webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
194 Chs

Part 43 - Mimpi Aneh Oki (2)

"Pak? Pak RT kenapa, Pak?" tanya Ardi melihat Pak RT jalan tergopoh dengan darah mengalir di pelipisnya.

"Kang! Tolong, Kang! Ambil air!" teriak Ardi.

Suasana berubah panik.

"Astaghfirullah... kenapa, Mas? Kenapa dengan Pak RT?" tanya Pak Dani yang baru saja melihatnya.

Tiba kemudian, Kang Herman dengan membawa segelas air.

"Ini, Mas." Kang Herman menyerahkan segelas air pada Ardi.

"Pak... Pak RT minum dulu." Ardi memberikan air pada Pak RT. Wajah Pak RT masih sangat lebam dan nampak lelah sekali.

"Ayo, Pak. Kita ke dalam saja. Biar istirahat di dalam. Kang... bisa tolong bantu papah?" pinta Ardi pada Kang Herman.

"Iya, Mas."

Ardi dan Kang Herman bersamaan memapah Pak RT. Berbagai tanya menghantui mereka berdua. Sebenarnya ada apa? Kenapa Pak RT sampai berdarah? Siapa yang mencelakainya?

Apa semua ini ada hubungannya dengan rencana promosi hari ini?

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com