webnovel
#ROMANCE

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
194 Chs
#ROMANCE

Part 89 - Bekal Utama Anak Muda

"Nak?" sapa Bapaknya Wahyu kembali mengajaknya berbincang.

"Iya, Pak? Ada apa?" Oki tersadar. Dari tadi ia melamun.

"Awalnya bisa merantau dan tetap bertahan jalan itu gimana, Nak?"

"Karena pengim bikin keluarga lebih baik, Pak."

"Keluarga?"

"Maksud saya Ibu dan adik saya, Pak."

"Ouh... bapak di rumah memangnya kenapa?"

"Bapak sudah wafat, Pak."

"Maaf, ya. Saya cuma pengin lebih tahu tentang karyawan saya yang bekerja di sini. Apalagi Nak Oki ini masih muda. Kenapa mau bekerja di sini?"

"Ndak dipaksa Mas Wahyu kan?"

"Ouh ndak ko, Pak. Justru Wahyu yang menolong saya."

"Oh ya, saya dengar Nak Oki juga mendaftar sama dengan anak saya. Diterima?"

"Itu dia, Pak. Belum rezekinya di sana. Jadi saya berharap Bapak mengijinkan saya terus berkerja di sini, yah? Saya belum tau mau mencari pekerjaan dimana lagi," ucap Oki.

"Iya, Nak. Saya paham. Tapi saya juga ingin Nak Oki ini tetap meraih mimpinya. Jangan bosan belajar. Apapun."