di pelukannya, dia bertanya, "Apa yang ingin kamu lakukan dengannya, hm?"

Ning Qing mengepalkan tangannya di kedua sisinya.

Dia memberinya hak untuk memilih, seolah-olah dia benar-benar menyayanginya dan sangat memanjakannya.

Ning Qing berpikir, untungnya itu adalah dirinya. Jika itu adalah wanita lainnya, mana bisa mereka menolak godaan kata-katanya yang seperti itu?

Nian Che menutupi wajahnya lalu berteriak, "Tidak usah pamer, tidak usah pamer. Semua makhluk lajang sudah mati karena kalian!"

Melihat kedekatan kedua orang itu, bibir Su Yinuo bergetar.

Dia berperilaku cukup baik dalam pelukannya, ada senyum langka di wajahnya yang dingin.

"Terserah kamu." Tiba-tiba, wanita itu melepaskan diri dari pelukannya.

Senyumnya menghilang. Ning Qing menundukkan kepalanya. Wajahnya pucat saat dia berkata.

"Aku kurang enak badan. Aku akan kembali lebih dulu."

Dia berbalik, mengangkat roknya, kemudian berlari keluar seakan sedang kabur.

Nian Che menghela nafas beberapa kali, tidak sempat menghentikannya. Dia lalu berbalik untuk melihat pria yang ada di sampingnya, "Kakak, kakak ipar dia…"

Kata-katanya berhenti tiba-tiba. Ini karena dia melihat gelombang gelap muncul di mata Nian Lie.

Setelah beberapa saat, aura dingin pria itu menghilang dia pun kembali tenang.

"Nian Che." Nian Che menatapnya. Nian Lie berkata padanya perlahan, "Antar kakak iparmu pulang."

Nian Che mengangguk. Dia lalu menatap Su Yinuo dengan tatapan serius kemudian mengejar Ning Qing keluar.

Di sudut ini, hanya ada Nian Lie dan Su Yinuo saja yang tersisa.

Bibir Su Yinuo gemetar. Saat pandangannya menatap Nian Lie, dia langsung menurunkannya pelan-pelan.

"Yinuo." Tiba-tiba tubuhnya gemetar. Dia menatap ke atas sambil menunjukkan senyum memaksa, "Kak Lie, aku tidak melakukan hal itu. Kamu percaya padaku, ya kan?"

Nian Lie berjalan ke arahnya dengan langkah panjang.

Dia menundukkan kepalanya, lalu mendekat.

Jantung Su Yinuo berdetak kencang, matanya pun kabur, "Kak Lie…"

Mata pria itu dalam, gelap, dan tenang. Seperti langit malam yang tidak bisa dilihat ujungnya, atau seperti laut dalam yang tak berdasar. Tak ada cahaya di dalam matanya.

"Kamu tidak cocok untuk berbohong."

Su Yinuo langsung tersadar. Dia gemetar air mata turun dari matanya.

"Lain kali jangan melakukan hal-hal tidak berarti seperti ini lagi." Dia berjalan melewatinya dan tidak berhenti sama sekali.