webnovel
#ROMANCE

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
194 Chs
#ROMANCE

Part 86 - Keputusan Nia

Tiga hari lalu ulang tahun Ibu. Nia tak memberi apapun sebagai hadiah untuknya. Sebab ia pun tak suka merayakannya. Bukan sebab halal haram yang dikatakan agama. Ibunya jarang sekali melarang dan memerintahkan sesuatu padanya, langsung menyebut "Ini haram! Itu halal!" Meskipun dengan begitu pun sah-sah saja. Namun ia berbeda. Ia selalu menuturkannya begitu ramah, lembut, dan bersahaja.

"Bu, Nia ijin pergi ke rumah temen dulu ya,"

"Mau ada apa, Nak?"

"Dia minta bantuan Nia ngerjain tugasnya."

"Kenapa nggak temennya aja yang kesini?"

"Kendarannya lagi mogok katanya. Gatega kalau suruh ngangkot. Biar Nia aja kesana. Sekalian main. Mumpung udah di sini."

"Kamu nggak ngurusin kuliah, tapi mau belajar ke rumah temen?"

"Kan kata Ibu kehidupan adalah tempat belajar yang sesungguhnya," ucap Nia seraya menirukan gaya Ibu saat mengucapkannya. Tersenyum lembut. Candanya.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com