webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
194 Chs

Part 27 - Tertinggal

"Eh, tapi kita tadi udah lewatin gerbang selamat datang kota cirebon belum, Ay?"

"Ehm, kayaknya sudah, Sa."

"Lupa, ya?"

"Coba liat."

Ayya menyerahkan ponselnya. Matahari mulai makin menunjukkan teriknya. Bulir keringat turun perlahan di sela dahi dan alis Aksa. Alisnya yang tebal seolah penyerap dan penghalang sempurna.

"Ini, Sa. Kamu keringetan banget." Ayya menyerahkan tissu pada Aksa.

"Gamau usapin?"

"Emang boleh?"

"Emang kenapa gak boleh?"

Keduanya terdiam seketika. Membentuk seuntai senyum penuh makna. Terik yang kian panasnya bercampur syahdu di mata mereka.

Tiittttt!!

Suara klakson mengagetkannya.

"Mas!! Disini rame, jangan berhenti di sini!!" Pekik salah seorang pengguna sepeda motor.

"Ayo, Sa. Jalan lagi aja." Usul Ayya.

Aksa mengangguk. "Iya, Pak. Maaf, ya."

Aksa pun segera melanjutkan perjalanannya. Di sepanjang jalan, mereka berdua terkekeh sendiri mengingatnya.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com