webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
194 Chs

Part 36 - (Menemukan) Ketenangan

"Bu, saya langsung pamit, ya. Ibu nungguin di rumah. Kasian," ucap Aksa.

"Ndak mampir masuk dulu? Habis perjalanan jauh 'kan?"

"Lain kali saja, Bu."

"Yasudah, hati-hati. Titip salam buat Ibumu di rumah."

"Iya, Bu. Ay... pamit, ya."

"Iya, Sa. Hati-hati, ya. Jangan ngebut."

Aksa tersenyum, merapikan jaketnya dan bersiap melaju menuju Tegal. Namun, hujan tiba-tiba datang. Aksa mencari masjid sebagai tempat sholat ashar dan sekaligus berteduh.

Ia baru teringat belum menanyakan kabar Oki. Aksa pun melayangkan pesan pada Oki.

"Ki, gimana? Aman?"

"Aman, Bro!"

"Sorry, ya. Gasempet ketemu. Baru inget padahal lu kan mau ikut."

"Iya, gapapa. Ini dimana? Sudah pulang?"

"Masih neduh di jalan. Lu sendiri dimana?"

Beberapa menit menunggu, Oki tak menjawab pesannya. Akhirnya, Aksa memutuskan sholat ashar terlebih dahulu.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com