webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
194 Chs

Part 166 - Gerbang Mimpi Terakhir?

"Kenapa kita masih di sini? Bukankah sudah selesai?" keluh Nia.

"Entah. Mungkin ada semacam penutupan," celetuk Oky.

"Kita lihat saja. Apakah ini bakal jadi yang terakhir?"

"Apakah setelah sadar nanti, kita akan kembali?"

Cermin mimpi itu masih memutarkan kisahnya.

***

Craaaak!!

Sebuah piring jatuh seketika di tangan Ardi. Tak lain setelah melihat sebuah pesan whatsapp dari nomor tak dikenalnya.

"Apa sebenarnya? Siapa orang yang mengirim ini semua?" Gumamnya.

Matanya terbelalak seketika begitu melihat foto istrinya sedang berduaan dengan sosok laki-laki. Ya, bahkan laki-laki itu cukup dikenal ingatannya.

"Irfan? Ada apa dengan Aya dan Irfan? Aya gak mungkin mengkhianatiku!"

"Naak, ada apa?" suara lirih Ibunya Aya memanggilnya dari kamar.

"Sebentar ya, Bu."

Tadinya, Ardi akan mengambil piring untuk sarapan bersama. Sembari menunggu istrinya pulang. Perasaan menyesal agaknya cukup tergambar dalam wajah Ardi.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com